13. The deal

84.1K 5.9K 286
                                        

Keesokan harinya...

Vanilla Sky Anderson

Aku berjalan memasuki area sekolah dengan ekstra hati-hati. Ya, harus penuh dengan rasa hati-hati karena aku tidak tau apa yang akan menyambutku nantinya..

Tapi ternyata, pagi ini keadaan aman terkendali. Tidak ada satu orang pun yang menggangguku. Hal ini cukup membuatku lega, walaupun aku masih curiga sih..

Habisnya.. Kenapa tiba-tiba jadi tenang begini? biasanya kan aku selalu disambut ulah dan gangguan dari mereka.

"Bagaimana keadaanmu?"

Aku terkejutkan oleh suara dan sosok Zayn yang tiba-tiba sudah berada di depanku.

Aku pun mengusap jantungku, menunjukkan bahwa Zayn baru saja membuatku kaget. "Duh,kau ini selalu muncul tiba-tiba dan membuatku kaget." gerutuku. Zayn hanya membalas gerutuanku dengan senyuman.

"Maaf. Jadi, bagaimana keadaanmu?" ulangnya lagi. Aku memutar mata mendengar pertanyaan nya yang ia ulang itu.

"Aku sudah kembali sehat dan bugar seperti biasa, jangan khawatir." ucapku. Zayn tersenyum.

"Syukurlah.aku takut kau kenapa-kenapa" ucapnya sambil menepuk puncak kepalaku.

Ugh....kalau dia melakukan ini padaku, bagaimana aku bisa move on?!

Bagaimana bisa aku melupakannya ?

Aku tau dia tidak mempunyai perasaan yang sama padaku, apalagi dia hanya menganggapku teman.

Yup. Aku terjebak di friendzone.

Dan saat ini akuberusaha untuk menghilangkan perasaan sayangku untuk Zayn.

Walaupun aku yakin hal itu pasti tidak mudah..

Lagipula, aku tidak mau berharap terlalu tinggi tentang hubungan kami, aku takut jatuh..


"La? Kok diam saja? Ada yang sakit lagi ya?" Tanya Zayn, cepat-cepat aku menggeleng.

"Ah tidak kok.. Aku tidak apa-apa. eh,kau jam pertama apa?" ucapku mengalihkan pembicaraan. Aku tidak ingin membuat Zayn khawatir padaku.

"Kau yakin kau tak apa?" tanya Zayn penuh selidik, aku menghela napas. Susah sekali mengalihkan pembicaraan jika lawan bicara ku Zayn. Dia cerdas dan tidak mudah terpancing. ugh.

"Aku yakin,Zayn.." ucapku lagi. ia mengangguk.

"Baiklah. Aku jam pertama pelajaran matematika di ruang 32, kau?" ucapnya.

Aku tersenyum mendengarnya. "Kita sama kok kelasnya! Ayo kita ke kelas sekarang." Ucapku sambil menarik tangan Zayn. Sebut aku cari kesempatan dalam kesempitan, tapi sumpah, hanya sentuhan Zayn yang bisa membuatku seperti tersengat listrik..

Aku dan Zayn berjalan menuju kelas sambil berbincang-bincang. Tak lama , kami sampai di kelas. Aku dan Zayn pun memasuki kelas, lalu akupun langsung berjalan menuju bangku ku, gapi tangan Zayn mencegahku.

"Lihat papan tulis." ucapnya sambil tidak melepaskan pandangannya dari papan tulis yang ada di depan kelas. aku pun mengikuti arah tatapan Zayn.

Betapa kagetnya aku mendapati tulisan yang super besar dan super jelek berada di papan tulis itu. Setelah aku baca,rasa kagetku semakin menjadi.




MULAI SEKARANG JANGAN GANGGU NALA LAGI. JIKA MASIH ADA YANG MENGGANGGU NALA,SIAP-SIAP MENGHADAPI AKU!

-HS-

Little White LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang