Clarity

89.4K 6.3K 1K
                                        

Dua tahun kemudian


Vanilla berjalan menyusuri kota yang sudah setahun ini ia tempati,kota yang tidak pernah tidur,dan kota yang selalu menuntut semua orang untuk bekerja keras.

Vanilla melihat ke sekelilingnya. Walaupun hari masih pagi,tapi jalanan nya sudah padat.
Jalanan di padati oleh beberapa orang kantoran yang akan berangkat kerja,beberapa wanita yang mungkin akan bepergian dan belanja,juga segerombolan remaja yang pergi sekolah bersama-sama.

Vanilla berjalan sambil tersenyum ketika melihat segerombolan remaja yang mungkin masih junior di salah satu High School.

Ia mengamati gerombolan remaja itu. Gerombolan itu terdiri dari lima anak lelaki yang berjalan sambil tertawa dan bercanda riang,namun ada salah satu dari mereka yang memasang wajah tenang nya,wajah tenang itu membuat Nala teringat seseorang.

Ketika melihat mereka,Nala jadi merindukan masa sekolah nya dulu.
Ia merindukan pelajaran menyebalkan yang di terimanya disana,ia merindukan teman-teman nya,ia merindukan tumpukan tugas dari para guru,bahkan dia merindukan Charlene yang selalu mencari gara-gara dengannya.

Dan ia merindukan Zayn.

Nala tersenyum lemah ketika ia kembali teringat Zayn. Ia sama sekali tidak bisa melupakan Zayn walaupun sudah dua tahun mereka tidak bertemu.
Dan walaupun sudah dua tahun Nala mencoba untuk melupakannya,ia tetap tidak bisa melupakan sosok Zayn,dan ia tidak bisa melupakan kebodohannya,ia tidak bisa menghilangkan perasaan bersalah nya.

Sudah dua tahun..
Sudah dua tahun Nala meninggalkan London dan pergi berkeliling dunia.
Dari benua Asia,Australia,Afrika,Eropa lalu kembali ke Amerika.

Setelah puas berkeliling dunia selama setahun,akhirnya Nala memutuskan untuk menetap di sini. Di kota yang tak pernah tidur ini.
Sudah setahun ia menetap disini. Ia mempunyai apartemen di pusat kota,dan dia juga pergi kuliah di sini,di salah satu universitas yang menerima Nala dengan senang hati.

Sudah dua tahun pula,Nala tidak mendengar kabar teman-temannya,atau lebih tepatnya kabar Zayn.

Dia tentu saja masih berhubungan dengan ayah dan keluarga nya yang lain. Nala juga terkadang menghubungi Amy dan El,tapi ia tidak pernah mengatakan keberadaan nya pada mereka. Nala selalu membuat mereka berdua bersumpah untuk tidak memberitahukan kepada siapa pun bahwa Nala sering menelepon temannya itu .
Nala tidak mau orang lain mengetahui keberadaan nya. Ia bahkan mengganti nomer teleponnya,dengan tujuan untuk menghindari Harry atau orang lain melacak keberadaan nya.

Nala selalu menganggap bahwa cukup keluarga saja yang tau keberadaan nya
Ia juga sedikit mengancam Louis agar Louis tidak membocorkan keberadaan Nala.

Sejujurnya,Nala merasa berat untuk meninggalkan mereka semua,meninggalkan orang yang ia cinta.

Tapi menurut Nala,hanya ini jalan terbaik,dan teradil.
Dengan kepergian nya,ia tidak lagi terjebak di dalam 'cinta segitiga' . Nala tidak lagi merusak hubungan Harry dan Lily,Nala tidak lagi merusak persahabatan Harry dan Zayn , dan Nala tidak lagi bingung untuk memilih antara Harry dan Zayn.

Walaupun sakit,tapi ia merasa sedikit lega,dan bebas.


Nala menarik napas dalam,lalu melihat jam tangan hitam yang ia kenakan di pergelangan tangan.

Waktu masih menunjukkan pukul setengah delapan pagi. Nala masih punya waktu sekitar satu jam sebelum kelas nya di mulai,jadi ia memutuskan untuk mampir ke Starbuck dulu,ia merasa sedang membutuhkan minuman hangat,cuaca memang sedang dingin dan minuman hangat dari starbuck bisa membuat Nala merasa sedikit hangat.

Little White LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang