Nala menarik napas dalam sebelum memasuki kamar inap Zayn.
Rasanya Nala belum siap bertemu dengan Zayn. Ia takut Zayn berpikir yang tidak-tidak tentang Nala.. Nala takut Zayn berpikir bahwa Nala adalah gadis plin-plan, sehari bilang cinta pada Zayn, besoknya langsung jadian dengan orang lain..
Nala takut Zayn menganggapnya gadis murahan.. Nala takut Zayn salah paham..
Padahal Nala melakukan ini semua demi Zayn.. Apalagi tadi Zayn sempat menyatakan perasaannya pada Nala.
Dan salah satu hal yang membuat Nala semakin gugup dan takut, Harry daritadi tidak melepaskan tangan Nala, Harry terus mengenggam tangan Nala seakan takut jika genggaman nya dilepas, Nala akan lari darinya.
Nala sendiri rasanya ingin menceburkan diri ke segitiga bermuda saja ketika Harry menggandeng nya terus.
"Kenapa diam? kau tidak mau masuk?" tanya Niall yang sudah membuka pintu kamar. Belum sempat Nala menjawab pertanyaan Niall, Harry sudah menarik tangan Nala dan mengajaknya masuk.
"Kau harus minta maaf padanya." bisik Nala ke Harry. Harry menatap Nala datar.
"Tidak usah kau suruh juga aku akan meminta maaf padanya." jawab Harry datar, membuat Nala sebal dan diam-diam mengejek Harry.
Nala, Harry, Liam, Louis dan Niall sudah berada di dalam ruang rawat inap Zayn. Mereka bisa melihat sosok Zayn yang sedang terbaring lemah di atas ranjang sambil melamun dan menatapi langit-langit kamar. Seketika itu juga Nala merasa sangat bersalah.
Harusnya dia ada di dekat Zayn saat Zayn tersadar tadi... Bukannya meninggalkan Zayn sendirian seperti ini..
"Mate.. Bagaimana keadaanmu?" ucap Niall, membuat Zayn tersadar dari lamunan nya dan menatap kearah pintu tempat berdiri tamunya itu.
Zayn merasa sedikit senang atas kehadiran sahabat-sahabatnya itu,
Namun ketika tatapan Zayn terjatuh pada tangan Harry dan Nala yang menyatu, perasaan senang itu meluap dan berganti perasaan sakit yang menyesakkan dada.
"Tidak pernah sebaik ini, mate." jawab Zayn sambil berusaha tersenyum dan menyembunyikan rasa sakitnya.
"Look mate. I'm sorry.. Ini semua salahku, maafkan aku. Aku terbawa emosi dan akhirnya aku malah berbuat bodoh dan menempelkan kertas keramat itu padamu.. Maafkan aku.." ucap Harry, Zayn tersenyum.
"Aku sudah memaafkanmu, Harry. Aku juga minta maaf. Lagipula, aku ini sudah tau dari dulu kalau kau bodoh, tidak seperti aku yang jenius sejak lahir." ucap Zayn bercanda, membuat Harry, Niall, Louis dan Liam tertawa.
Nala tersenyum kecil namun tidak berani menatap Zayn.
"So, we're cool now?" ucap Harry.
"Yup. come here bro, give me a hug." jawab Zayn. Harry terkekeh dan melepaskan tangan Nala lalu berjalan mendekati Zayn dan memeluknya.
"Lain kali kau saja yang pukul aku, jangan suruh orang lain." canda Zayn. Harry tertawa dan menepuk punggung Zayn.
"Aku tidak tega memukulmu,bro." Jawab Harry.
"Bukan tidak tega, gapi tidak berani." canda Louis,kembali membuat mereka tertawa.
"Jadi sekarang kita kembali akrab lagi kan? One direction tetap berlima kan?" tanya Niall. Zayn dan Harry mengangguk.
"Tentu saja. one direction akan selalu berlima,dan sampai mati pun cuma kita anggotanya." ucap Harry dengan wajah seriusnya.
"Syukurlah...tolong kalau ada masalah lagi, selesaikan dengan baik-baik. jangan seperti ini lagi, jangan ada pertengkaran lagi. Karena jika ada pertengkaran dan perpecahan,kami yang pusing." ucap Liam bijak.teman-temannya mengangguk setuju.

KAMU SEDANG MEMBACA
Little White Lies
FanfictionVanilla Anderson mempunyai segala sesuatu yang diidamkan seluruh gadis di dunia ini. Ia cantik, kaya, pandai, hidupnya sangat sempurna. Tapi,Nala (panggilan akrab Vanilla) merasa bahwa hidupnya malah tidak enak karena selama ini ia selalu dikeliling...