[REVISI]
Serial-Tuan Hujan-18. Jatuh Cinta?
Penulis : IsnaNA @isnaiyah
Dipublikasikan : 21 Februari 2017
Happy reading!
Kalau ada yang aneh baik sebelum atau sesudah revisi koment ya^^, biar daku tau kurangnya diriku, Eh!***
Author POV
Air matanya baru saja mengering beberapa menit yang lalu, gadis itu kini hanya menghirup udara di sekitarnya dalam-dalam berharap keadaan emosionalnya segera normal kembali. Sekarang sudah jam satu, lima belas menit lagi dia ada kelas. Dia tidak ingin akan banyak orang mulai bertanya ada apa dengan wajahnya yang kuyu dan bola mata yang sembab bin bengkak.
Setelah menunaikan sholat dhuhur tadi raut wajahnya mulai membaik, bias-bias air wudhu mampu menormalkan rona kemerahan di wajahnya yang bersih. Bergegas dia berjalan ke teras mengambil sepatu dan memakainya perlahan.
Udara siang ini pun mendukung suasana hatinya yang sudah kalut sejak jam makan siang tadi, dengan santai dia berjalan menuju kelas sambil sesekali tersenyum ramah menyapa orang-orang yang dia kenal, sebenarnya hal ini adalah cara ampuh baginya untuk menyembunyikan suasana hati yang ibarat kata bobrok dimakan rayap, berlubang dan menyisakan rongga.
Jika sebagian orang akan bermuka masam, maka dia akan bermuka gulali. Sok-sok an tegar padahal batinnya terkoyak, ini adalah ajaran ibunya sejak kecil bahwa manusia yang pandai menutupi suasana hatinya itu sebenarnya adalah manusia yang berjiwa besar.
Setibanya dikelas, ia mendudukkan tubuhnya di bangku bagian depan, lantas membuka tas dan mengambil sebuah novel kemudian membacanya sembari menunggu dosen datang. Tidak ada suara yang dia keluarkan sedari tadi, hanya riuh suara teman-temannya yang mengobrol di dalam kelaslah yang mendominasi.
Hingga ia dikejutkan dengan tepukan dari samping kanan tubuhnya, pelan, tapi cukup membuatnya tersentak karena terkejut.
"Diem aja!"
"Astaghfirullahal'adzim, Ga"
"Hobimu itu ya"
"Apaan maksutnya?"
"Gak apa-apa sih, dari mana aja tumben gak kelihatan seharian?"
Ucap laki-laki bernama Angga itu tanpa dosa sambil memainkan ponsel, bau parfumnya yang beraroma musk menguar sampai indra penciuman Nada dapat merasakannya. Aroma maskulinnya yang khas mampu membuat sebagian orang di dekatnya merasa nyaman. Tak terkecuali dengan Nada.
"Gak dari mana-mana pak Angga, cuma dari kantin sama masjid"
"Ya ampun pak lagi? Aku bukan bapakmu nduk. Ok terserah kamu mau memanggilku bapakmu atau kakekmu sekalian, bodo banget.
Aku ada acara nanti habis pulang ngampus di kafe, barengan sama anak-anak yang lain juga sih. Mau ikut gak?" Ujar Angga dengan polosnya.
Angga ini adalah wirausahawan muda, dia punya kafe di dekat kampus. Selain itu anak yang satu ini juga dari fakultas bahasa , dia punya club perbukuan yang biasa diadakan dikafenya juga. Dan Nada juga ikut bagian dalam club nya.
Nah hubungannya dengan Nada ,dia itu teman Nada yang ketemu tidak sengaja ,kenapa dibilang tidak sengaja?
Jadi dulu waktu sehabis ospek kebetulan jalanan basah setelah siangnya diguyur hujan deras. Nada yang secara harfiah anak kos ini pulang pergi jalan kaki, di tengah jalan tiba-tiba ada mobil lewat dan dengan santainya mobil tadi menyalip dengan kecepatan sedang.
Kubangan air di sekitar Nada otomatis muncrat ke sembarang arah, dan yang pasti ada bagian yang mengenai gadis malang itu. Alhasil dia basah kuyup, untungnya si Angga ini orangnya cukup peka. Dia langsung turun dari mobil dan menghampiri Nada yang penampilan dan dandanannya sudah mirip gelandangan, bajunya seperti lumpur dan bentuknya lepek seperti kain pel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Hujan
SpiritualIni adalah kisah seorang gadis remaja yang beranjak dewasa, tentang dia dan masa lalunya. Tentang luka yang masih basah, tentang trauma yang masih menganga lebar. Dan segala gejolak hebat yang mencokol dalam hatinya. Ini adalah perpaduan rasa sedih...