Aku mengamati penampilanku di kaca. sialan...aku tampak kacau sekali.
Rambutku berantakan,bajuku kotor, pokoknya penampilanku sangat kacau.
Ini semua gara-gara gang bodoh itu!mereka benar-benar mengerjaiku!bukan hanya mereka, seluruh warga sekolah mengerjaiku!
Mereka mengerjaiku habis-habisan!
Mulai dari melempariku kertas contekan yang akhirnya membuat aku terkena detensi dari guru, melempari aku dengan makanan seperti kacang dan buah apel yang habis dimakan, menceburkan aku di kolam ikan, sengaja menumpahkan makanan nya padaku, sampai menyembunyikan tas ku.
Tapi bukan Vanilla namanya kalau mengeluh dan cepat menyerah. Aku masih bisa menoleransi perbuatan mereka selama mereka belum main fisik. tapi kalau sudah main fisik... Lihat saja, akan aku balas mereka!
Aku mencuci mukaku di wastafel toilet dan mengeringkannya dengan sapu tangan peninggalan ibu yang selalu aku bawa kemana-mana. Setelah muka ku bersih, aku pun bergegas ke luar toilet.
Shit.
Pintunya dikunci. kurang ajar sekali sih mereka,
aku jadi gemas,
pengen nampar.
"Buka pintunya! masih jaman ya mengunci seseorang di kamar mandi?tidak kreatif sama sekali!" hardikku sambil menggedor-gedor pintu dengan murka.
Tidak ada sahutan, tidak ada yang datang untuk membukakan aku pintu.
Tapi, bukan Vanilla namanya kalau tidak punya akal.
Harry dan sahabatnya boleh licik, tapi aku tidak kalah licik dari mereka.
Aku mengambil jepitan rambutku, lalu dengan sabar mencoba membuka pintu dengan jepitan itu.
Taraaaa.. Terbuka kan?
Dulu saat kecil aku sering sekali dikunci Celo di dalam ruangan, niatnya bercanda tetapi malah membuatku menangis ketakutan. Melihatku yang ketakutan itu,Celo pun langsung mengajariku cara membuka pintu dengan jepitan rambut ini. Katanya jaga-jaga kalau aku terkunci atau dijahilin orang.
Celo memang jahil, tapi dia pandai dan baik hati.
Aku tersenyum puas dan membuka pintu dengan gaya angkuh khas Vanilla Anderson, tapi betapa kagetnya aku ketika mendapati sosok Amy yang berdiri di depan pintu.
"Kenapa kau disini? aku kaget tau. kukira hantu!" seruku kaget, sambil memegang jantungku agar dramatis.
Amy tersenyum.
"Tadi aku dengar suaramu,aku mau membuka pintunya tapi tidak ada kunci disana--"
"Tentu saja. kuncinya ada di aku." ucap Harry tiba-tiba. Aku menoleh ke arah Harry kesal, sedangkan Amy menuduk takut.
"Ngapain kau berdiri di situ? kau membantunya? kau tau kan apa akibat nya jika membantu orang yang terkena memo merah? kau mau dapat ini juga?" ucap Harry panjang lebar, dengan nada angkuh dan menunjukkan kertas merah sialan itu.
Amy menunduk takut.
"Jangan sok tau ya! aku keluar sendiri!dia tidak tau apa-apa! Berani kau menyentuhnya seujung kuku saja, kau berhadapan denganku!" Ucapku sambil menunjuk muka Harry. Tapi Harry menatapku dengan tatapan menantang .
Fuck,aku tau dia tidak bercanda.
"Amy,pergi sekarang!" ucapku . Aku menyuruh Amy pergi , aku tidak ingin Amy disakiti oleh mereka ini. Aku akan melindungi Amy.

KAMU SEDANG MEMBACA
Little White Lies
FanfictionVanilla Anderson mempunyai segala sesuatu yang diidamkan seluruh gadis di dunia ini. Ia cantik, kaya, pandai, hidupnya sangat sempurna. Tapi,Nala (panggilan akrab Vanilla) merasa bahwa hidupnya malah tidak enak karena selama ini ia selalu dikeliling...