16. Her name is Clara

43.8K 2.7K 94
                                    


"Jadi kau benar-benar jadian dengannya?" pekik Eleanor ketika aku selesai bercerita padanya tentang kejadian kemarin dulu. Seperti biasa, toko sepi. Akhir-akhir ini entah kenapa toko jadi sepi...

"Iya. tapi cuma satu bulan kok." ucapku sambil membuka iphone Harry ,aku jadi penasaran apa isinya,hehe.

"Itu kan jika kau tidak jatuh cinta padanya,jika kau jatuh cinta padanya,ceritanya lain lagi." ucapnya .

"Ciee....iPhone nya baru ya?" ucap El lagi,aku menggeleng.

"Bukan. ini punya Harry" ucapku. El menatapku kaget.

"Wow! kau dan Harry sudah seperti pasangan pada umumnya tau! kalian saling bertukar ponsel,si cewek memeriksa ponsel pacarnya,lalu---"

"Stop, El! Itu terdengar menggelikan tau. lagipula dia memberiku iphone nya hanya agar dia mudah menghubungiku,itu artinya agar sia bisa mengangguku 24 jam nonstop" ucapku. Eleanor hanya terkikik kecil .

"Betapa romantisnya Harry...aku jadi penasaran padanya...aku pernah melihat Zayn dan Niall tapi tidak pernah melihat yang tiga orang lagi.." ucap El,bertepatan dengan ucapannya itu,pintu toko terbuka,aku pun bersiap menyambut pengunjung,tapi tak jadi ketika aku melihat bocah keriting itu yang datang ke toko. Dan di belakangnya,ada Louis.

"Mau apa kau kesini?" ucapku sebal padanya. El menatapku bingung.

"Hey,itu pembeli lho..." bisik El,sekarang aku yang menatapnya.

"Dia Harry, El." gumamku. Seketika itu El menjadi mengerti.

"Aku mau menjemputmu." ucap Harry .

"Shift Kerjaku baru berakhir jam sembilan,Harry." Jawabku, berusaha sabar. Ia melihat jam nya yang pasti saat ini menunjukkan pukul setengah delapan malam.

"Tidak bisa dipercepat kah? Aku mau mengajakmu pergi." ucapnya sambil kembali menatapku.

"Aku tidak mau pergi. Aku lelah,besok juga harus sekolah." tolakku, Harry memutar mata.

"Besok Sabtu,for your information." Ucap Louis sambil terkekeh kecil. aku mendengus.

"Terimakasih untuk informasinya,mister Louis whatever your last name is" ucapku sarkas.

"Hey!don't sassy me,i'm the sass masta." ucapnya keras,aku memutar mata sedangkan kulihat Eleanor yang tertawa kecil melihat tingkahnya.

"Btw,kenalkan ini Eleanor,ia teman kerjaku. umurnya seperti kita tapi dia tidak pergi ke sekolah yang sama dengan kita." ucapku sambil merangkul El.

"Hello,love. my name is Louis." ucap Louis sambil menjabat tangan El ramah. I like Louis already, dia tidak membedakan teman.

"Aku Eleanor..senang bertemu denganmu." ucap El manis. aku menatap Harry yang bersedekap dengan angkuhnya

"Harry. kenalkan,ini Eleanor. sahabatku." ucapku dengan penekanan di kata sahabat. Harry terdiam menatapku, kami saling menatap selama beberapa saat,hingga akhirnya ia kalah dan akhirnya menjabat tangan El

"Aku Harry." ucapnya sambil menjabat tangan Eleanor. Temanku itu tersenyum kecil.

"Aku tau. Vanilla sering bercerita tentangmu." ucapnya,aku memelototi El sedangkan Harry tersenyum lebar.

"Really? yang baik-baik atau yang jelek-jelek?" Tanya Harry.

"Yang jelek tentu saja." ucapku langsung sebelum Eleanor berkata yang tidak-tidak. Harry mendengus dan menatapku.

"Tidak bisakah kau pulang sekarang?" tanyanya lagi.

"Tidak bisa. apa kau tidak lihat banyak sekali kue yang tersisa? Aku tidak bisa pulang sebelum toko tutup atau kue ini habis." ucapku.

Little White LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang