[REVISI]
Serial-Tuan Hujan-6.Ya Ashiqol Mustofa
Penulis : IsnaNA
Revisi : 22 Desember 2016
Happy reading!
Kalau ada yang aneh baik sebelum ataupun sesudah revisi koment ya^^ , biar daku tau kurangnya diriku, Eh!***
Nada POV
Hari ini akan diadakan haflah muwada'ah akhirussanah atau pengajian tutup tahun di masjid tempatku mengaji, acaranya akan dilaksanakan nanti malam tepatnya setelah sholat isya'.Kali ini aku begitu bersemangat, karena aku akan pergi bersama bapak mengendarai sepeda kesayanganku, naik sepedah pancal di tengah malam begini sama bapak seperti ada sensasi yang berbeda, romantis-romantis gimana gitu ya.
"Pak ayo cepetan nanti terlambat, Nada gak mau kalo kita telat",ucapku gusar lantaran bapak belum keluar dari kamar, padahal sebentar lagi acara akan dimulai dan bapak masih belum juga siap.
"Iya Da sebentar,ini bapak juga udah selesai.Kamu tunggu di samping sepeda saja bapak mau ngunci rumah dulu",aku hanya mengangguk menanggapi perkataan bapak kesayanganku ini dan melakukan sesuai dengan apa yang diperintahkannya.
Di sepanjang jalan, kami banyak berpapasan dengan orang-orang lain yang juga hendak berangkat ke masjid.Sebagian dari mereka ada yang naik sepeda pancal, ada yang naik motor, ada juga yang berjalan kaki sambil menenteng senter.
Tidak butuh waktu lama, sekitar sepuluh menit mengayuh kami sampai di depan masjid, bapak memarkirkan sepedaku di tepat parkir yang disediakan panitia dan berlalu ke dalam area masjid menususlku.
Acara kali ini benar-benar meriah, banyak juga para jamaah yang datang ke masjid.Meskipun masjid ini tidak begitu besar tetapi antusias warganya yang patut diacungi dua jempol, jarang kan di kota semangat kekeluargaan dan antusias mendengar pengajian seperti ini terjadi.Jika ada mungkin hanya sebagian, tapi ini benar-benar berbeda semuanya bercampur menjadi satu demi tujuan yang sama.
Bapak ikut ke dalam barisan laki-laki sedangkan aku ikut berkumpul dengan teman-teman ngajiku yang lain.Dan kali ini aku duduk di sebelah Nikmah sedangkan Rani yang biasanya setia nempel denganku kali ini duduk bersebelahan dengan Vita.Dia bilang ada urusan penting, aku hanya mengangguk menaggapinya.
Acara dimulai sekitar pukul setengah delapan malam, pembukaan acara dimulai dengan pembacaan ayat-ayat suci Al Qur'an dilanjutkan sambutan-sambutan dari pihak kepala desa ataupun ketua masjid.
Sambil menunggu kedatangan Kyai yang diundang, acara kali ini diisi dengan lantunan musik hadrah.
Baru sekali ini aku tahu kalau ada group hadrah masjid di sini, sebelumnya Rani tidak pernah cerita masalah beginian.Biasanya dia pasti akan cerita panjang lebar mengenai sesuatu yang belum kutahu tentang lingkungan ini dengan penuh antusias.Lantunan sholawat mulai terdengar, aku hanya mencoba meresapi setiap kata yang diucapakan sang penyanyi tanpa melihatnya.Suaranya begitu syahdu, menenangkan dan merasa seakan membawa si pendengar ke alam lain.
Seolah hati sang pelantun benar-benar tersayat karena kerinduan yang memuncak kepada Rasulullah, dan begitu juga perasaan yang kurasakan sekarang.Ikut terhanyut dalam lantunan sholawat yang disenandungkannya.Alunan musik rebana mulai terdengar beriringan, syair yang ditujukan kepada Nabi Muhammad saw ini sungguh mengguncang gejolak hati, tanpa terasa air mataku telah menetes .Hatiku rasanya sesak, merasa aku hidup di dunia ini sudah melakukan apa?
Sudah bergunakah bagi umat? Sudah berbaktikah kepada orang tua?
Dan pemikiran lain yang membawaku berkelana ke alam bawah sadar.Ya Ashiqol Mustofa
Anal faqiru illay
Ilayka ya rob
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Hujan
SpiritualitéIni adalah kisah seorang gadis remaja yang beranjak dewasa, tentang dia dan masa lalunya. Tentang luka yang masih basah, tentang trauma yang masih menganga lebar. Dan segala gejolak hebat yang mencokol dalam hatinya. Ini adalah perpaduan rasa sedih...