Chapter 2

5.3K 376 6
                                    

"Zandar! Gue ada perlu sama elo" Zack tersenyum separuh kearah Zandar, membuat Zandar yang tadinya ingin berjalan – jalan entah kemanapun yang ia suka memutar bola matanya malas, mungkin Zandar merasa muak dengan kelakuan Zack yang kelewat pengecut karena membawa temannya, dan sudah dapat dipastikan bahwa mereka ingin mengeroyok Zandar secara berkelompok.

"gue kayaknya gak berminat buat punya keperluan sama elo" sahut Zandar dengan ekspresi datar.

"minat atopun gak berminat kayaknya elo gak bakalan punya kemampuan buat nolak" sahut Zack sambil tersenyumpenuh dengan kepercayaan diri.

"gue nolak" sahut Zandar masih dengan nada datar, pemuda itu berbalik dan berjalan menuju kearah yang berbeda.

Tapi belum sempat melangkahkan langkah ketiganya, seseorang sudah memegang bahu Zandar, "elo bukan pengecut kan?" tanya Zack dengan nada meremehkan.

"disini siapa sih yang pengecut?" Zandar melepaskan tangan Zack yang tersempir dibahunya "gue yang gak mau ribut, ato elo yang gak berani ngajak orang ribut kalo gak ngebawa tetek bengek lo?" Zandar tersenyum sinis.

"rupanya elo gak sadar situasi ya?" Zack tersenyum lebar kearah teman – temannya pemuda itu kembali meletakkan tangannya dibahu Zandar.

Zandar melihat kearah teman – teman Zack secara sekilas dan memastikan kalau mereka terdiri dari empat orang, pemuda itu menarik nafasnya pelan dan menatap Zack dengan ekspresi datar "singkirin tangan lo dari bahu gue" .

"kalo gue gak mau?" tanya Zack diiringi senyuman tipis.

"gue bakal ngelepasin sediri" Zandar menyahut dengan ekspresi datar, pemuda itu memegang tangan Zack dan memitingnya dengan cepat.

"lo bakalan nyesel" ucap Zack dengan susah payah karena Zandar yang menarik tangannya semakin keras.

"lo pengecut Zack" seseorang dibelakang Zandar mengejek Zack ketika teman – teman Zack mulai mendekat kearah Zandar. Alvin langsung menjadi pusat perhatian ketika ia datang karena ucapannya barusan, pemuda itu bersedekap menatap Zack dengan ekspresi kesal "kalo mau berantem itu satu – lawan satu, bukan satu lawan lima"

"Zandar! Rupanya elo juga pengecut, dicegat sebentar aja elo udah didatengin sama dua emak lo" Zack mengejek Zandar karena kedatangan Alvin dan elang. Tujuan utama Zack sebenarnya hanyalah untk membuatb seorang Zandar mengamuk dan memukulinya agar ia bisa melaporkan pemuda itu pada guru.

"kalo bicara itu pake otak!" sahut elang tidak terima "elo yang lebih pengecut bawa – bawa orang segala dalam urusan elo" pemuda itu bersedekap "btw gue cuman pingin lewat kok! Bye" elang melambaikan tangannya dan berjalan pergi.

Tak lama setelah elang pergi, Rakha datang dengan nafas ngos – ngosan "guru bakalan dateng buat ngecek kesini! Kalo elo gak mau urusan jadi panjang mending bubar" peringat pemuda itu. membuat Zack langsung menarik tangannya secara paksa danikut berlarian bersama teman - temannya meninggalkan Zandar, sebelum pemuda itu jauh, ia berbalik dan berteriak kearah Zandar. Ia tidak akan bisa berkutik ketika Zandar belum memukulnya sedikitpun.

"lo tunggu aja saat dimana elo bakalan bonyok"

"elo yang bakalan bonyok" teriak Alvin dengan penuh amarah "pengecut bener sih jadi orang" pemuda itu melihat kearah sekitar dimana ada banyak orang yang menggerumuni mereka. "apaan lo pada! Bubar" teriak Alvin, pemuda itu mencari Zandar untuk mengajaknya kembali kekelas meskipun keals mereka berbeda, tapi Zandar sudah menghilang entah kemana.

"gue ditinggal" gumam Alvin dengan ekspresi kesal, pemuda itu lalu berlari menuju kelasnya, namun sebelum bisa mencapai kelasnya Alvin malah menabrak Hani yang tengah berdiri sendirian sambil memandangi segerombolan siswa yang sedikit demi sedikit mulai meninggalkan lapangan.

INTROVERTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang