TUJUH bulan sudah, usia kandungan Tiffany. Tepat di hari ini, ia berniat untuk cekUp ke dokter kandungannya.
Hari ini Tiffany pergi ke Rumah Sakit bersama Rahma dan Raka, mereka berjalan beriringan memasuki mobil Raka.
Raka membukakan pintu untuk Tiffany, tapi tiba-tiba tangannya ada yang mencekal. Raka membalikan tubuhnya dan ternyata Rahma.
"Kenapa kamu di belakang?" Tanya Rahma.
"Buat istri aku Ma.." Kata Raka dengan kepala melirik Tiffany yang ada di sebelah Rahma.
"Kalian duduk di depan. Mama yang duduk di belakang." Ucap Rahma lalu masuk kedalam mobil dan menutup pintu.
Raka berdecak sebal, tangannya mau tak mau harus membukakan pintu depan untuk istrinya.
Tiffany masuk ke dalam mobil, "Makasih.." ucapnya tulus walau tak ada jawaban dari Raka.
Mobil Raka pun berjalan menelusuri jalanan ibu kota.
Rahma memandang bergantian anak dan menantunya. Sedari tadi hanya kata diam yang wanita itu rasakan.
"Fan, kira-kira bayi kamu nanti laki-laki atau perempuan ya?" Ujar Rahma, membuka suara setelah 10 menit berdiam diri.
Tiffany memperhatikan Rahma lewat kaca, dia tersenyum lalu menjawab, "Se-kasihnya aja. Yang penting sehat."
Rahma ikut tersenyum mendengar jawaban Tiffany. Sedangkan Raka sibuk menyetir dengan perasaan hati yang terus menyumpah serapahi Tiffany.
Rahma melirik Raka, "Kalau kamu, Ra? Maunya laki-laki atau Perempuan?"
Raka tidak menjawab.
Karena tidak mendengar jawaban dari Raka, Tiffany menoleh. Dilihatnya, suaminya itu sedang memcekram kemudi dengan kuat.
"Raka? Jawab dong.." Ujar Rahma.
"Mmm.. ma? Pulang cekUp kita bikin nastar yuk?" Celetuk Tiffany.
Rahma seolah lupa dengan kekesalannya kepada Raka karena anaknya tidak mau menjawab. Beliau langsung menanggapi ucapan menantunya, "Emang kamu lagi pengin nastar?" Tanya Rahma.
Tiffany mengangguk, "Iya ma. Nggak tau juga.. penginnya nastar yang bikin sendiri.."
"Oh.. yaudah. Nanti kita bikin, di rumah Mama 'kan?"
"Iya."
Mobil Raka berhenti di parkiran RumahSakit Bunda, "Udah sampai." Kata Raka.
Saat melihat Raka hendak turun dari mobil, Rahma memekik, "Bukain sabuknya dong.. Kasian Tiffany."
Raka berhenti dan membukakan sabuk pengaman yang melingkar di tubuh Tiffany.
Sedangkan Rahma, sudah keluar lebih dulu.
"Makasih.." Ucap Tiffany, saat Raka selesai membukakan sabuk pengamannya.
Raka memutar bola matanya malas dan mengangguk lalu keluar untuk membukakan pintu Tiffany.
"Makasih.." Kata Tiffany lagi saat Raka telah membukakan pintu untuknya.
"Nggak usah makasih-makasih. Aku nglakuin ini tuh nggak ikhlas!" Tegur Raka.
Tiffany tak menanggapi teguran itu, dia melangkah meninggalkan Raka untuk menghampiri Rahma.
Mereka pun berjalan memasuki Rumah Sakit dengan Raka yang ada di belakang mereka.
"Duduk disini aja Fan, masih lama juga antriannya." Kata Rahma, menyuruh Tiffany untuk duduk di sebelah ibu-ibu hamil tua.
Tiffany mengangguk saja dan duduk di sebelah Rahma.

KAMU SEDANG MEMBACA
Brittle (Tamat)
Fiksi UmumTentang wanita dengan hati rapuh yang harus menerima kenyataannya. Menjalain hidup bersama suami yang tidak mencintainya selamat dua tahun ini.