Chapter 26

1.2K 102 1
                                    

Tidak ada satu orang pun yang berjalan disekitar lorong area loker karena memang nyaris tidak ada lagi orang yang berada diarea sekolah. Hanya ada beberapa siswa dan siswi, termasuk seorang siswi yang sedang berjalan dengan lambat sambil membawa tasnya.

Ia berniat pulang tanpa berniat berhenti sedikitpun, meskipun niat itu terpatahkan dengan sendirinya ketika ada sebuah loker yang terbuka tanpa ada yang menariknya tepat disampingnya. Gadis itu berhenti berjalan dan menatapi isi loker dan mengerjapkan matanya saat melihat bertapa penuhnya loker itu dengan debu, tapi yang membuatnya heran adalah sebuah benda yang bahkan tidak berdebu sedikitpun.

Apa itu barusaja dimasukkan?.

Dengan tangan bergetar ia mencoba mengambil isi loker tersebut. Tapi ketika jari jemarinya akan mencapai buku tersebut, ia langsung mengurungkan niatnya.

Untuk beberapa saat gadis itu melihat kearah loker yang masih saja terbuka seakan - akan ia tidak bisa meninggalkannya.

Kedua sisi tangannya terkepal sesaat dan ia kembali melangkah maju setelah beberapa saat yang lalu mundur.

......

"Gue mau balikin ini" Hani menyodorkan sebuah headphone berwarna putih kearah Zandar membuat si pemuda menatap headphone tersebut dengan raut yang kelewat bingung, Zandar tau  headphone itu miliknya tapi kenapa bisa ada pada Hani?.

"Ini kok bisa di elo?" Zandar menerima headphonenya dan menatap benda itu seakan - akan merupakan benda asing yang jatuh dari langit.

"Nah kok elo malah gak tau itu benda bisa ada sama gue?" Hani menunjuk headphone yang memang sudah berpindah tangan dari tangannya ketangan Zandar. "Gue gak tau sih gimana caranya headphone elo bisa ditangan Alvin, tapi itu dikasih Alvin waktu kita mau berangkat kemah"

Zandar mengerjapkan matanya saat melihat Hani menangkupkan kedua tangannya kearah Zandar "maaf! Maaf banget baru balikin sekarang, soalnya headphonenya dipinjem Eca tanpa bilang - bilang sama gue dan guenya malah kelupaan" Zandar tersenyum tipis dan menarik Hani untuk duduk bersamanya.

"Gue gak urusan sama apa aja yang udah elo bilang tadi" dengan mata yang terbelalak Hani menatap Zandar, menatap pemuda yang tengah tersenyum padanya. "Yang penting headphonenya udah balik kan?" Ucap Zandar dengan senyuman lebar. Pemuda itu memasukkan headphonenya kedalam tas dan berdiri "mau main basket Han?" Tanya pemuda itu masih dengan senyuman lebarnya sambil mengambil salah satu bola basket yang memang tergeletak disekitar mereka.

"Gue gak bisa" Hani menendang salah satu bola yang ada disekitarnya tanpa mau repot berdiri.

Membuat Zandar gemas dengan sendirinya dengan kelakuan gadis itu, pemuda itu melempar bola yang ada ditangannya kearah Hani membuat gadis itu mau tidak mau berdiri lalu menangkapnya.

"tuh bisa nangkep bola" Zandar menunjuk Hani dengan dagunya.

"Nangkep ya siapa aja bisa kali!" Hani melemparkan kembali bola yang ia tangankap pada Zandar.

"Dan siapa aja bisa main kalo enggak malas kali" Zandar berjalan maju dan berdiri tepat didepan Hani, pemuda itu membenturkan bola pada kepala Hani dengan lembut "kebanyakan orang bilang gak bisa padahal mereka belum nyoba, padahal apa susahnya sih nyoba?" Pemuda itu melepaskan bola basketnya lalu mengambil bola sepak, dan dengan paksa Zandar menarik Hani ketengah lapangan, tapi bukan lapangan basket melainkan lapangan bola.

"Dibelakang gue ada gawang! Dibelakang lo juga ada gawang" Zandar menunjuk arah belakangnya dan arah belakang Hani secara bergantian.

"Kita main satu lawan satu?" Hani melihat kearah belakangnya lalu melihat kembali kearah Zandar "gue pake rok Zandar!" Gadis itu mulai merengek - rengek.

INTROVERTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang