"Nala.... kau tak apa? kenapa kau menangis?" aku menoleh kearah Amy yang berjongkok di sebelahku, aku pun langsung memeluknya.
"My heart hurt..." isakku. Dia mengusap rambutku menenangkan.
"Aku tau perbuatan Harry tadi keterlaluan... Tapi kau kan biasanya tidak menangis seperti ini.." ucapnya.
"Ini bukan soal Harry! ini tentang Zayn.. aku menyukainya dan dia malah mengucapkan perkataan itu padaku..dia tidak perduli padaku..dia tidak mempunyai perasaan yang sama padaku..aku...patah hati.." isakku lagi.
"Oh my Nala....i'm so sorry...." ucapnya.
"Don't, ini bukan salahmu." ucapku sambil melepaskan pelukanku padanya. Aku menghapus air mataku dengan lengan sweater ku.
"Harry berengsek!dia merebut ciuman pertamaku!dan dia...well...dia membuatku kehilangan Zayn..." ucapku pelan. Amy menepuk bahuku.
"Sudahlah,La...mungkin lebih baik kalau mulai sekarang kau lupakan Zayn...dan,jangan marah padaku,tapi kurasa Harry menyukaimu." Ucap Amy.
"Omong kosong." ucapku kesal.
Harry menyukaiku? ewh.
"Habisnya dia sering sekali mengerjaimu,biasanya kalau ada pelaki yang selalu mengerjai dan menggoda perempuan, itu artinya lelaki itu suka sama perempuan yang ia goda, lelaki itu hanya ingin menarik perhatian si perempuan.." ucap Amy, aku menggelengkan kepalaku.
"Mungkin ada lelaki yang seperti itu. Tapi satu yang aku yakini, Harry tidak menyukaiku. Ia hanya menjadikan aku mainannya dan hiburannya." ucapku datar.
"Tapi--"
"Sudahlah Am, aku tidak ingin membahas ini.. Aku ada kelas, ayo kita turun." ucapku , Amy pun mengikutiku turun dari balkon atas.
****
"Hey, Vanilla!" aku merasakan tubuhku didorong sehingga menabrak dinding. Bukan hanya satu orang yang mendorongku, tapi ada empat orang !
"Apa-apaan nih?" ucapku datar. Tiba-tiba, perempuan yang pernah aku lempari kamus maju dan menamparku. Aku tentu saja memberontak, tapi tanganku di pegangi oleh dua orang!
"Heh! kan sudah ku bilang,jauhi Harry! kau itu mengerti bahasa manusia tidak sih?! Berani mencium Harry juga, dasar perempuan jalang! " teriaknya tepat di wajahku.
"Dengar ya, Harry sendiri yang mendekati ku dan dia sendiri yang mencium ku! Aku sendiri juga jijik, tau!" teriakku balik. lalu dia kembali menamparku lagi.
"Kau tau tidak sih kau sedang bicara dengan siapa?! kau itu sedang bicara dengan Charlene Malcom! yang sopan padaku atau aku bisa membuatmu di keluarkan dari sekolah ini!" teriaknya lagi, aku mendesis dan tertawa mengejek. dia mau mengeluarkan aku? HAHA. TIDAK. MUNGKIN. BISA.
"Kenapa kau tertawa?meremehkan Charlene ya?" kini aku merasakan seseorang yang menjambak rambutku .
"Nyolot banget sih jadi orang?! dasar gadis miskin kampungan!" Dua orang yang memegangi tanganku dengan erat itu pun mulai menendangku . Aku menahan rasa sakit ini dan berusaha terlihat kuat.
"Dengar ya! Kau boleh meminta kepala sekolah untuk mengeluarkan ku sekarang juga, tapi kau pasti kecewa karena ia tidak bisa melakukan apa yang kau minta." ucapku sewot dan dingin, dia memukulku,cukup keras sehingga membuat bibirku berdenyut. sialan .
"Jangan sok deh! Kau itu bukan siapa-siapa disini!" serunya marah.
"Halooooo?!!! kau yang bukan siapa-siapa disini! aku itu a--" ucapanku terhenti tiba-tiba.
Tidak,bukan waktu yang tepat untuk membongkar identitasku.
"Kau itu apa,ha?!" jambakan di rambutku semakin mengeras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little White Lies
FanfictionVanilla Anderson mempunyai segala sesuatu yang diidamkan seluruh gadis di dunia ini. Ia cantik, kaya, pandai, hidupnya sangat sempurna. Tapi,Nala (panggilan akrab Vanilla) merasa bahwa hidupnya malah tidak enak karena selama ini ia selalu dikeliling...