INTROVERT

Chapter 42 (End)

"gue sebenernya males nyurigain orang lain kayak gini" Zandar mengeluarkan ponselnya dan mulai mengambil posisi jongkok agar tubuhnya tidak bisa dilihat karena terhalang meja "tapi mo gimana lagi, masalahnya elo itu Lyora" pemuda itu merekam kegiatan Lyora yang memang kelewat mencurigakan karena membawa sebuah tas yang terbuat dari kain tipis.

Lyora melipat tangannya didepan dada sesaat setelah ia meletakkan dengan sembarang tasnya, gadis itu tersenyum lebar dan mulai mengetuk dagunya "hari ini gue ngambil apa ya buat Hani?" Lyora mengedarkan pandangannya dan menemukan sebuah tas kecil dan membukanya "mmm perlengkapan make up?" Lyora tertawa kecil.

Saat gadis itu akan membuka loker yang sekarang adalah milik Hani, Lyora berbalik dan berjalan menuju meja dimana Zandar meletakkan novel yang ingin pemuda itu berikan pada Hani. "ada novel baru, dan novel lama" Lyora mengangkat novelnya secara bergantian, gadis itu mendekatkan wajahnya kearah meja dan memmbaca tulisan nama yang tadinya tertutup novel .

"Eca?" Lyora menatap novel ditangannya dan meja secara bergantian. "gimana rasanya ya kalo sohib lo sendiri yang ngambil novel lo Ca" gadis itu meletakkan novel bersama tas make up yang tadi ia ambil diatas meja Eca.

Lyora berjalan kearah bagian belakang kelas dan mengambil tas yang tadi ia bawa, gadis itu membuka tas dan mulai mengeluarkan barang – barang yang ada didalam sana dan meletakkannya diatas novel dan tas make up tadi, ia melihat kearah dua tas yang terlihat sama dari sisi manapun meskipun salah satunya terlihat lebih besar dari yang lainnya, Lyora menggeser tas yang terlihat lebih kecil dan menemukan nama Iva yang tertulis diatas meja tepat dibawah tas itu. Lyora menutup mulutnya saat ia melihat isi tas Hani "oops, kunci loker elo belom gue kasih ya, sampek elo ngebawa baju dan buku paket didalam tas" Lyora tertawa kecil, gadis itu melirik kearah tas karton yang ada dibawah meja Hani yang ternyata berisi sepatu milik gadis itu, Lyora mengeluarkan sepatu Hani dan melihat isi tas karton yang cukup besar, "kayaknya bakalan muat kalo gue isi sama buku paket sama baju lo" gumam Lyora lalu memindahkan barang – barang Hani kedalam tas karton, dan yang terakhir gadis itu memasukkan barang – barang yang ada diatas meja Eca kedalam tas Hani.

"lo bakalan malu Han" gumam Lyora pelan. Sambil memeluk tas karton milik Hani dan berjalan keluar kelas, gadis itu mungkin bisa lega karena loker diarea kelas Hani tepat berada didepan kelas, jadi ia tidak perlu berjalan jauh – jauh untuk meletakkan barang – barang Hani.

Dengan telaten Lyora menyusun barang barang Hani seperti sepatu, buku paket dan bajunya lalu menutup pintu loker dan menguncinya, gadis itu menatap kunci loker yang seharusnya ada ditangan Hani dengan senyuman lebar. "ada untungnya elo pindah kebekas kelas gue han! Keberuntungan emang lagi berpihak sama gue" Lyora berjalan kembali kedalam kelas dan meletakkan tas karton Hani kedalam tas Hani dan melipat tasnya dan memasukkannya kedalam saku rok miliknya.

"lo psikopat Lyora" gumam Zandar sambil mematikan fungsi rekam pada ponselnya.

.....

"gue capek" teriak Iva sambil menelungkupkan kepalanya diatas meja.

"gue bosen idup" sahut Hani datar, membuat Iva bangun dari posisi telungkupnya dan memukul gadis itu.

"apaan sih kok elo bicara kayak gitu?" omel Iva .

"ya mo gimana lagi, gue enggak bisa nyimpen buku atopun sepatu buat olah raga di dalam loker gegara kunci loker gue masih belom dikasih" Hani mulai merengek "punggung gue sakit Va! Bisa – bisa gue jadi kurcaci kalo kayak gini mulu"

"ah udahlah! Gue ketoilet dulu ya" Iva mengacak rambut Hani dan meninggalkan gadis itu didalam kelas.

Tak lama setelah Iva pergi, Eca datang bersama Heera. "loyo bener si elo, kayak bosen idup aja" Eca mengguncangkan bahu Hani yang masih lesu. Membuat Hani gemas sendiri dan mencubit pinggang gadis itu.