Chapter 4 : datang pada masalah

3.6K 302 6
                                    


Anggap saja aku dan mulutku yang tak terkontrol tanpa sadar suka untuk datang pada masalah.

....

Mulutku terbuka lebar ketika aku menguap.

Anggaplah aku tidak sopan karena tidak terlalu berminat menutup mulutku yang sedang menguap.

Tapi jujur aku sangat bosan!!

Oke ini salahku karena aku mengiayakan permintaan Zandar agar aku menunggunya pulang hari ini.

Karena ia akan mengembalikan kotak bekalku saat pulang sekolah saja.

Hemm..

Ingin sekali aku pulang dan tidur diatas kasur kamarku yang memang tidak seempuk bulu tapi tetap saja terasa sangat nyaman untukku.

Tapi aku sudah terlanjur menunggu Zandar selama sekitar seper-empat jam, jadi akan sangat nanggung jika aku hanya pulang dengan satu kotak bekal.

Meskipun sekolah sudah berubah menjadi tempat yang sangat sunyi selayaknya kuburan.

Jangan dipertanyakan kemana murid yang biasa berlalu lalang dan bermain dilapangan.

Mereka semua pasti dengan senang hati pulang kerumah masing - masing .

aku mulai mengingat lagi apa yang sebenarnya terjadi tadi saat istirahat pertama.

Saat itu aku sedang keluar dari kantin dan menabrak Zandar karena aku yang terlalu tegesa - gesa.

Mau bagaimana lagi.

Kantin yang penuh dengan orang - orang membuat telingaku pengang dan segera ingin pergi secepat yang kubisa.

Tadinya aku hanya menanyakan keberadaan Elang yang memang sudah berjanji lewat pesan singkat - sms - akan mengembalikan kotak bekalku hari ini.

Membuat aku yang tadinya akan pergi menjauh - stelah bangun dari insiden tabrakan dan meminta maaf- langsung terhenti karena Zandar mengatakan hal yang sedikit membuatku kesal.

Mau bagaimana lagi?.

Zandar dengan seenak jidatnya malah memintaku untuk menunggunya saat pulang sekolah.

Kutepuk pipiku kesal! Hanya hari ini aku akan berurusan dengan mahluk antah berantah selayaknya Zandar.

Jika dikemudian hari aku akan berurusan dengannya. Mungkin aku akan memutar otakku dengan bersungguh - sungguh agar hal itu tidak terjadi.

Yang aku bingung, ternyata didunia ini ada mahluk yang lebih aneh dan gila daripada Elang.

"Ngapain lo?" Tanya seseorang disekitarku.

Membuatku menoleh kesana kemari - tapi bukan keasal suara- mungkin saja bukan aku yang sedang diajak bicara.

"Ck, gue bicara sama elo Hani"

Mendengar hal itu aku langsung melihat kearah asal suara dan nyengir lebar.

Membuat Alvin menatapku masam .

"gue gak bakal ngehancurin pot bunga elo kok"

Ucapku dengan menunjukkan V sign pada Alvin dan memperkeruh wajah Alvin yang sudah keruh karena kesal.

"Yayaya" ucap Alvin kesal lalu pergi meninggalkanku sendirian.

Membuatku refleks menatap benda yang menjadi topik pembicaraan kami.

Pot bunga milik Alvin.

Membuatku terkekeh pelan.

....

INTROVERTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang