[REVISI]
Serial-Tuan Hujan-16.Bayangan
Penulis : IsnaNA
Revisi : 22 Desember 2016
Happy reading!
Kalau ada yang aneh baik sebelum atau sesudah revisi koment ya^^, biar daku tau kurangnya diriku, Eh!***
Masa lalu memang memilukan
Masa sekarang memang menantang
Tapi kita hidup di masa sekarang untuk masa depan ,bukan masa lalu.***
Nada POVSetelah kepergian mbak Ayu aku memutuskan untuk membayar sebuah buku yang kini kugenggam dan berjalan santai menuju ke arah kasir.
Baru beberapa langkah aku berjalan mataku menangkap sesosok bayangan seseorang tertangkap oleh indra penglihatanku yang entah kurasa tidak asing lagi dengannya.
Aku merasa seperti pernah melihatnya ?
Tapi dimana?
Dan kapan ?
Sama sekali tak kuingat,semuanya terlihat samar ,tapi aku tetap merasa tidak asing dengannya.Apa aku mengenalnya?entahlah,mungkin angan-anganku saja.Lagi pula siapa yang kenal dengan aku di sini?.
Tapi antara rasa masa bodoh dan penasaranku ini berbanding terbalik jadi kuputuskan untuk mencoba melirik sebentar ke arah orang tadi lewat,mencoba mencari tahu jikalau benar ia adalah salah satu orang yang mungkin kukenal.
Belum sempat aku menemukan orang tadi sebuah suara lumayan kencang memanggil namaku.
"NADA..."
.
.
.
.
.Akupun langsung berbalik badan dan terkejut bukan main,"Ya Allah, Thifah".
Segera gadis cantik di depanku itu langsung berlari kecil dan menghamburkan tubuhnya kepadaku, memelukku erat dan mengalungkan kedua tangan kecilnya tepat di leherku.Aku hanya mencium aroma melati yang menjadi ciri khas Thifah. Oh indahnya saat-saat seperti ini,aku merindukannya,rindu sekali.
'Oh Ya Rab,sungguh aku tak menyangka akan bertemu dengan Thifah di sini',Teriak batinku.
Kupandangi sejenak wajah teduhnya dan melepas pelukan rindu itu.Kuamati sekilas tak ada yang berubah dari Thifah,ia tetap cantik,sholehah,serta wajahnya yang bersinar dan meneduhkan bila dipandang.
Seperti hadis dari Anas Radhiallahu anhu,ia berkata
"Adalah para sahabat Nabi Shollallahu 'Alayhi Wasallam
Apabila mereka bertemu mereka saling berjabat tangan, dan apabila datang dari safar mereka berpelukan "( H.R Thabrani )
Tiba-tiba lambaian tangan Thifah mengagetkan lamunanku.
"Eh,Nada bengong aja.Kemasukan jin nanti, kan aku belum bisa ruqyah kamu tau.Jin kalau sudah punya jalan masuk ke tubuh kamu ia akan lebih mudah lagi masuk ke tubuh kamu untuk kesekian kalinya.Emang kamu mau jadi langganan mangkalnya jin, hehe",kekehnya sambil mencolek hidungku."Ih Thifah,kok bilangnya gitu sih.Kamu doain aku kemasukan jin ya?jahat banget deh",akupun langsung menepuk lengannya tak terima.Emang aku kerasukan apa?.
"Trus tadi ngapain bengong aja?",Thifah kini mulai memegang bahuku lembut seolah menanyakan akan kebiasaanku.
"Gak papa,cuma kangen aja pengen lihat kamu",Akupun terkekeh pelan sambil menutupi rasa malu karena kebiasaanku bengong di saat yang tidak tepat.
Dasar bodoh!tepok jidat!Tiba-tiba saja ia tertawa sambil menutupi mulut dengan tangan kanannya,"Aku tau kok aku memang ngangenin",dan sekarang tawanya sukses menggelegar.
"Aduh,jadi ke PDan deh",aku nyengir sebentar .
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Hujan
DuchoweIni adalah kisah seorang gadis remaja yang beranjak dewasa, tentang dia dan masa lalunya. Tentang luka yang masih basah, tentang trauma yang masih menganga lebar. Dan segala gejolak hebat yang mencokol dalam hatinya. Ini adalah perpaduan rasa sedih...