5 | Laura

21.4K 952 13
                                    

     SETELAH tadi dia berdebat sedikit dengan istrinya, Raka memilih untuk tidak pulang ke rumah. Sekarang, Raka sedang memarkirkan mobilnya di rumah Orangtuanya. Niatnya akan menginap sampai esok hari.

Dia membuka pintu rumah, dan langsung saja masuk ke kamar.

Seorang wanita paruh baya berjalan ke arah Raka, "Tuan, bapak dan Ibu sedang di rumah sakit." Katanya.

"Saya sudah tahu." Sahut Raka sambil terus berjalan.

Setelah sampai di kamar, dia menghempaskan tubuhnya di kasur king size. Diliriknya arloji, waktu sudah menunjukan pukul 5 sore.

                          ****

"Ma, kita pulang dulu ya?" Kata Tiffany, tiba-tiba.

Rahma menoleh, "Kamu naik apa Fan?"

"Taksi ma." Sahut Tifany dan tersenyum.

"Memangnya tadi Raka kesini, ngapain? ngajak kamu keluar, lagi." Gerutu Riyan.

Tiffany terkekeh, "Cuma tanya, aku kesini naik apa. Yaudah, Ma Pa. Aku sama Ibu pulang dulu, udah sore takut kemalaman, kasian sama Tomi."

Rahma dan Riyan mengangguk. Tiffany dan Tuti pun berjabat tangan sebelum keluar dari ruangan itu.

"Jaga kesehatan ya, Pa." Pesan Tiffany dan dia keluar bersama Ibunya.

      Sampai di rumah Ibunya, Tifany langsung pamit pulang karena dia harus membuatkan makan malam untuk Raka.

"Bu, Fany langsung pulang aja. Udah mendung juga takut hujan deras." Katanya, selesai meminum teh hangat.

"Hati-hati ya Fan, Ibu nggak bisa ngasih apa-apa ke kamu." Sahut Tuti.

"Harusnya aku yang ngasih apa-apa ke Ibu sama Tomi. Yaudah Bu, aku pulang dulu.

"Assalamualaikum." Tiffany berjabat tangan dengan wanita yang mulia itu dan keluar dari rumah kecil nan sempit.

Untuk pulang ke rumah, Tiffany memilih untuk menaiki ojek Karena tadi sore uangnya sudah ludes untuk membayar taksi.

     Sampai di rumah. Di liriknya arloji yang tergulung di tangan kiri, kini sudah menunjukan pukul 8 malam. Waktu memang tidak terasa, kalau kita menikmati hidup ini.

Seorang Maid berjalan lalang di depan Tiffany, Tiffany memberhentikan Maid itu dan bertanya, "Tuan sudah pulang?"

Maid itu menggeleng, "Belum Non."

Tiffany menghela napas dan memerintahkan Maid itu kembali beraktifitas. Dan dirinya masuk saja ke kamar. Ada untungnya juga jika Raka tidak ada divrumah, karena dia tidak usah repot-repot memasakan makan malam. Tapi... khawatir juga kalau Raka jam segini belum ada di rumah.

Andai Tifany memegang ponsel, pasti dia langsung menghubungi Raka dan bertanya dia ada dimana sekarang. Tapi sayang, ponselnya sudah dia gadaikan di adiknya.

Tiffany bisa saja menggunakan telepon rumah, tapi dia tidak ingat nomor suaminya.

                         ****

Dikamar, Raka sedang gerusak-gerusuk memegangi perutnya yang sedari tadi berbunyi nyaring.

Merasa sangat lapar, akhrinya Raka keluar dari kamar menuju dapur untuk mengambil makanan seadanya.

Dia menekan saklar lampu dan lampu pun menyala. Jam dinding menunjukkan pukul 1. Mana mungkin Raka akan membangunkan pembantu di rumah Orangtuanya hanya untuk membuatkan makanan untuknya dengan waktu semalam ini? Mungkin jika pembantunya itu adalah Tiffany, Raka mau-mau saja, karena Tiffany musuhnya.

Brittle (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang