Ali menggenggam sebuah amplop. Sebentar lagi ujian Nasional dan ia harus benar - benar fokus belajar.
Mengingat tentang belajar. Ali merasa Prilly benar - benar menjauhinya, bahkan seakan - akan menjodohkannya dengan Alya.
Ali tak ingin seperti ini. Tapi entahlah mengapa ia tak lagi bisa dekat dengan Prilly.
"Ali.." suara panggilan Alya menghentikan langkahnya.
"Hai.. Kenapa??"
Bukannya menjawab pertanyaan Ali, Alya justru mengrenyitkan keningnya. Menatap Ali dengan tatapan penuh selidik.
"Lo yang kenapa?? Ada masalah ya Li??" ucap Alya balik bertanya.
"Gak kenapa - napa.. Emm" Ali sedikit menoleh kekanan dan kiri. "Prilly kemana Al??"
Ucapan Ali membuat Alya memutar bola matanya malas. Ia tersenyum miring. "Ali.. Ali lo masih aja nyariin Prilly.. Dia lagi sibuk pacaran kali!!"
Perkataan Alya tentu saja membuat Ali terkejut. Pacar?? Siapa pacar Prilly??.
"Lo gak tau... Prilly kan udah jadian sama Zidan.. Lagian ya, lo gak ngerasa apa dia mulai jauhin lo??"
Melihat raut kecewa Ali justru membuat Alya tersenyum penuh kemenangan."Udah lah Ali.. Sekarang gini aja, belajar untuk hari ini lo kerumah gue.. Biasanya si Zidan udah ngapelin Prilly tuh.." ucap Alya dengan kalimat yang tentu saja membuat Ali makin meradang.
'Gak peduli sesakit apa yang akan lo rasain Prill.. Gue akan rebut Ali dari lo... Ini kebahagiaan gue .. Ali bahagia gue bukan lo Prilly' batin Alya.
.
.
.
.Prilly tengah tersenyum menatap cup cake nya yang telah jadi. Sepulang sekolah tadi Prilly nampak sangat antusias membuat cup cake. Prilly membawanya kedepan diamana disana ada Alya dan Zidan.
"Hai.. Kalian mau nyobain gak cup cake aku.." ucap Prilly tulus. Prilly menaruh piringnya diatas meja.
"Mau lah.. kamu yang masak sih.. Aku yakin enak!!" ucap Zidan yang langsung melahap cup cake Prilly.
"Eghemmm.." deheman Alya membuat Prilly terkekeh. Sahabatnya itu memang pintar sekali menggombal.
Tiba - tiba suara bel pintu membuat aksi melahap cake itu terhenti. "Biar aku yang buka.." ucap Alya saat melihat Prilly hendak membuka pintu.
Alya bergegas membuka pintu yang ia yakin itu adalah Ali.
Clekk
"Hai Li.. Masuk!!" ucap Alya yang langsung menggandeng Ali masuk.
Sesak
Ali merasakan jantungnya tak berfusi lagi saat melihat dua orang yang saling tertawa penuh kebahagiaan sedangkan Alya tersenyum puas akan itu, Rencananya bersama Zidan ternyata berhasil dengan begini Ali akan semakin jauh dengan Prilly.
"Ali..ayo!!" Alya kembali menarik lengan Ali mendekat kearah Zidan dan Prilly.
"Hemm Prill..Zi kalian bisa pindah tempat gak.. Gue sama Ali mau belajar nih.."
Seketika tawa Prilly dan Zidan terhenti. Mata Prilly yang menatap Ali penuh rindu malah mendapar tatapan kesakitan dan kecewa dari Ali. Apa Ali kecewa? Tapi kenapa??' batin Prilly bertanya.
"Yaudah yuk Prill.." Zidan menggandeng tangan Prilly untuk pergi ke halaman belakang.
Prilly hanya mengangguk mengikuti langkah Zidan. Prilly terus saja bergelut dengan fikirannya.
Ali kecewa,tapi kenapa? Bukan kah beberapa waktu ini ia yang sibuk? Bahkan kata Alya ia tak ingin di ganggu.
"Prill.. Kok lo ngelamun??" tanya Zidan yang langsung membuyarkan lamunan Prilly.
"Apaan sih.. Aku gak ngelamun.." elak Prilly menghindari pertanyaan Zidan.
"Hemm iya deh.. Oh iya main kelinci yuk..!!" ajakan Zidan membuat Prilly mengangguk antusias.
Zidan dan Prilly nampak asik dengan kelinci peliharaan Prilly. Sesekali mereka kejar mengejar. Tawa keduanya nampak terlihat sangat bahagia.
Ya itulah yang Ali liat kini. Ia lupa bahwa seharusnya ia tak menyimpan rasa cintanya yang nampaknya bertepuk sebelah tangan. Tapi, Ali tak bisa menghapusnya. Cinta Ali untuk Prilly benar - benar dalam.
"Ahhhh... Udah ah aku mau ambil minum dulu ke dalam.." ucap Prilly mengakhiri aksi kejar - kejarannya dengan Zidan.
Prilly berjalan menuju dapur dan mengambil botol air di kulkas. Namun saat Prilly hendak berbalik Prilly terkejut.
Ali telah berdiri tepat dihadapannya menatapnya tajam. Jantung Prilly saya makin tak karuan kala Ali mulai mengikis jarak mereka.
Ali mencondongkan wajahnya mendekatkannya ke wajah Prilly. Saat mata Prilly terpejam kala Ali benar - benar memiringkan wajahnya.
" Jaga hati lo untuk gue... Tetap bertahan demi gue atau gue yang paksa lo untuk bertahan"
Bisikan Ali tepat di telinga Prilly membuat Prilly benar - benar semakin gugup.
Ali membenarkan posisi berdirinya dan mengambil air di tangan Prilly lalu pergi. Sedangkan Prilly harus mati - matian mencerna ucapan Ali terlebih jantungnya yang sekan ingin keluar.
Haloooooo ada yang mau nabok Alya???
Hahahaha... Jahat ye.. Eh vote kali... Komen kali..
Jangan lupa MY STUPID BOY di baca juga!!!
See you gengzzz😛😘
SCTV 26 ALI PRILLY
Huaaa gak sabarrrr 😂😍
Ig : @Arumalcpv99
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love, My Captain
Teen FictionDia bukan sembarang captain. Gelar Captain yang ia miliki telah didapatkannya semenjak awal ia masuk SMA. Kaya, pintar, dan tampan semua wanita memujanya. Siapa yang tak ingin menjadi kekasih seorang Çaptain cool sepertinnya.