Senyummu Semangatku

825 54 4
                                    

[REVISI]

Serial-Tuan Hujan-12.Senyummu Semangatku

Penulis :  IsnaNA

Revisi    :  22 Desember 2016

Happy reading!
Kalau ada yang aneh baik sebelum atau sesudah revisi koment ya^^, biar daku tau kurangnya diriku, Eh!

***

Nada POV

Aku baru saja pulang mengaji sore ini,rasnya ingin sekali menjahili Mas Hisyam.Sekali-kali gak apa-apa kan?mumpung orangnya ada di rumah hehehe

Kuucapakan salam beberapa kali saat masuk rumah tapi tetap tidak ada sahutan apapun,akhirnya kulangkahkan kakiku menuju ruang belakang.Biasanya kalau bapak tidak ada di dalam rumah atau di kamarnya pastinya bapak ada di pekarangan belakang rumah,sekedar membaca buku atau menikmati alam.

Saat langkah kakiku sampai di dapur,sedikit lagi aku sampai di belakang rumah aku mendengar suara percakapan.Mungkin saja itu suara bapak dengan Mas Hisyam,siapa lagi selain mereka yang ada di rumah?
Ketika aku sampai di depan pintu langkahku terhenti seketika,hatiku bergetar,dadaku sesak,kepalaku serasa ditimpa beban berat.

"Tak apa nak,semua orang berhak beropini dan berargument itu semua hak mereka.Tapi terkadang kita manusia lupa apakah perkatan kita kiranya pantas atau sudah lebih benarkah pada kenyataan itu yang sering menjadi kesalahan".

Apa?

Kenapa aku harus mendengarkan semuanya kembali,bapak,ibu ini terlalu sakit .

Aku belum sanggup Ya Rab,cerita itu...

Kisah itu....

Itu kalimat terakhir yang kuingat karena tiba-tiba semuanya gelap..gelap...dan akhirnya aku tumbang

Gedubrakkkk.....

***

Kukerjapkan mataku sedikit-demi sedikit.Ketika mataku terbuka yang pertama kali kulihat adalah Mas Hisyam yang sedang tidur di meja belajarku.Ketika kualihkan pandanganku ke atas,mataku terasa silau aku baru menyadari jikalau ternyata aku tersadar ketika hari sudah malam karena lampu kamarku sudah menyala terang dan cendela kamarku tertutup,tak lama kemudian aku teringat kejadian sore tadi dan tak terasa air mataku mulai mengalir.

Di sampingku Mas Hisyam mulai terbangun dari tidurnya ia segera mendekat padaku,mungkin ia kaget melihatku sadar dari pingsan namun dengan keadaan banjir air mata.

"Da,kamu sudah bangun dek?"

Aku tak bergeming sedikitpun dan hanya menangis tanpa menjawab pertanyaan Mas Hisyam.

"Da,kamu kenapa? apa yang terjadi padamu dek? tadi mas dan bapakmu kaget mendengar suara keras dari dalam rumah dan mengetahui kamu sudah pingsan di dapur"

"Ba..pak.." ucapku dengan tertatih disertai dengan air mata yang masih banjir.

"Tunggu sebentar,Mas akan panggilkan bapakmu sebentar dan tolong jangan habiskan tenagamu untuk menangis dek"

'Mas hatiku sakit mengapa aku tak boleh bersedih?siapa di dunia ini yang tidak akan bersedih jika berada dalam posisiki ?',gumamku dibalik isak tangis ini

Tak lama kemudian bapak masuk ke dalam kamarku,ia agaknya terburu-buru.Bapak langsung memelukku erat,akupun terduduk di ranjang sambil terus saja menangis.

"Bapak...Nada takut"

"Tenanglah nak,bapak ada di sini bapak gak akan ninggalin kamu jadi kamu jangan takut lagi.Tenanglah,istighfar nak ingat Allah" bapak berbicara sambil mengelus puncak kepalaku,lama aku diam menanggapi perkataan bapak.Cukup memeluknya erat sedikit sesak di dadaku mulai teratasi.

Tuan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang