20. Panic

81K 5.4K 273
                                    

Vanilla Anderson

Aku berjalan memasuki sekolah bersama Harry yang ada di sebelah ku. Sedangkan Louis,Niall,Liam dan Zayn berjalan di belakang kami. Aku tidak tau kenapa mereka berempat mau saja berjalan di belakang Harry seperti ajudan. Mereka aneh.

Harry menggenggam tanganku erat. Biasa nya aku akan protes tapi kali ini aku hanya diam saja karena aku terlalu lelah.

Gila saja,kemarin setelah pesta ulang tahun Harry yang sangat menyenangkan itu,dia baru mengantarku pulang jam satu malam. hasilnya sekarang aku sangaaaat ngantuk dan tidak mempunyai tenaga untuk protes.



"Nala! Kau dengar ucapanku tadi tidak?" seru Harry tiba-tiba,aku mengerjapkan mata kaget.

"Apa sih? Tidak usah pakai teriak-teriak bisa gak sih?" omelku akhirnya.

"Habis nya dari tadi aku bicara tapi kau tidak mendengarkan!" serunya.

"Aku ngantuk,dan ini salahmu tau!" seruku balik.

"Masih pagi,jangan mulai pertengkaran  kalian dulu..." Potong Louis sambil menatap kami heran,mungkin dia heran kenapa kami biaa berdebat setiap saat. Aku sendiri saja heran kenapa aku selalu punya bahan untuk berdebat dengan kepala batu ini.

"Dia yang mulai!" seruku dan Harry bersamaan sambil saling menunjuk.

ugh,aku mendesis padanya dan dia mendesis padaku.

"Bukankah kalian manis dan cocok sekali? bisa kompak seperti itu. Mungkin kalian jodoh." Ucap Zayn sambil tertawa. Iya,ZAYN yang bicara dan dia bahkan tertawa.

"Jodoh? huh. menggelikan." ucapku sebal. Harry melotot.

"Heh! Katanya ngantuk tapi kenapa masih bisa-bisa nya marah-marah seperti itu?" serunya.

"Kan kau duluan yang marah-marah hanya karena aku tidak mendengarmu!"

"Memangnya kau tidak sebal dan marah jika kau sedang bicara panjang lebar tapi tidak di hiraukan?!"

"Tentu saja sebal,tapi tidak perlu marah-marah seperti ini kan!"

"Halah bullshit!" serunya balik. Aku mendecak kesal,dia ini ya.... Hanya karena aku melamun dan tidak mendengar ucapannya saja dia marah. Aku jadi tidak bisa percaya kalau sosok lembut kemarin itu benar-benar dirinya. Jangan-jangan kemarin dia kerasukan setan?


"Arghhhh terserah kau saja! Aku malas berdebat dengan manusia berkepala banteng sepertimu!" serunya sambil berjalan menjauh dan menabrak bahuku.

"Kau kira aku mau berdebat dengan otak udang sepertimu?!" Seruku balik. aku mendengus dan berjalan ke arah yang berlawanan dengan Harry. Dan satu yang kusadari ketika aku berjalan, semua teman Harry sudah tidak ada di belakang kami lagi. Mungkin mereka pergi karena malu jadi bahan sorotan orang-orang di koridor,masa bodoh lah.

Aku sedang tidak mood sekolah,lebih baik aku bolos saja sebelum bel berbunyi.


Jika kalian berpikir bahwa aku akan bolos dan pergi ke tempat-tempat hiburan,kalian salah besar.

Yang ku maksud bolos adalah,aku pulang ke rumah dan bermalas-malasan disana . oh ya,aku tidak mau pulang ke apartemen. Lebih baik aku pulang ke rumah asli ku agar tidak ada Harry atau siapa pun yang menganggu .



*****

"Vanilla Strawberry cepat bangun!" aku menggerang ketika meraskan tangan Celo yang menggoyangkan badanku agar aku terbangun dari tidurku yang lelap.

"Apa sih? Aku masih ngantuk!" gerutu ku , Celo menyibakkan selimutku dan berusaha menarikku untuk keluar dari surga ku ini.

"Masih ngantuk? Masih ngantuk katamu? Sekarang sudah jam tiga sore, kau sudah tidur sekitar tujuh jam. Sekarang bangun,La!" serunya sambil menarikku lagi.

Little White LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang