"Pagi eomma appa." Seru Hayoung lalu memberi ciuman singkat di kening orang tuanya. Ia pun bergabung dengan mereka untuk sarapan pagi.
"Sehun belum bangun?" tanya eomma Hayoung sambil menyidukkan nasi hangat di mangkuk Hayoung serta satu mangkuk lain.
"Tadi aku tengok sih belum, tidak enak jika harus membangunkannya."
"Nih, kau bawakan sarapan untuk dia ke kamarnya. Kau juga sekalian makan di sana saja." Eomma Hayoung pun menyodorkan nampan berisi dua mangkuk nasi dan dua mangkuk sup serta minumnya.
"Eoh? Apa tidak apa?"
"Ne. Sudah cepat kalian berdua sarapan. Tidak lama lagi seorang dokter akan datang untuk memeriksa Sehun." Appa Hayoung kini berbicara, Hayoung kaget mendengarnya jika akan ada dokter.
"Dokter? Appa memanggilnya? Wae? Kenapa tiba-tiba begini?"
"Kenapa? Appa memanggil dokter manusia kok bukan dokter hewan."
"A-ahh aku tau. Maksudku emm sebelumnya Sehun menolak untuk diperiksa dokter, tapi appa tiba-tiba memanggilnya bahkan Sehun tidak tahu."
"Ini demi kebaikannya. Kalau dia mau menolak suruh dia bilang langsung ke appa, arrasso?"
"Baiklah. Gomawo appa, eomma." Hayoung merekahkan senyumnya, tak percaya sekali lagi karena appa nya yang begitu perhatian dengan Sehun. Ia pun segera membawa nampan makanan menuju kamar Sehun.
"Selamat pagi Sehun." Sapa Hayong setibanya ia di dalam kamar.
"Pagi." Balas Sehun dengan suara seraknya. Kata pertama yang ia ucapkan setelah bangun dari tidurnya. Ia sudah bangun daritadi, hanya saja yang ia lakukan hanya tetap berbaring dengan matanya yang hanya memandang langit yang terlihat dari jendela kamar.
"Eoh ternyata sudah bangun?" tanya Hayong sambil menaruh nampan di atas nakas lalu duduk di pinggir ranjang.
"Sudah, hanya saja badanku tidak enak untuk bangun. Mian, pasti kau membawa makanan itu ke atas untukku."
"Gwenchana, aku akan menemanimu sarapan." Ucap Hayoung. Sehun pun memposisikan tubuhnya menjadi duduk. Hayoung mengambil mangkuk berisi sup, menyiduknya dengan sendok lalu ditiupnya dan hendak menyuapinya ke mulut Sehun.
"Aku akan makan sendiri. Kau juga makan."
"Ani, gwenchana aku akan makan setelah menyuapimu."
"Haha aku bisa kok." Sehun mengambil alih sendok dan mangkuk yang di pegang Hayoung, Hayoung pun tak bisa menolaknya.
"Baiklah, tidak bisa lama-lama karena dokter akan datang memeriksamu." Sehun membelalakan matanya mendengar ini dan hendak memprotes.
"Kau tidak boleh menolak eoh. Ini appa ku yang memanggilnya." Tambah Hayoung yang membuat Sehun bergeming.
"Jinjja? Hmm baiklah."
---
Masih di kamar nya, Sehun baru saja selesai di periksa oleh seorang dokter serta diberi obat-obatan yang lebih resmi karena ini berdasarkan resep dokter. Hayoung dan eomma-nya pun turut memerhatikan arahan dari dokter.
Eomma Hayoung lalu mengantar dokter itu ke bawah, menyisakan Hayoung dan Sehun di kamar.
"Hayoung-ah aku ingin bertemu dengan appa mu."
"Sekarang?"
"Ne, aku sudah merasa lebih baik." Balas Sehun dengan senyumnya lalu bangkit dan meninggalkan kasur.
Mereka berdua pun sudah duduk di sofa ruang tengah. Hayoung meninggalkan Sehun untuk mencari appa nya yang ternyata sedang mengobrol dengan dokter tadi yang hendak masuk ke dalam mobilnya. Setelah dokter itu melajukan mobilnya meninggalkan rumah Hayoung, Hayoung mendekati appa nya dan bekata bahwa Sehun ingin bicara dengan appa nya.
YOU ARE READING
Oh! Finally;osh-ohy [completed]
Fanfiction'Sungguh. Ini bukan rasa cinta kan? Tentu bukan, aku tidak mencintai Sehun sama sekali. Dan yang membuatku gugup hanya perkataannya waktu di mobil saja. Tapi kenapa? Kenapa aku gugup mendengarnya? Aahh kau yeoja aneh Hayoung-ah. Tapi aku bersumpah b...