Sehun’s POV
Seminggu sudah berlalu sejak Hayoung mengetahui cerita sebenarnya yang dialami Luhan hyung. Dan aku senang karena sejak itu Hayoung sudah kembali ceria tidak murung dan sedih lagi.
Aku pun kembali mengetahui sisi lain diri Hayoung, bukan hanya cantik, pintar, dan rajin, ternyata ada juga hal buruk yang pernah dialami yeoja yang sempurna di mataku ini. Ya, dia mengalami kisah cinta yang lumayan tragis. Dia sangat polos dan masih kecil saat itu dan sudah mengalami hal ini dalam kisah percintaannya.
Namun yang membuatku bingung jadi sebenarnya apa perasaan yang dimiliki Hayoung pada hyungku?
Pertanyaan itu ku coba untuk melupakannya berulang-ulang, sambil membayangi wajah Hayoung yang sudah tidak sedih lagi mendengar kepergian Luhan hyung. Apa ini berarti dia memang tidak pernah menyayangi Luhan hyung?
Aku juga tidak bisa membantah rasa sayang yang semakin lama berubah menjadi rasa ingin memiliki ini. Apa aku harus menyatakan perasaanku? Tapi bagaimana kalau Hayoung kaget dan memutuskan hubungan perteman kami? Itulah pertanyaan yang hampir membuatku gila.
Setengah bulan lagi perpisahan kelas 3 akan dilaksanakan, di hari itu pula kami akan menampilkan kemampuan kami. Dengan menipisnya waktu, latihan yang kami lakukan semakin intensif dengan anggota yang juga sudah komplit.
Sekarang, di sini aku, duduk bersender dengan nafas yang masih menderu. Lelah, itulah yang biasa dirasakan orang-orang setelah melakukan gerakan hebat pada tubuhnya. Bukan hanya duduk beristirahat, mataku tak lepas memandangi yeoja yang tengah menggerakkan tubuhnya serempak dengan lima anggota lainnya mengikuti irama musik yang menggema.
Dengan keringat yang terus mengalir di wajah westernnya, tidak mengurangi kecantikkannya sama sekali, melainkan malah menambah poin plus, yaitu sexy. Tunggu,Apa yang aku pikirkan? Haha otakku sudah gila, bukan hanya hatiku, tapi juga otakku.
Namun aku berkata jujur, sungguh. Hayoung mengenakkan kaos berlengan ¾ dan celana training yang pendeknya sepaha menampilkan jelas kaki jenjang Hayoung. Dari wajah, leher, tangan, hingga kaki jenjangnya mengkilap benar-benar membuat Hayoung terlihat sexy.
Aku merutuki diriku berkali-kali sebab sedang berpikir yang tidak-tidak karena sisi lain dari Hayoung yang bisa juga terlihat sexy. Tak sadar aku menyinggungkan senyumku sambil terus menatap Hayoung hingga gerakan terakhir Hayoung usai.
Aku menundukkan kepalaku dengan senyum yang terus mengembang. Aah aku sudah gila.“Sehun-ah” aku mengangkat kepalaku refleks, dan yeoja itu kini tengah duduk bersila di hadapanku. Se-sejak kapan? Aku membelalakkan mataku terkejut dengan arti lain menanyakan –apa-.
“Kenapa kau terus menatapku? Membuatku tidak konsen,haha.” Crack jadi dia melihatnya? Aku menggaruk tengkukku yang tidak gatal dan aku sangat kikuk sekarang.
“Melihat apa? Eeyy kau bergurau.” Jawabku mengelak.
“Yaa aku melihatnya dari cermin itu, kau melihat ke arahku sambil tersenyum-senyum. Yaa Oh Sehun-ssi.” Seketika aku menatap tak percaya pada cermin besar yang memang dari awal ruang latihan ini di bangun, cermin itu sudah ada di situ. Yak kenapa aku bisa lupa? Aku terus senyum-senyum memandanginya sementara ada cermin besar yang juga menampakkan tubuhku sedang berkespresi seperti orang gila.
“Apa yang kau katakan eoh? Aku tidak mengerti. Nih minumlah dulu” aku menyodorkan sebotol air mineral, lalu memalingkan wajahku yang terlihat kikuk. Hayoung seperti bergumam sesuatu, namun biarlah aku terlalu gugup bahkan untuk mendengar suaranya.
Author’s POV
“Eey kau pasti bercanda” gumam Hayoung sambil mengambil sebotol air mineral pemberian Sehun.
YOU ARE READING
Oh! Finally;osh-ohy [completed]
Fanfiction'Sungguh. Ini bukan rasa cinta kan? Tentu bukan, aku tidak mencintai Sehun sama sekali. Dan yang membuatku gugup hanya perkataannya waktu di mobil saja. Tapi kenapa? Kenapa aku gugup mendengarnya? Aahh kau yeoja aneh Hayoung-ah. Tapi aku bersumpah b...