[REVISI]
Serial-Tuan Hujan-26. I'm come back
Penulis : IsnaNA @isnaiyah
Dipublikasikan : 24 Maret 2018
Happy reading!
Kalau ada yang aneh baik sebelum atau sesudah revisi koment ya^^, biar daku tau kurangnya diriku, Eh!***
Dia jatuh tanpa diperintah, memaksa aku memutar kenangan pilu bahwa aku hanya bisa bergelung dengan waktu
-Na-
***"Dan, ini beneran kamu?"
"Hmm."
Nada membeku di tempat, otaknya mencoba memproses makna dari gumaman yang bahkan kelewat seperti hembusan angin saking pelannya. Apa itu tadi artinya iya? Iya benar-benar Zidan? bukan orang lain kan?
Hampir dua tahun mereka tidak pernah bertatap muka, sekali bertemu pun dalam kondisi yang sangat kurang mengenakkan."Aku antar kamu pulang, kamu tinggal dimana?".
Nada masih saja terdiam, mulutnya terasa kebas sekedar untuk menjawab pertanyaan remeh semacam itu. Sedang pria tanggung di sebelahnya nampak mulai merasa jengah karena kebisuan di antara mereka. Pun karena perjalanan mereka yang berhenti secara sepihak.
"Da?", Zidan yang sedang kebingungan dengan sikap wanita itu melambaikan sebelah tangannya tepat di depan wajah Nada. Mencoba mencari fokus wanita yang kini justru diam tanpa ekspresi di hadapannya.
Ketahuan sedang melamun, Nada menjawabnya dengan sedikit gelagapan "Oh ,i-tu. Aku tinggal di kos, i-ya di kos."
"Daerah mana?"
"Suhat."
"Ok, kita naik angkot saja nggak masalah kan? aku sedang nggak bawa kendaraan."
Nada mengangguk mengiyakan saja, memangnya dia mau menjawab bagaimana?
Dua insan itu kembali berjalan dengan diam, abaikan perkataan bila pertemuan dan perjalanan itu identik dengan bergandengan tangan dan pelukan. mereka justru berada dalam arkward moment. Zidan yang malas bicara dan Nada yang enggan mengawalinya, mulut dan otaknya masih sedikit konslet oleh kejadian di kampus yang membuatnya bertemu laki-laki yang berjalan di depannya dengan rupa yang tidak bisa dijelaskan, ditambah lagi dia mendapat ajakan pulang dan dihantar pula.
Dengan seluruh pikiran yang menggerumbul dalam benaknya, tanpa disadari mereka telah sampai di tempat tujuan dengan kebisuan sebagai penengahnya. Nada hanya berbicara kemana mereka berbelok, dan ke araha jalana mana.
Tepat di depan gerbang, berdiri kokoh sebuah bangunan yang tidak begitu besar namun bersih dan terasa nyaman. Beberapa bunga nampak tertata rapi dalam pot hias dengan berbagai macam jenis bunga dan tumbuhan bonsai.
"Da, kamu tinggal di sini?", Zidan menoleh ke belakang mencari jawaban yang ingin dia dengar.
"Eh--Iya."
Suasana kembali hening, hanya ada satu dua suara kendaraan lewat yang meramaikan suasana.
"Da, aku balik. Hati-hati dan maaf.", Zidan pergi begitu saja, berbalik badan meninggalkan Nada yang masih dilingkupi perasaan campur aduk. Punggung pria itu semakin lama semakin menjauh, hingga tak terlihat setelah berbelok ke arah kanan.Nada tertawa miris terhadap situasi yang kini sedang dihadapinya.
Seakan semesta ikut berkonspirasi, tak lama kemudian gerimis turun mengguyur tubuhnya yang sudah lemah. Menatap langit, seakan mengajaknya berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Hujan
SpiritualIni adalah kisah seorang gadis remaja yang beranjak dewasa, tentang dia dan masa lalunya. Tentang luka yang masih basah, tentang trauma yang masih menganga lebar. Dan segala gejolak hebat yang mencokol dalam hatinya. Ini adalah perpaduan rasa sedih...