11. Nobody know

86.8K 6.8K 200
                                    

Aku berlari keluar dari balkon itu dan meninggalkan Zayn. Hatiku hancur rasanya... Aku bodoh! Kenapa aku bisa mengucapkan itu?! bagaimana jika Zayn malah menjauhiku karena perasaan bodohku ini?

Bagaimana ini...


"Kenapa kau menangis?" Aku menoleh kearah Harry yang menatapku , dia bahkan berdiri di depanku.

"Bukan urusanmu!" desisku sambil mendorongnya menjauh, tapi dia masih bertahan di posisi sebelumnya.

"Katakan padaku, kenapa kau menangis? kenapa wajahmu luka begitu?" ucap Harry lagi, kali ini sambil memegang bahuku.

"MINGGIR!" bentakku, dia semakin mencengkram bahuku, aku menepis tangannya dan menamparnya sekuat tenaga.

"Kau itu kenapa sih suka sekali mengganggu ku? Bisa tidak sih beri aku ketenangan sedikit saja?!" Ucapku marah, air mata semakin mengalir di mataku. Harry memegangi pipinya sambil menatapku dalam.

"Kau kenapa? siapa yang melakukan ini semua ?" Tanyanya. Aku mendesis.

"Kau bodoh atau apa?! yang menyebabkan aku seperti ini tentu saja kau! Yang membuat aku di bully oleh seluruh murid itu kau! Yang membuatku dihajar Charlene dan gang nya itu kau! Yang menyebabkan hubunganku dan Zayn memburuk itu kau! Cuma kau, Harry Styles. KAU!!!" marahku.

"AKU BENCI KAU! Aku benci kau! Kau membuatku menjadi lemah, jadi cengeng! Aku sangat membencimu!!!" ucapku marah, lagi. Aku memukul dadanya kuat-kuat tapi dia hanya diam dan tidak melawanku.

Lalu aku pun berlari menjauh dari nya.

Belum jauh aku berlari darinya, aku mendengar suara Harry. "Kau tau,La?otakmu itu seperti otak anak kecil!" ucapnya tiba-tiba. Aku mendesis dan berhenti berlari, lalu menghadapnya kembali.

"Masih mending otak anak kecil daripada tidak punya otak sepertimu!!" makiku balik. Harry terdiam sambil bersedekap dan menunjukkan senyum iblisnya, sedangkan aku tersenyum mengejek dan pergi dari situ saat itu juga.


*****


"Ngapain kau disini?" itulah kata pertama yang keluar dari mulutku ketika aku sampai di apartemen mungilku.

"Kok gitu sih, sayang. Aku kan sudah dua bulan tidak bertemu denganmu.. Wajar dong jika aku merindukanmu." ucap Celio sok manis. Aku hanya memutar mata dan melempar tasku di sofa lalu membuka lemari es untuk mengambil softdrink .

"Dua bulan tidak bertemu apanya. minggu lalu kau dan Zac kan kesini." gumamku sebelum minum, aku pun langsung meneguk softdrink itu tanpa ampun. Marah-marah tadi membuatku merasa sangat kepanasan dan jadi haus seperti ini.

"Habisnya rumah sepi sekali.. Pulang dong,La?" ucapnya lagi. aku menggeleng.

"Belum sekarang." jawabku.

"Lalu kapan?" tanyanya lagi,aku berpikir sebentar.

"Nanti kalau waktunya sudah tepat." jawabku sambil duduk di sebelah Celo. Aku pun menyandarkan kepala ku ke dada Celo, Celo mengusap rambutku lembut.

"Kau kurusan ya?" ucapnya pelan. Aku hanya mengangguk,aku memang tambah kurus sih... Habisnya makan ku tidak teratur dan lagi aku selalu dibuat sibuk 'olahraga' oleh murid-murid di sekolah.

"Jangan sampai tidak makan lah,La...nanti sakit." ucap Celo.

"Iya...jangan cerewet deh ah." gumamku. Celo menjitak pelan kepalaku.

"Aku serius." gerutunya. "Jadi... Bagaimana kabar di sekolah?" ucapnya lagi.

"Jangan sok tidak tau deh.. Aku tau betul kalau ayah mengirim mata-mata untuk mengawasiku..Aku yakin betul kalian tau apa yang terjadi padaku." gumamku. Celo terkekeh.

Little White LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang