10 | Dinner

16.4K 709 13
                                    

      BERJAM-jam menunggu langit berubah warna, akhirnya tersampai juga. Tiffany meletakan laptop di asal tempat dan berjalan menuju lemari.

Dia bingung, bingung akan menggunakan baju apa. Di lemarinya hanya ada T-Shirt, celana jeans, lingeri dan busana muslim.

Tiffany meraih sebuah T-shirt berwarna putih, yang bertuliskan 'Im Crazy For You' dan celana jeans.

Apa dia harus memakai pakaian seperti itu? Di saat hari bahagianya dan untuk kali pertamanya dinner bersama Raka? Tiffany tidak ingin merusak moment langka ini. Dia harus tampil elegan.

"Kenapa harus di cuci di hari yang penting ini sih?" Gerutunya, dia masuk ke dalam kamar mandi untuk berganti baju.

Sepertinya Tiffany akan memakai pakaian itu. Karena tidak ada pilihan lain. Jika memakai lingeri, apa itu pantas? Sepertinya tidak sama sekali. Dan kalau memakai baju muslim dan berhijab? Sepertinya juga tidak, karena Tiffany tidak terlalu bisa untuk memakai hijab.

Keluar dari kamar mandi, sudah memakai pakaian itu. Tiffany berjalan menuju cermin, mengamati penampilannya malam ini.

"Yang seharusnta memakai gaun malam, malah memakai pakaian biasa." Gumamnya.

Tiba-tiba ponselnya atau ponsel Eva itu bergetar tanda ada pesan masuk. Cepat-cepat Tiffany meraih ponsel itu.

Mas Raka :

Cepat!! Atau aku batalkan!

    Tiffany menyimpan ponselnya di saku jeans dan berlari keluar dari kamar, menghampiri kamar Raka. Di bukanya kamar itu dan Tiffany tidak menemukan Raka. dimanakah lelaki itu?

Tiffany menuruni anak tangga dan dia melihat Raka sedang duduk di sofa. Tiffany tersenyum dan berlari menghampiri Raka yang disana.

"Ehmm.." Tiffany berdehem.

Raka menoleh, dia berdiri memandangi penampilan Tiffany.

"Kamu mau malu-maluin, aku?" Kata Raka, penuh penekanan.

Tiffany memejamkan mata. Dia terlalu takut, "Di.. di lemariku nggak ada baju lagi, ada tapi hanya lingeri dan baju muslim." Katanya.

"Jawab pertanyaanku!"

"Nggak! aku nggak bermaksud mempermalukan."

Sebenarnyaa Raka ingin sekali tertawa, melihat ekspresi wajah Tiffany yang merah padam dengan mata yang tertutup dan persaan gugup.

"Apa perlu? Makan malam ini di batalkan?"

Tiffany membuka matanya dan tangannya sontak memegangi tangan kanan Raka, seolah dia memohon. "Jangan!"

Raka menepiskan tangan Tiffany, "Dan aku biarin kamu pakai baju abal-abal kayak gini?"

"Untuk kali ini aja, pleasee..."

Raka tersenyum, "Kayaknya kamu lebih memilih menghargai acara ulang tahun teman kamu dibanding acara makan malamku."

Deg.

Seketika ingatan-ingatan yang Tiffany hendak hapus telah kembali lagi ke otaknya. Gara-gara ulangtahun itu, diri Tiffany menjadi kotor.

Brittle (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang