Pulang Kampung

551 31 2
                                    


[REVISI]

Serial-Tuan Hujan-19. Pulang Kampung

Penulis : IsnaNA @isnaiyah

Dipublikasikan : 16 Maret 2017

Happy reading!
Kalau ada yang aneh baik sebelum atau sesudah revisi koment ya^^, biar daku tau kurangnya diriku, Eh!

***

"Mbak, mau nengokin rumah ya?" ,Nada mendudukkan dirinya tepat disamping Amel , kakak kosnya itu tengah sibuk memasukkan beberapa helai pakaian ke dalam sebuah  tas ransel, ada juga beberapa benda lain yang turut bercecer di sekitarnya. Kiranya mungkin kakak kos nya ini mau pulang.

"Insyaallah, kenapa Da?", jawab Mbak Mel singkat, tetap fokus dengan kegiatannya.

"Insyaallah aku juga mau pulang mbak, mau nengokin bapak. Udah lama rasanya aku gak pulang, kasihan bapak sendirian di rumah. Oh iya mbak ,nebeng ke terminal ya?", ungkap gadis manis itu sambil cengengesan, berusaha meloby sahabatnya sambil menunjukkan deretan gigi putihnya yang kecil nan ramping. Amel sempat melirik sebentar ke arah adik kos nya itu sekilas sambil menunjukkan muka pasrah.

"Iya deh iya. Emang gak ada tugas minggu ini?"

"Gak ada mbak, makanya mumpung ada waktu longgar aku mau pulang"

Mbak Amel tidak segera menyambung obrolannya, dia memilih diam sesaat dan menuntaskan kegiatannya mengemasi barang-barangnya ke dalam ransel. Setelah selesai, dia menepuk pelan ranselnya pelan dan mulai menanggapi obrolan yang sempat terputus sebentar tadi.

"Yaudah, mau balik pagi, siang, apa sore?" , Nada kikuk lagi, rasanya jadi manusia tebengan melulu setiap hari. Terlebih kepada Mbak Amel, rasanya dia sudah terlalu banyak merepotkan wanita yang satu ini.

"Sesenggangnya mbak Mel aja, udah bisa nebeng ke terminal aja udah untung", ucapnya sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatal, mungkin saja kejatohan nyamuk!

"Ish kamu ini, aku balik pagi. Prepare gih , aku gak mau ngaret. Pokonya jam tujuh udah siap semuanya, kalau ngaret aku tinggal!"

"Ih mbak Mel ini, bawel banget sih"

"Eh, jadi nebeng gak?", ancam wanita itu dengan memasang muka cuweknya dan berkacak pinggang.

"Ya jadi dong, ih Mbak Amel kok cantik banget ya malem ini"

"Ah gak usah modus-modusan Da, buruan prepare sana. Atau gak sama sekali"

Nada mengerucutkan bibirnya sebal, kan dia cuma mau bercanda sebentar tapi malah diusir. Maklumlah tukang nebeng bisa apa?

"Iya, iya mbak"

"Hm"

Dengan langkah malas Nada berlalu ke arah kamarnya. Dia tidak tinggal sendirian lagi sekarang. Ada anak baru yang ngekos sekitar seminggu yang lalu, jadilah sekarang kamarnya di tempati 2 orang . Dia dan seorang gadis bernama Ana, seorang mahasiswi jurusan manajemen,  dengan IQ yang baru diketahui Nada tidak main-main. Dan rajinnya itu lo kebangetan.

Nah contohnya saja seperti sekarang, pemandangan yang dilihat pertama kali ketika masuk ke dalam kamar  adalah Ana yang tengah asyik berkutat dengan buku-bukunya di atas kasur.

Nada awalnya terheran-heran dengan sikap teman sekamarnya itu, seperti belajar adalah makanan sehari-hari. Tidak peduli, pagi, siang, sore, malam selalu saja ada pemandangan Ana yang membuka bukunya.

Ana, dia adalah seorang gadis berasal dari keluarga agamis, pakainnya tertutup, adabnya sopan, dan tutur katanya yang lembut sesuai dengan parasnya yang ayu. Beruntung sekali rasanya Nada mendapat teman sekamar seperti Ana, ibarat tas Ana ini tas branded dengan harga fantastis.

Tuan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang