Dua tahun kemudian...
- Zayn Pov -
Aku mondar mandir menyusuri ruang ganti Vanilla,sedangkan dia saat ini sedang duduk manis dan di rias oleh penata rias nya.
"Zayn? kau bisa duduk sebentar tidak? aku pusing melihatmu mondar-mandiri begitu." ucap Vanilla sambil mengamatiku yang daritadi tidak bisa diam.
Terlihat sekali ada rasa bingung dan heran di wajah cantiknya. Mungkin dia bingung melihatku yang bertingkah aneh seperti ini.
Andai saja dia tau kenapa aku bisa sepanik ini...
Andai saja dia tau apa alasan ku menjadi gugup seperti ini.."Zayn? duduk sini." Lamunan ku terbuyar ketika mendengar suara Nala yang saat ini sedang menepuk-nepuk kursi di sebelahnya,menyuruhku untuk duduk di kursi itu.
Aku menarik napas dan menghempaskan diri di sampingnya.
"Kau kenapa,Zayn? kau terlihat gugup? kan yang tampil aku,kenapa kau yang gugup?" ucapnya sambil nyengir.
Ya,saat ini Nala akan tampil di hadapan ratusan,bahkan ribuan orang di gedung pertunjukkan ini.
Dia sudah kembali ke dunia musik seutuhnya.
Dia kembali menjadi pianis terkenal di dunia.
Dia sudah lulus dari Juilliard,dengan nilai dan prestasi yang sangat membanggakan.Dan saat ini,ia mengadakan konser tunggal nya.
Konser Nala disambut meriah oleh semua penggemar musik. Bahkan menurut kabar,konser Nala menjadi konser terlaris sejak tiga tahun ini. tiket yang dijual habis dalam sehari,karena banyak orang yang ingin menyaksikan kembali Vanilla Sky,si pianis cilik yang hebat."Kau tidak merasa gugup?" tanyaku padanya,ia menatapku dari kaca sambil tersenyum. Dan kemudian ia mengenggam tanganku.
"Kau bercanda? aku sangat gugup. Tapi rasa gugupku berkurang ketika ingat bahwa kau ada disini untukku." Ucapannya ini membuat senyumku mengembang.
Dear god,aku pasti sangat mencintai gadis ini..
"Lalu.. kenapa kau terlihat gugup juga? kelihatan nya kau yang mau tampil,bukan aku." canda nya lagi,aku hanya tertawa.
"Aku gugup untuk mewakili kegugupan mu." jawabku seadanya,ia hanya tertawa.
"Nala,make up mu sudah selesai. aku akan memanggilkan penata rambutmu ya,kau tunggu disini sebentar." Ucap penata rias Nala yang disambut anggukan dari nya,dan kemudian orang itu keluar dari ruang ganti ini.
"Zayn.. aku mau berterimakasih padamu.. Jika bukan karena kau,aku pasti tidak akan berada di sini. jika bukan karena kau,aku pasti tidak akan mau main musik lagi,main piano lagi,bahkan aku pasti tidak mau kuliah di Juilliard." Ucapnya sambil mengenggam tanganku lebih erat lagi.
"Dan aku berterimakasih,karena kau sudah menjadi motivasi ku,inspirasi ku,sumber kekuatanku,semua nya. terima kasih,Zaynie." ucap nya lagi,kulihat matanya yang indah itu tengah berkaca-kaca,dan aku dengan cepat mengecup keningnya .
Aku menahan bibirku di keningnya selama lima detik,berharap agar dia tau bahwa aku sangat mencintainya. Setelah itu,aku mencium pelupuk matanya,hidung nya,pipinya,dan kemudian bibirnya,membuat dia tersenyum saat bibir kami bertaut.
"Terima kasih karena sudah mengijinkanku untuk menjadi bagian dalam hidupmu." bisikku,ia tersenyum.
"I love you,Vanilla Anderson. i've been crazy for you all this time." Dia mengecup bibirku ketika aku mengucapkan kata itu.
"And i love you,Zayn Malik. Kau tidak tau bahwa selama ini kau adalah penyelamatku." jawabnya,dan aku pun memeluknya erat.
God...
Aku sangat mencintai gadis di pelukan ku ini..

KAMU SEDANG MEMBACA
Little White Lies
FanfictionVanilla Anderson mempunyai segala sesuatu yang diidamkan seluruh gadis di dunia ini. Ia cantik, kaya, pandai, hidupnya sangat sempurna. Tapi,Nala (panggilan akrab Vanilla) merasa bahwa hidupnya malah tidak enak karena selama ini ia selalu dikeliling...