"Tim biru" gumam Zandar ketika ia membuka bungkusan seragam yang diterimanya. Dengan enggan ia mengeluarkan seragam itu lalu melempar topengnya kesembarang arah.Selesai mengenakan seragamnya, Zandar keluar dari tendanya dan mendapati orang - orang yang mengenakan seragam seperti yang ia kenakan.
Satu sudut bibirnya tertarik ketika Zandar melihat ada banyak orang yang terlihat sangat bersemangat dengan acara yang lebih bisa dibilang konyol sekaligus bodoh.
"Kita beda tim" ucap seseorang dengan nada memelas sekaligus kesal dari belakang Zandar disertai sebuah rangkulan.
"Alvin?" Ucap Zandar terdengar ambigu. Pemuda itu lebih memilih bersedekap dan sedikit mengabaikan orang yang sedang merangkulnya.
Rangkulan dibahu Zandar terlepas ketika sang pelaku kembali berbicara "apa kau bodoh! Sudah pasti Alvin juga berbeda tim dengan kita. Kita bertiga terpisah Zandar!!"
Mendengar Elang mengomel selayaknya gadis remaja yang mendapati pacarnya lebih memilih bermain game daripada menemaninya berbelanja membuat Zandar memutar bola matanya malas.
Tapi ekspresi datar yang sejak tadi Zandar tampakkan hilang seketika saat ia merangkul Elang "bukankah ini lebih baik? Aku bisa membunuh kalian berdua dengan cara yang aku suka" bisik Zandar sedikit sadis.
Rangkulan Zandar terlepas saat seseorang memukul kepalanya denga benda keras "jangan sok jago" Alvin menatap Zandar tajam sambil berkacak pinggang.
Belum sempat Zandar ataupun Elang membalas ucapan Alvin, bunyi sirine polisi dibunyikan tanda semua orang harus berkumpul. Membuat Elang dan Alvin langsung berlari mengikuti kerumunan orang - orang yang juga pergi kearah asal suara. Hanya untuk sekedar mendengarkan arahan lebuh lanjut.
"Mungkin tahun ini kaulah pahlawannya" gumam Zandar pelan dengan senyuman tipis. Zandar berbalik dan mulai berjalan dengan langkah yang cukup cepat, bukan kearah yang senua orang tuju, tapi kearah hutan dengan pagar yang tingginya tidak lebih dari satu meter.
Arena mereka bermain kali ini adalah hutan, akan tetapi bukan hutan belantara melainkan hutan yang sudah terjamin keamanannya. Luasnyapun hanya sekitar satu sampai dua hektar.
Zandar berjalan cukup jauh hingga nyaris mencapan tengah arena. Karena konsep pembagian tim yang terbagi menjadi empat, hal itu menguntungkan Zandar jika ia tidak berminat terlibat kedalam permainan yang ia anggap bodoh itu.
Zandar hanya perlu ketempat dimana orang - orang tidak berminat pergi kesana karena letak bendera tim lawan ada dipinggir arena disetiap arah mata angin. Jadi untuk apa mereka ketengah arena? Sedangkan yang mereka perlukan ada dipinggirnya?.
Ketika Zandar menemukan pohon yang dirasanya tepat, pemuda itu langsung memanjatnya dan duduk diatas dahan yang paling besar dengan tinggi sekitar tiga meter. Zandar bersenandung pelan sambil mencari posisi senyaman mungkin, karena bisa saja ia akan berada disana berjam - jam.
Karena permainan bertahan hidup tidak akan dihentikan hingga dua hal terjadi. Yang pertama ada salah satu tim atau seseorang yang berhasil merebut tiga bendera lawan, Yang kedua adalah permainan belum berakhir hingga jam lima sore. Karena bagaimanapun juga hutan yang aman sekalipun akan berubah menjadi amat sangat tidak aman ketika malam hari.
......
Zandar tidak tau kapan ia tertidur, tapi yang pasti sebuah suara teriakan yang Zandar yakin berasal dari Hani behasil membangunkannya.
Tepat sekitar dua meter dari pohon tempat Zandar bersantai ada sebuah lubang yang cukup besar dan dalam, disana terlihat Hani yang terus menerus memegangi pinggangnya. Bersama seseorang yang Zandar kenali sebagai Eca yang terlihat tegang dan juga panik..
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT
Teen Fiction#16 in introvert #19/01/2019 #18 in Introvert #06/06/2019 Credits Beautiful pic from Anna Abola Art -when a introvert girl fall in love- -a same love that's will changing her self and it started when she's get a papercranes - by '22yuniyu' ...