4. You will die

101K 6.5K 497
                                    

"Lihat... Anthony akhirnya keluar dari sekolah. Katanya ia sudah tidak kuat lagi karena di bully 1D."

Saat aku dan Amy berjalan ke kelas berikutnya, kami melihat koridor sangat ramai, semua orang berkerumun dan melihat salah seorang siswa yang sedang mengemasi barangnya dari loker.

Belum genap dua bulan aku bersekolah disini, tapi aku sudah dua kali melihat penindasan di depan mataku.

Yang pertama Ryan, dan kemudian pria bernama Anthony ini.


Sungguh, dimana sih hati nurani Harry dan gang bodohnya itu?!

Kenapa mereka suka sekali menindas yang lemah dan berada di bawah mereka?

"Kenapa lagi dia?" bisikku pada Amy.

"Oh... Katanya waktu itu Anthony mengejek 1D." bisik Amy.

Aku menghela napas.

Boys, selalu mengutamakan harga diri dan kekuasaanya. tidak pernah pakai logika.

Ingin rasanya aku menghajar mereka berlima.

Atau menghajar Harry saja. Apalagi mengingat fakta bahwa Harry jauh lebih agresif dan kasar dibanding teman-temannya yang lain.


Nah itu mereka,

Seperti biasa, Harry berjalan paling depan. belakangan ini, aku tau bahwa Harry pimpinan mereka.

"Kau sudah sadar kan siapa yang berkuasa sekarang?" Ucap Harry sambil tersenyum tengik. ia mendekati Anthony dan berbisik di telinganya, tapi kami masih bisa memdengarnya dengan sangat jelas.

"Lain kali, lihat dulu siapa lawanmu." bisiknya.

Ia tersenyum licik lalu berjalan melewati Anthony yang berdiri mematung.

Ia kemudian menendang kursi di dekatnya kuat-kuat, menyebabkan kursi itu terlempar ke tempatku dan Amy berdiri, membuatku terkejut.

Harry berjalan dengan cuek nya, tanpa menyadari bahwa ia baru saja merusak kursi yang tak bersalah.

Niall, Louis dan Liam pun berjalan di belakangnya.

Aku mengamati mereka berempat dengan sebal, sombong sekali sih mereka!


Omelanku terhenti ketika aku melihat sosok Zayn yang menunduk di depanku. Ia mengambil dan memberdirikan kursi itu lagi, membuatku terbengong-bengong karena tidak menyangka bahwa dia akan melakukannya.


Zayn yang sepertinya sadar bahwa aku memperhatikannya jadi mendongak dan menatapku.

Mata kami berjumpa,

Tapi kali ini rasanya aku seperti terhipnotis pada mata coklat itu.

Kali ini, aku tidak mengalihkan pandanganku.


Kami bertatapan cukup lama, sampai akhirnya terdengar suara Harry.


"Zayn! Sedang apa kau? Cepatlah!" Ucap Harry.

Little White LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang