Masih edisi Baper...
Dududududu....Sunyi, sepi , dingin.
Prilly masih setia di kamar Apartemennya dan memegang erat foto kebersamaannya dengan Ali.
Pria itu, kini bukan lagi kekasihnya. Air mata Prilly masih belum bisa berhenti menetes. Kacau itulah keadaan Prilly.
Tak jauh berbeda dengan Prilly, Ali bahkan lebih buruk. Kacau dengan penampilan acak - acakan.
"Kenapa lo bohong... Aku tau kamu bohong.. Aku tau kamu bohong..."
Hanya itu hal yang sedari tadi Ali ucapkan. Ia begitu kacau dengan kenyataan bahwa ia tak lagi bisa bersama gadisnya bahkan gadisnya yang memintanya pergi.
Apakah tak ada yang mengerti jika mereka ingin bersama?
****
Pagi ini, begitu sulit rasanya Prilly melangkah. Ia tau Ali pasti sudah berangkat kemaren Untuk turnamen nya.
Prilly yakin kini ia tak akan bisa lagi bertemu dengan Ali.
Prilly mencoba mengirim sesuatu untuk yang terakhir kalinya kepada Ali. Entah apa Ali masi men save nomornya atau tidak.
'Jika bintang di paksakan untuk berpisah pada malam dan sang bulan. Mungkin ia hanya akan menghilang namun, tak benar - benar menghilang.
Hanya butuh waktu untuk bertemu dengannya yang hilang di telan gelapnya malam'
Ya ... Ia tak tau harus berbicara apa lagi. Hanya rangkaian kata - kata itu yang mampu Prilly tuliskan untuk Ali. Pria yang dua hari lalu ia sakiti.
'Jika bintang di paksakan untuk berpisah pada malam dan sang bulan. Mungkin ia hanya akan menghilang namun, tak benar - benar menghilang.
Hanya butuh waktu untuk bertemu dengannya yang hilang di telan gelapnya malam'
Ali melihat ponselnya dan menampilkan pesan seseorang yang ia cintai.
"Bro.. Ayo kita udah mau berangkat nih.."
Setelah Dika teman satu tim Ali memanggilnya, Ali mematikan ponselnya dan menyimpannya di dalam tas nya.
Yang Ali tau, itu bukanlah Prilly. Walau ia yang meminta, Ali yakin itu bukan hal yang di mau Prilly. Pasti ada sesuatu..
-
Prilly menggenggam erat ponselnya. Ia memantapkan hatinya, jika Ali benar jodohnya maka ia akan bertemu, entah kapan.
o(〃^▽^〃)o
"Akhirnya... Kita lulus...!!!!"Prilly Sekar Putri
Semua orang bahagia. Ya, mungkin tidak semua. Aku mungkin tak sebahagia mereka.Ini adalah pengumuman kelulusan sekaligus perpisahan.
Alya, aku dan dia benar - benar seperti musuh. Seminggu yang lalu ia pergi ke Tokyo untuk melanjutkan study nya dan Zidan kembali ke Singapore. Mengingat itu,...
Kalian tau siapa, ya Ali...
Dia sudah jauh, disana mungkin telah melupakan ku. Mungkin.
Tapi, aku masih sama. Masih mencintainya. Dan minggu depan aku akan pergi dari sini.Aku.. Mengambil langkah baru, walau aku sendiri gak tau bisa atau enggak.
Aku berjalan gontai menuju satu taman dan satu pohon. Kalian ingat, ini pohon apa??
Pohon dimana aku dan Ali membuat sebuah harapan. Tapi, lagi dan lagi itu hanya sebuah harapan. Ku ulurkan tangan ku memegang sebuah ukiran di sana A ❤ P.
"Aku kangennn... Aku kangennn kamu Ali.. "
Air mata ku kembali menetes. Ini benar - benar menyesakkan, rasanya seperti sudah tak ada lagi oksigen untukmu bernafas.
Aku memejamkan mataku. Merasakan tangannya memeluku dari belakang, menyandarkan kepalanya di pundakku.
Aku...sungguh merindukanmu Ali.. Bisakah kau dengar??... Apa yang kau rasakan Ali...
(..>_<..)
Muhammad Ali Syarief
Aku rindu, sangat. Sayang... Apa rasa ini kau merasakannya juga??Author
Ali, pria tampan itu menatap hamparan gedung bertingkat di depannya melalu jendela kamar apartemennya.
Aku akan menjemputmu... Aku yakin kamulah kekasih sejatiku Prill.
Tling..
Ali tersadar saat suara ponselnya berdering. Ali langsung mengambil Ponselnya dan lagi rasa rindunya kembali memuncak kala melihat foto wanita cantiknya tersenyum pada layar ponselnya.
Ali menghembuskan nafasnya. Ia pasti akan bertemu. Itu adalah sugesti penyemangat Ali selama ini.
Ia melihat sebuah pesan dari Alya. Ya, selama ini Alya lah yang selalu ada untuknya. Entahlah, Ali merasa Alya adalah sahabatnya kala ia senang maupun sedih. Walau kadang Ali tak menyukai kala gadis itu berbicara bahwa Prilly telah melupakannya.
Benarkah??
'Hai.. Li!! Gue udah nyampe di Singapore nih.. Lo jemput gue dong.. Zidan gue hubungi gak bisa..'
'Ya.. Tunggu gue!!'
Ali segera bersiap untuk pergi ke bandara menjemput Alya.
(∩_∩)
Alya duduk sambil terus menoleh kekanan dan kiri menunggu Ali, datang menjemputnya.
"Maaf lama Al..!!" ucap Ali kala telah berada di hadapan Ali.
Di belakang Ali juga terdapat Zidan. Ternyata Ali memjemput Zidan dulu sebelum menjemput Alya.
"Aghh.. Ali gue kangen!!"
Alya memeluk erat Ali, Membuat Ali terkejut. Sedangkan untuk Zidan ini bukan momen yang harus ia sia - siakan bukan??
Ckrekkk
Kirim....
(...>~<...) Dududududu....“ψ(`∇´)ψ
Vote comen di part gaje ini...
Author lagi banyak tugassss... Jadi maklum aja kalau rada Absurt...
Baperrrr... Hahaha.. Iya tenang cewew nya lagi menuju kesana kok.. Menjelang END 😉
Lope yu all...
See yuu again....😅😘
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love, My Captain
Teen FictionDia bukan sembarang captain. Gelar Captain yang ia miliki telah didapatkannya semenjak awal ia masuk SMA. Kaya, pintar, dan tampan semua wanita memujanya. Siapa yang tak ingin menjadi kekasih seorang Çaptain cool sepertinnya.