Pertolongan Kedua

1K 71 0
                                    

[REVISI]

Serial-Tuan Hujan-5.Pertolongan Kedua

Penulis :  IsnaNA

Revisi    :  22 Desember 2016

Happy reading!
Kalau ada yang aneh setelah atau sebelum revisi koment ya^^, biar daku tau kurangnya diriku, Eh!

***

Nada POV

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh, baik saya akan sampaikan pengumuman dari kepala sekolah.Berhubung hari ini ada rapat kurikulum jadi semua siswa diharap belajar di rumah.Terima Kasih",intruksi salah seorang anak laki-laki di depan kelasku,  yang disambut koor ramai tidak hanya dari seluruh penjuru kelas tapi juga seluruh penjuru sekolah.

"Yeeeeeeeee"

"Horeeeeeee"

"Aseeeeeeeek"

Dan masih banyak koor-koor lain yang tidak jelas.

Suara sorak sorai masih bergemuruh di seluruh ruang kelas, sedangkan aku hanya tersenyum menatap Thifah yang mengangguk mengisyaratkan sesuatu.Ya, hari ini aku berencana mengajak Thifah ke rumahku, sekalian membahas tugas kelompok dari Bu Hera.

Hari ini aku pulang bersama Thifah, kalau biasanya aku pulang pergi diantar bapak yang sekalian pergi ke tempat kerja atau ikut nebeng motornya Rani. Kali ini aku dibonceng Thifah menggunakan motor maticnya.

Perjalanan kami begitu menyenangkan karena selalu diiringi dengan senyuman dan canda tawa, ditambah pemandangan sebelum masuk desaku begitu asri.Kerudung panjangku dan Thifah meliuk-liuk diterpa angin siang, yang membuatku teringat ....aku banyak berubah setelah berteman dengan Thifah, dia menunjukkan mana yang baik dan buruk, dia juga yang selalu mensuportku dalam setiap keadaan, dan dia juga tempatku berbagi cerita dan seluruh keluh kesahku.
Termasuk cerita ketika bertemu Zidan hmmm ,jadi malu
Hehehehe..

Tiba-tiba lamunaku terhenti ketika mendadak Thifah menghentikan motornya dan mengoceh tak jelas.Memang beberapa waktu yang lalu motor yang kami kendarai berjalan tersendat-sendat dan kemudian...MATI.

"Fah motornya kenapa?",kutepuk pundak temanku ini, memastikan keadaan tidak akan berubah menjadi buruk.Karena firasatku mulai tak enak juga sekarang.

"Enggak tau Da, tadi kayaknya waktu berangkat aku cek baik-baik aja kok tiba-tiba mati.Apanya yang salah ya? Aku gak ngerti urusan beginian",tukasnya sambil terus saja menatapi motornya yang mogok.

"Mungkin bensinnya abis kali?"

"Gak mungkin kali Da,orang tadi aku baru isi bensin di POM barengan sama kamu.Masak udah lupa sih Da?",Thifah yang memandangku hanya geleng-geleng kepala, karena aku gampang pikunan di usia muda.

"Hehehe, maaf lupa.Trus sekarang kita gimana?daerah sini gak ada bengkel Fah, apa kita bawa sambil jalan aja ya? tapi rumah aku masih lumayan jauh gak mungkin kan mau didorong sampek sana",dengusku kesal ada rasa putus asa yang sedang menggelayutiku, bawa motor sampek rumah? Remuk ini badannya.

Sedang asyik-asyiknya menonton nasib pada sepeda motornya Thifah tiba-tiba aku terkejut ada seseorang yang memanggilku dari belakang.

"Nada"

"Iya"

Tanpa pikir panjang aku langsung saja menoleh kepada si pemilik suara.Kulihat ia memakai seragam berwarna hitam dan ada sedikit warna kuning di bagian pakainnya,kunaikkan  pandanganku ke atas,dan....

DEG......

Eh!

Ia memanggilku kembali untuk memastikan bahwa ini benar-benar aku.Aku yang sedari tadi terkejut hanya bisa menjawab geragaban, mendadak jadi nerveous begini ya.

Tuan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang