Chapter 1

9K 482 4
                                    

"lo ngapain?" tanya Iva saat Hani sibuk mencari sesuatu didalam tasnya, tapi ada hal yang sama sekali tidak Iva duga lebih menarik perhatiannya, Hani membawa ponselnya kesekolah, hal ini mengejutkan bukan karena disekolah mereka dilarang membawa ponsel, tapi karena Hani memang jarang atau nyaris tidak pernah membawa ponsel.

"gue lagi nyari kertas origami" sahut Hani pelan, Iva sama sekali tidak menggubrisnya dan memilih untuk memainkan ponsel Hani. Mata Iva mengerjap pelan sesaat setelah ia membuka pengunci layar ponsel milik Hani.

"ini kertas origami kemarin kan?" tanya Iva sambil menunjukan gambar wallpaper beranda ponsel Hani, dimana terlihat dua buah bangau kertas yang terbuat dari kertas koran diletakkan didalam toples kaca dan dibagian dasar toples itu diletakkan kapas. Seperti sepasang burung bangau yang tengah terbang diawan.

Hani bergumam pelan sambil merebut kembali ponselnya dan tersenyum tipis "main hape elo aja ya va"

"tumben elo bawa hape" gumam Iva, saat Hani mulai melipat kertas ditangannya.

"gak sengaja gue bawa" sahut Hani pelan.

Tiba – tiba Joe memukul pintu kelas dan berteriak "eh diluar ada yang berantem"

Dari celah tubuh Joe, semua penghuni kelas Hani dapat melihat banyaknya siswa dan siswi yang mulai mengelilingi beberapa orang dilapangan.

Seisi kelas otomatis berlari keluar kelas karena rasa penasaran, karena memang seperti itu sifat manusia, penuh akan rasa keingin tahuan, termasuk Iva yang tadinya duduk disamping Hani.

Tapi tidak dengan Hani.

Hani memiliki kepribadian introvert dan itu membuatnya cenderung menghindari hal – hal yang berbau keramaian, sehingga ketika semua penghuni kelasnya keluar untuk mengobati rasa penasaran mereka, Hani hanya akan duduk diam didalam kelas karena ia memang tidak tertarik atau lebih tepatnya ia tidak perduli dengan hal – hal seperti itu.

....

"heh Zandar kita punya urusan sama lo" teriak Roy pada Zandar yang tadinya sibuk mendrible bola basket sambi berjalan menuju kelas, pemuda itu tidak sendiri karena orang yang zadar ketahui bernama Zack sedang bersamanya.

"urusan apa" tanya Zandar dengan ekspresi datar.

"elo ngapain hah ngedeketin calon pacar gue si Nina" tanya Zack sambil berkacak pinggang.

"apaan dah mau lo! Sok kecakepan banget ngedeketin si Nina segala, dia itu calon pacar gue" Roy kembali angkat bicara.

"hah calon pacar lo bedua?" alis Zandar terangkat sebelah dan pemuda itu memasukkan jari telunjuknya kedalam telinga "apa gue salah denger?".

"maksud lo apaan! Nina itu calon pacar gue" ucap Roy dan Zack secara bersamaan, membuat Zandar semakin bingung, pemuda itu tertawa kecil.

"heh! Kenapa elo malah ketawa" teriak Roy tidak terima, tapi malah membuat Zandar semakin melebarkan tawanya.

"oke – oke gue berhenti tertawa" Zandar mengangkat kedua tangannya dan menjatuhkan bola basketnya, "tapi satu pertanyaan gue, diantara lo bedua yang mana sih yang beneran calon pacarnya si Nina? Pasti diantara lo bedua ada yang nyoba ngibulin gue kan?" senyum separuh Zandar terbit "jadi siapa yang bener – bener bakalan pacaran sama Nina"

"ya gue lah" Roy dan Zack kembali berteriak secara bersamaan, membuat Zandar nyaris saja tertawa lebar.

"maksud elo apaa sih Roy! Nina itu calon pacar gue" teriak Zack sambil mendorong bahu Roy.

"elo yang apaan! Nina bakalan jadi pacar gue" teriak Roy tidak mau kalah, Zandar sendiri hanya mengangkat bahunya dan bejalan menjauh sambil tertawa lebar saat ada banyak orang yang datang untuk melihat pertengkaran Roy dan Zack.

INTROVERTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang