5 tahun berlalu di Singapore.
Seorang wanita mengedarkan pandangannya disekitar caffe itu. Ia berdecak kesal dengan pelayan caffe yang tak kunjung membawa pesanannya. Namun baru ia akan hendak berdiri tubuhnya menegang seketika melihat seseorang yang membawa pesanannya.
"Silahkan di nikmati"
Prilly, wanita itu seakan mati di tempat melihat seseorang yang sangat ia rindukan, bahkan tatapan yang sama dilihat dari pria itu.
"Prill.." prilly tersentak saat pria itu, Ali melambaikan tangannya.
"Al..Ali??"
Ali tersenyum menatap Prilly sambil sedikit menganggukkan kepalanya meyakinkan gadisnya itu bahwa ini memanglah dia.
"Apa kabar Prill.." ucapnya sambil tersenyum.
Prilly menatapnya dengan penuh kerinduan. Ini adalah saat yang paling membahagiakan.
Ali merasakan hal yang sama, mereka sama2 memendam kerinduan yang dalam.
Prilly tersadar dari keterdiamannya ia ingin segera pergi namun Ali menahan lengannya. Prilly memberontak ia ingin melepaskan genggaman Ali yang sangat erat.
"Lepas.." ucap prilly tegas.
"Untuk kali ini aku gak akan lepasin kamu.."
Ali menarik prilly keluar menuju mobilnya. Ali benar2 menginginkan Prilly tetap disisinya.
"Ali lo mau bawa gue kemana sih??"
Pertanyaan yang sedari awal Prilly lontarkan seakan di berikan pada batu karna Ali yang sama sekali tak meresponnya.
"Ali, berhenti... Ali lo denger gak!!"
Lagi dan lagi Prilly membentak Ali namun pria itu seperti tuli tak melirik ataupun mendengarkan prilly.
Dengan rasa kesal Prilly dengan nekat memegang kemudi mobil membuat Ali mengerem dan berhenti.
Nafas emosi prilly dengan tatapan tajamnya tertuju pada pria yang juga menatapnya sendu.
"Kenapa??"
Prilly yang tak mengerti perkataan Ali langsung berbalik dan ingin kluar dari mobil Ali. Air mata keduanya sudah mengalir mewakili perasaan yang bercampur jadi satu.
"Kenapa lo bohong!! Kenapa lo lebih milih ngorbanin cinta dan hati lo.. Kenapa lo harus bikin gue kaya orang bego yang nganggap lo permainin gue... Prill lo gak usah menghindar dari gue, gue udah tau semua... Dan perasaan gue tetap gak akan pernah berubah..."
Ucap Ali dengan nada begetar karena tangisnya. Ali memeluk Prilly erat. Ia juga terisak, mereka sama 2 menangis akan semua yang terjadi.
"Ali..ma..aff!!"
Ali semakin mengeratkan pelukkannya. "Jangan pergi lagi.."
*.*.*.*
Prilly benar benar di buat pusing dengan Ali. Pria itu mengajaknya kebandara. Tadi pria itu bahkan menturuhnya mengemasi pakaiannya.
"Kita mau kemana sih Ali.."
Ali meliriknya lalu memalingkan wajahnya. Tentu saja membuat Prilly menjadi heran.
"Kamu kenapa sih sayang..?"
Dengan cepat Ali menoleh dan tersenyum. "Aku udah dari tadi nungguin kamu ngomong sayang sama aku tapi kamu nya ini gak peka!!" ucap Ali sambil mencubit gemas pipi Prilly.
"Aaaaaaa.... Ali ihhh sakit!" ucap Prilly dengan nada manjanya.
Ali benar2 merindukannya. Merindukan rengekan manja kekasihnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love, My Captain
Teen FictionDia bukan sembarang captain. Gelar Captain yang ia miliki telah didapatkannya semenjak awal ia masuk SMA. Kaya, pintar, dan tampan semua wanita memujanya. Siapa yang tak ingin menjadi kekasih seorang Çaptain cool sepertinnya.