[REVISI]
Serial-Tuan Hujan-7.Anak dan Orang Tua
Penulis : IsnaNA
Revisi : 22 Desember 2016
Happy reading!
Kalau ada yang aneh baik sebelum atau sesudah revisi koment ya^^, biar daku tau kurangnya diriku, Eh!***
Author POV
"Nak Zidan suara kamu Bagus sekali semalam, bapak benar-benar kagum dan terharu dengan lagu Ya Ashiqol Mustofa yang kamu lantunkan.
Bapak pasti beruntung bisa mendapatkan pasangan untuk Nada yang baik, sholeh dan berbakat seperti halnya kamu"
"APA?"
"Bapak ini apa-apaan sih pak",tukas Nada sambil melototkan matanya dan melongo tak percaya, bisa-bisanya bapaknya yang bijak iti berkata demikian.
"Maaf pak saya masih jauh dari kata baik, apalagi seperti yang bapak bilang tadi.Saya juga masih belajar sekarang",ujar Zidan sambil mnggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal.Sebenarnya ia sendiri juga sedang gugup dan nerveous dengan ucapan Pak Ali yang tak terduga.
"Ah gak, bapak kan cuma bercanda gak usah melongo di depan bapak kayak gitu Nada bapak takut",kekeh Pak Ali memandang raut wajah putrinya yang takjub untuk sesaat itu.
"Ih bapak bercandanya gak asik",ucap Nada dengan nada sebal sambil memanyunkan bibirnya ke depan dan melipat kedua tangannya di depan dada.
Di tengah-tengah adegan usil dan merajuk tersebut Zidan hanya melirik jam yang menempel di salah satu sudut ruang tamu sambil menyunggingkan sebuah senyum simpul kepada diua orang fi hadapannya.
"Maaf pak Ali saya harus pulang sekarang, saya sudah berjanji untuk mengantar ibu saya ke rumah saudara.Saya pamit permisi"
"Oh kok buru-buru sekali nak Zidan, maaf ya kamu tadi malah menonton adegan yang kurang bermanfaat"
"Tidak apa-apa pak, lagi pula kegiatan yang tadi juga merupakan salah satu metode untuk mempererat hubungan antara anak dan orang tua apalagi sekarang keakraban antara orang tua dan anak susah dijumpai.
Banyak orang tua yang lupa waktu dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan sang anak tapi sebenarnya kehadiran dan kedekatan orang tualah yang amat dibutuhkan anak, untuk hanya sekedar bercerita ataupun bercanda.Saya pamit permisi, assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam",jawab Pak
Ali dan Nada bersamaan.***
"Nadaaaa",Rani berteriak-teriak di depan pintu rumah Nada beberapa kali, sepertinya anak ini memang sedang kehilangan akal sehatnya berteriak-teriak tak karuan karena mereka hampir saja terlambat jika Nada tak kunjung juga keluar rumah.
"Iya ini juga lagi lari",Nada berlari terbirit-birit setelah berpamitan dengan bapaknya secepat kilat.
"Buruan deh, anda mau kita terlambat"
"Ya enggaklah ayo buruan"
Mereka terlihat gelisah di sepanjang jalan apalagi Rani yang mati-matian mengayuh sepeda yang ditungganginya bersama Nada sambil mengebut ria bahkan posenya sudah mengalahkan sang pembalap andalan Valentino Rosi.
Dengan sisa tenaga yang tersisa mereka berdua segera masuk ke dalam masjid dan segera berlari ketika sampai di pelataran masjid.Beruntung saja pak Kyai belum datang karena sedang ada kepentingan jadi mereka lolos dari hukuman kali ini.Hukuman menyapu halaman masjid yang sangat luas tak terkira dengan hiasan rumput-rumput bertaburan di bawahnya.
"Da lain kali kamu ulangin aku getok kepala kamu",celoteh Rani dengan napas yang terengah-engah dan keringat yang membasahi sekujur tubuhnya.
"Maaf Ran aku tadi ketiduran, janji deh lain kalu gak bakal lupa nyetel alaram",ujar Nada pelan sambil menaikkan kedua jarinya tanda perdamain karena sepertinya Rani benar-benar hendak mengibarkan bendera peperangan jika ia sampai mengulangi kesalahannya kali ini.
"Ok, tak pegang omongan kamu",ujar Rani dengan logat khas jawanya.
Sedang Nada yang ditegur hanya meringis menampilkan deretan giginya yang putih dan mulai membuka-buka kitab hari ini.
Tak berapa lama Pak Kyai datang, pelajaran dimulai.Semua santri sibuk dengan kegiatan mereka hingga jam mengaji selesai.
Seusai mengaji, kali ini Nada dan Rani termasuk teman-teman yang lain termasuk Nikmah memilih duduk-duduk di emperan masjid yang cukup luas sambil bercengkrama.Kebetulan kali ini mereka bisa pulang awal karena pak Kyai sedang ada acara mendadak setelah mendapat berita dari anaknya.
Tengah asyik bercerita, keluarlah Zidan bersama teman-temannya yang lain ke emperan sambil tertawa ria, dengan usil Rani berdehem tak jelas mencoba menjahili Nada.
"Ehemmmm,ada yang baru keluar nih",spontan teman-teman lain yang duduk di emperan langsung menatap Rani intens.
"Siapa sih Ran?",tanya Vita antusias
"Tau ah",ucap Rani sambil bergaya seakan tidak tahu apa-apa.Sedangkan di bagian ujung emperan terlihat Nikmah yang hanya tersenyum-senyum sendiri, karena dintara sekian banyak orang yang ada di sini Nikmahlah salah satu orang yang mengetahui apa yang terjadi, bukan karena diberitahu Nada, ataupun Rani tapi memang dia tidak sengaja menyaksikan kejadian itu ketika pulang.
"Ran pulang yuk,aku banyak PR",ucap Nada dengan ekspresi biasa-biasa saja padahal saat ini jantungnya sedang lari maraton sekencang-kencangnya, alibi untuk mengalihkan perhatian Rani yang mulai ngawur kemana-mana.
"Yaelah Nada baru juga duduk, balik dulu deh teman-teman daaaa",Rani melambaikan tangannya kepada teman-teman yang lain sambil berjalan menuju sepeda kesayangannya.
Ketika sepeda yang dikayuh Rani mulai menjauh, barulah Nada berani menyidang sahabat yang mulai membuka rahasianya.
"Kamu kenapa sih Ran tadi ngomong kayak begitu?",tegas Nada pada Rani sambil memandang punggung Rani yang sedang asik mengayuh sepeda.
"Nggak apa-apa kali,cuma iseng"
"Ih kok gitu sih, lain kali aku gak mau berangkat sama kamu kalau gini terus",ujar Nada dengan suara sedikit merajuk.
"Iya deh maaf neng, adek khilaf gak lagi deh jahilin eneng cantik",kekeh Rani pelan.
"Yaudah gak jadi marah,dasar abang ojek gombal"
"Idih kok abang ojek sih?udah cantik-cantik kayak gini dibilang abang ojek.Gak banget",ucap Rani dengan gaya seakan mau muntah.
"Gak deh Mbak yang cantik maaf ya,dedek Nada khilaf"
"Nah gitu dong dari tadi"
"Rani awassss"......
Gedubrak.....
***
Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh readers
Maaf ya updatenya lama, lagi sibuk bolak balik rumah sakit.Ceritanya lagi aneh gak ada feel sama sekali
Maaf typo☺
Jangan lupa vote dan coment ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Hujan
SpiritualIni adalah kisah seorang gadis remaja yang beranjak dewasa, tentang dia dan masa lalunya. Tentang luka yang masih basah, tentang trauma yang masih menganga lebar. Dan segala gejolak hebat yang mencokol dalam hatinya. Ini adalah perpaduan rasa sedih...