34. Apologize

67.8K 4.8K 300
                                    

Amy Hills


Aku terduduk lesuh di samping Vanilla yang terbaring di ranjang. Vanilla yang malang...rasanya pasti sakit saat bola menghantamnya tadi..dan aku yakin,saat ia sadar nanti,ia pasti sangat murka ketika tau bahwa Harry lah yang melempar bola ke arahnya tadi. Tapi kurasa,rasa marahnya hilang ketika dia tau bahwa orang yang menyelamatkannya adalah---


"Amy?dimana aku?" aku tersadarkan oleh suara lemah Vanilla,thanks god dia sudah sadar sekarang.

"Kau di klinik sekolah,tadi kau pingsan karena kelelahan,sekaligus karena kerasnya bola yang menghantam kepalamu." ucapku . ia menatapku lalu terlihat cengiran di wajahnya.
"Really? aku pingsan hanya karena bola? betapa lemahnya aku." ucapnya sambil tertawa,aku ikut terawa bersamanya.

"Lalu?siapa yang membawaku kemari?" tanya Vanilla lagi,pertanyaan nya membuatku terdiam. Bagaimana ini? apakah aku harus mengatakan yang sesungguhnya padanya,atau aku harus berbohong seperti yang orang itu suruh?

-Flashback-

Aku berlari mengikuti laki-laki yang sedang menggendong Vanilla ini,ia tampak sangat khawatir pada Vanilla yang tengah pingsan . Ia terus berlari menuju klinik sekolah,dan ketika sudah sampai,ia langsung merebahkan Nala ke ranjang klinik dengan perlahan dan penuh rasa hati-hati,seolah Vanilla adalah sebuah kaca yang mudah pecah.

"Tunggu disini!aku akan memanggil dokter sekolah!" perintahnya sambil berlalu,kurasa dia mencari dokter sekolah di ruangan nya. Keadaan klinik ini memang sangat sepi,hanya ada kami bertiga disini.

Tak lama,dia kembali bersama Miss Arina yang berjalan di sebelahnya.

"Cepat periksa dia,dok!" lagi-lagi lelaki di sebelahku ini memerintah orang dengan seenaknya,dan kurasa Miss Arina sudah hafal tabiat bocah ini karena miss Arina sama sekali tidak mengeluh atau menegurnya. Seperti biasa,lelaki ini berkuasa penuh.

"Dia tidak apa-apa. Dia hanya kelelahan dan sedikit mengalami dehidrasi,mungkin karena teriknya matahari dan karena kelelahan tadi. tapi,kenapa ada benjolan di kepalanya?" ucap miss Arina,ia menatapku seolah malas berbicara dengan orang yang berdiri di sebelahku.
"Anu...tadi dia terkena bola." ucapku. miss Arina mengangguk mengerti.
"Oh.. kalian tidak perlu khawatir,ia tidak mengalami gegar otak atau apa. ia pingsan karena kelelahan,dan dia hanya mengalami luka kecil di siku nya." ucap miss Arina sambil mengobati luka kecil di siku Nala. "Tunggu sebentar." ucapnya,ia lalu berlalu dan tak lama kemudian kembali dengan membawa sebotol air mineral dan sebungkus obat.
"Jika ia sudah sadar nanti,sebaiknya kalian menyuruhnya untuk meminum obat ini." ucap miss Arina sambil menatap kami bergantian.
"Dan kau harus bisa menjaga kekasihmu,mister---"
"Dia bukan kekasihku,ok?" potong bocah di sebelahku,miss Arina menatapnya dengan alis terangkat,lalu menggeleng kan kepalanya.
"Baiklah. terserah kalian saja. Kurasa sebentar lagi miss Anderson akan sadar." ucap miss Arina,aku berterimakasih padanya , dan ia menjawab ucapan terimakasih ku dengan senyum manisnya.

Setelah miss Arin pergi,bocah lelaki di sebelahku ini menarik tanganku,membuatku menghadap dirinya. kulihat ia yang sedang menatapku serius,membuatku sedikit takut.

"Dengar,kau harus merahasiakan ini dari nya. Jangan bilang padanya jika akulah yang membawa nya kemari,ok?" ucapnya dengan nada memerintah--seperti biasa--

"Tapi kenapa?" Ucapku heran. Dia menatapku tajam,membuat nyali ku semakin ciut. bagaimana pun,dia tetap penguasa sekolah.. tidak akan ada yang berani macam-macam dengannya,kecuali Nala..

"Pokoknya jangan bilang jika aku yang membawa nya kemari. bilang saja Zayn yang membawa dia kemari,ok? aku tidak mau dia tau dan aku tidak mau dia menganggap bahwa akulah yang menyelamatkan nya!" ucapnya tegas . walaupun ia menatapku dengan sorot mata tajam yang terlihat seperti mata iblis,tapi aku bisa merasakan sedikit kesedihan di dalam nya..

Little White LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang