[REVISI]
Serial-Tuan Hujan-3.Yang Datang Bersama Hujan
Penulis : IsnaNA
Revisi : 22 Desember 2016
Happy reading!
Kalau ada yang aneh koment ya^^, biar daku tau kurangnya diriku, Eh!***
Nada POV
Tak terasa sudah sebulan aku pindah sekolah,aku sudah mulai terbiasa dengan teman baru, guru baru, rumah baru, dan kegiatan-kegiatan baru yang ku lakukan.
Kring...kring..kring...
Bel sekolah berbunyi semua siswa mulai berhamburan keluar kelas tak terkecuali denganku, baru saja aku melangkah keluar kelas bersama Thifah.
Tiba-tiba saja ada seseorang yang dari jauh berteriak memanggil namaku, secara refleks aku membalikkan badanku dan melihat siapa sosok yang koar-koar dengan suaranya yang cukup keras.Kukernyitkan dahi mengamati sosok ini dengan nafas yang tergopoh-gopoh, ia mengahmpiriku sambil terus saja mengatur nafasnya yang juga ikut lari-larian.
Aku memandangnya dengan tatapan seolah-olah bicara
ada-apa?
"Nada maafin aku ya nanti kamu berangkat ke tempat ngaji sendiri aku gak bisa ikut,soalnya aku mau nganterin ibuk jenguk mbah",gadis itu berujar cepat, senada dengan deru nafasnya yang masih tak beraruran.
"Oh gitu ya, Iya Ran gak apa-apa kok.
Ran duluan ya, aku mau balik duluan udah ditungguin Thifah""Ok",sahut Rani dengan jempol dan jari telunjuk yang dibentuk membulat sedang ketiga jarinya dibiarkan berdiri.
***
Berhubung Rani tidak bisa ikut mengaji jadilah hari ini aku berangkat sendiri dengan sepeda yang dibelikan bapak beberapa minggu yang lalu.Kunikmati pemandangan disepanjang perjalanan dengan senyum yang terus kuulum setiap kali berpapasan dengan warga desa yang sedang berlalu lalang atau mereka yang hanya sekedar bercengkrama di depan rumah.
Hari ini pula aku duduk sendiri, biasanya ada Rani yang terus saja mengoceh dan tertawa mencairkan suasana sembari menunggu pak kyai datang, sehari ditinggal sendirian jadi bikin baper juga.Eh!
'Tak apalah yang penting aku tetap harus mendengarkan pelajaran dengan baik, ok semangat Nada!!!'
Tak terasa pelajaran hari ini telah usai dengan begitu cepat ,aku bergegas menuju sepedaku karena hari sebentar lagi akan petang.
Di tengah-tengah perjalanan tiba-tiba sepedaku dihentikan oleh tiga anak laki-laki yang terlihat menyeramkan, rambutnya acak-acakan dengan seringai yang membuatku patut memberikan siaga satu.
Apalagi melihat mereka menggunakan kaos dan celana pendek selutut yang cukup lusush itu membuatku sedikit aku bergidik juga."Hai cewek,baru pulang ya? gimana kalau bareng abang aja? nanti diboncengin deh, trus kamu bisa pegangan sama abang biar gak jatuh",ucap salah seorang laki-laki yang menggunakan kaos biru dengan tawanya yang menggelegar, diikuti dengan tawa teman-temannya yang lain.
"E-Enggak makasih saya mau pulang, tolong biarkan saya pulang saya sudah ditunggu bapak",sahutku sambil terus saja menunduk dan memegang kemudi sepeda kuat-kuat karena ketakutan.Bahkan tanganku rasanya sudah cukup bergetar dan keringat dinginku mulai berkucuran.
"Ah si eneng ditawarin malah gak mau, apa abang ajak keliling-keliling sini bentar naik motor abang",sahut anak laki-laki lain yang menggunakan kaos berwarna merah dengan langkah mendekatiku.Aku semakin takut dan memundurkan sepedaku beberapa langkah ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Hujan
EspiritualIni adalah kisah seorang gadis remaja yang beranjak dewasa, tentang dia dan masa lalunya. Tentang luka yang masih basah, tentang trauma yang masih menganga lebar. Dan segala gejolak hebat yang mencokol dalam hatinya. Ini adalah perpaduan rasa sedih...