Chapter : 12 " I'm Introvert"

2.4K 194 17
                                    

"Niat lo bedua apaan sih!" Teriak Marco selaku ketua panitia kemah. Sedikit info panitia kemah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pengawas yang terdiri dari para guru lalu panitia pelaksana permainan dan kegiatan yaitu panitia yang terdiri dari kumpulan siswa yang menurut Hani sangat bersukarela ingin menyiksa siswa  lainnya.

Meskipun membingungkan itulah adanya, Hani bahkan bingung kenapa harus ada dua panitia sekaligus.

Saat ini mereka sedang dimarahi ditengah lapangan basket sekolah mereka, keesokan harinya setelah mereka pulang dari berkemah.

Tujuan Marco hanya satu. Yaitu membuat malu Zandar dan Hani karena telah mengacaukan permainan diacara kemah.

Bayangkan saja. Pengaturan dan perhitungan para panitia yang sudah dihitung dengan sangat matang malah kacau seketika hanya karena sebuah kaca ditambah senter.

Sedikiy info, setiap hantu memiliki spotnya masing - masing, tapi Hani dan Zandar malah membuat para hantu berlarian hingga mereka tidak berada pada tempat yang tepat.

Hani hanya menunduk mendengarkan amarah Marco yang terdengar sangat berapi - api sedangkan Zandar sendiri sudah pasti sedang mengacangi pemuda yang sibuk berkomat - kamit ria tersebut.

"Lo bedua gue hukum!" Ucap Marco dengan mantap membuat seluruh atensi Hani dan juga Zandar menjadi kembali  teralihkan kepada pemuda itu.

Dan senyuman licik Marco sudah menyelesaikan segala praduga yang tadi sempat membayang - bayangi isi kepala Hani untuk sesaat.

Pasti ini adalah rencana kedua Marco untuk membuat mereka malu.

........

Zandar tidak bisa menahan senyumannya, ketika dirinya dipaksa berdiri dengan kaki yang sedikit ditekuk dan tangannya yang diangkat lurus dengan bahunya. Yang membuat senyuman tak bisa lepas dari wajahnya adalah, ia dan juga Hani dihukum bersama murid - murid pembuat masalah disekolah mereka.

Seakan mereka merupakan bagian dari mereka, dan sejak lima belas menit yang lalu atau sejak hukuman mulai dijalankan. Hani tidak bisa berhenti menangis sesegukan. Zandar sangat maklum dengan hal itu, Jika bagi Zandar hukuman dan juga pujian dari guru adalah hal yang biasa, itu berbeda dengan Hani yang tidak suka dipuji apalagi dihukum oleh dewan guru apalagi sisama siswa.

Karena hal tersebut meskipun bertolak belakang tapi sangat berkaitan.

"Hey" bisik Zandar kearah Hani yang masih sesegukan dengan tangan yang bergetar pelan.

"Lo gak papa?" Tanya Zandar pelan, lebih menyerupai sebuah bisikan.

Tapi tidak ada jawaban. "Han!" Panggil Zandar lagi. Pemuda itu masih belum begitu menyerah. Tapi Hani malah sibuk menangis tanpa suara. "Gak ada gunanya elo nangis!" Bisik Zandar dengan nada kesal.

"G-gue m-malu " jawab Hani pelan dan tergagap membuat Zandar memutar bola matanya malas.

"Ngapain nangis kalo malu!!" Suara Zandar mulai sedikit meninggi "elo nangis malah makin malu - maluin karena menarik perhatian!" Omel Zandar tanpa sadar.

Membuat Hani langsung menatap pemuda itu tajam dengan airmata yang terus mengalir dari mata yang mulai memerah tersebut. "Gue benci elo!" Ucap Hani kesal sambil meninggalkan Zandar dengan langkah lebar.

"Heh hukumannya belum selesai!" Teriak Zandar membuat Hani berhenti berjalan.

"Masa bodo!" Jawab Hani lalu melanjutkan langkahnya.

"Gimana sama amarah Marco!" Teriak Zandar lagi. Membuat Hani berhenti berjalan dan berbalik.

"Persetan sama Marco" teriak Hani kesal, membuat Zandar mau tidak mau mengejar kemana gadis itu pergi.

INTROVERTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang