8. revenge

88.1K 6.3K 381
                                    

Vanilla Sky Anderson

Aku memegangi pipiku yang baru saja dicium Zayn.

Oh my fuckin giraffe, he kissed me! in the cheek!

I can't believe it...

Aku tau, mungkin baginya ciuman tadi tidak berarti apa-apa, tapi bagiku itu sangat berarti. 

I mean...

Hey! kau pasti akan sepertiku kan jika orang yang kau suka menciummu?!!!!

Dan lagi..senyumannya dan ucapannya tadi telah membuatku kembali kuat dan semangat lagi.

Aku pasti akan terus maju , gotta keep my head held high. for me,and for Zayn.

Sekali lagi, aku memuaskan diri untuk senyum-senyum karena sebentar lagi aku akan menghadapi musuh lagi.

*****

Aku berlari kearah kerumunan orang di depan sekolahku, kan aku juga ingin tau kenapa mereka berkerumun disitu...

Aku berjinjit agar bisa melihat lebih jelas lagi mengingat aku berada di barisan belakang. para mutan raksasa ini tidak mengijinkan aku lewat,anyway..

Jadi, aku hanya bisa berjinjit dan menyipitkan mata agar bisa melihat lebih jelas kejadian di depan ini.

Ketika aku bisa melihatnya, seketika itu juga mataku membulat,dan aku langsung menerobos keramaian dan menghampiri Amy yang menangis histeris.

"Ngapain kalian liat-liat? fuck off!" desisku ke penonton. mereka memberiku ejekan , tapi mereka pergi juga.

"Amy! Kau kenapa?!" ucapku panik dan menghampiri Amy yang menangisi sepedanya yang sudah tidak berbentuk sepeda lagi. Ketika ia melihatku ia langsung memelukku dan menangis di pelukanku.

"Me-mereka....meru-sak...se-peda-ku..." ucapnya terbata. Aku tau betul, ia pasti sedih.. Karena sepeda itu hasil kerja kerasnya sendiri,sepeda itu yang selalu mengantarnya sekolah,dan dia harus menabung intuk bisa beli sepeda itu. tapi kini , sepeda itu rusak. bukankah itu berarti dia harus nabung lagi hanya untuk bisa beli sepeda?

"Mereka siapa?" ucapku berang. aku sebetulnya sudah tau siapa yang melakukannya,tapi aku ingin memastikan saja sih.

"Ha--Harry...dan gang nya." ucapnya kembali terisak. aku langsung tambah berang.

"Kenapa mereka melakukan itu padamu?" Ucapku.

"Ha-harry menyuruhku untuk menjauhimu.. Tapi...aku menolak...kau teman pertamaku dan aku nyaman bersamamu.. Aku tidak mungkin bisa menjauhimu.." isaknya. Aku terharu mendengar ucapannya. Gadis ini benar-benar baik dan tulus..

"Sudah kubilang kan, Am..kau tidak usah dekat-dekat aku lagi karena aku tidak ingin kau mendapat masalah.." ucapku lembut dan mengelus rambutnya.

"But... i can't.. kau selalu membelaku dan berkorban untukku.. aku juga ingin membelamu..kau adalah sahabatku..bukankah itu guna sahabat?" isaknya,aku tersenyum dan memeluknya lebih erat lagi.

"Baiklah...stop crying,ok? aku akan membalas perbuatan mereka.." ucapku. Amy melepas pelukannya dan cepat-cepat menggeleng.

"Please don't..aku tidak ingin lau semakin digencet mereka." ucapnya. aku tersenyum lebar.

"Don't worry. i'm a tough girl." ucapku sambil menepuk dadaku. Ia tersenyum kecil.

"Aku serius...kau--"

"Jangan khawatir, ok? aku akan baik-baik saja. sekarang,lebih baik kau pulang dulu. aku akan memanggilkan taksi untukmu." ucapku sambil memberdirikan sepeda Amy dan meminggirkannya.

Little White LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang