Gadis itu berbalik dan menemukan Miyoung yang berguling terjatuh dari tangga, nona muda itu tergeletak dengan darah di keningnya. Taeyeon gemetar dibuatnya tidak tau apa yang harus ia lakukan, ia ketakutan sekarang bahwa Miyoung akan pergi menyusul orangtua mereka dan meninggalkannya menjadi benar-benar sendirian di dunia ini.Taeyeon hendak berlari ke bawah mengejar Miyoung yang tak bergeming, namun apa yang terjadi membuat Taeyeon benar-benar tidak tau harus bereaksi seperti apa.
"Astaga! Apa yang non besar lakukan" pekik salah satu asisten rumah tangga, gadis yang lebih tua dari Taeyeon itu pasti sudah salah paham.
"Non besar anda sudah keterlaluan" pria paruh baya yang selalu loyal pada keluarga Kim itu juga ikut menyalahkan Taeyeon.
"Kalian angkat nona muda dan telepon ambulance" tuan Song menciutkan mentalnya, tuduhan itu ditujukan padanya, Taeyeon merasa bersalah sekarang.
Sepeninggal orang-orang itu Taeyeon merosot bersandar ke dinding, memikirkan hal yang akan terjadi pada Miyoung, dan juga pada dirinya. Jessica yang memiliki firasat tidak enak akhirnya menyusul Taeyeon ke rumahnya dan menemukan ambulance di depan rumah besar itu, ia seketika sangat cemas dan berlari mendekat melihat Miyoung digotong ke dalam ambulance.
"Apa yang terjadi tuan Song? Miyoung kenapa?"
"Saya rasa nona muda berusaha berbicara pada non besar dan sesuatu terjadi diantara mereka, maaf saya harus ke rumah sakit sekarang juga" tuan Song masuk ke dalam ambulance, Jessica berlari ke dalam mencari sosok Taeyeon dan menemukan gadis itu termenung di depan tangga.
"Taeng!" Jessica dengan segera memeluk Taeyeon, gadis itu tidak mengeluarkan ekspresi apapun, tidak menangis tidak cemas ataupun sedih, wajahnya datar.
"Aku mencelakainya Sooyeon-ah, aku benar-benar membencinya" Jessica tak mengerti dengan apa yang Taeyeon lakukan, ia tahu persis bahwa Taeyeon sangat mencintai Miyoung dan tidak mungkin sepercik pun gadis itu punya pikiran ingin mencelakai Miyoung.
"Tidak Taeng kau pasti berbohong, ayo ke kamarmu dan beristirahat" Jessica membawa Taeyeon ke kamarnya dan menemani gadis itu semalamam.
Taeyeon tidur dengan tidak nyaman, keningnya berkerut dan tubuhnya berkeringat dingin. Jessica sungguh tidak mengerti dengan keadaan ini, apa yang Taeyeon inginkan dan apa yang sedang terjadi. Dari kondisi Taeyeon, jelas gadis itu tengah mengkhawatirkan Miyoung, namun gadis di sampingnya itu enggan berkata apapun atau menjelaskan apa yang terjadi.
Dilihatnya Taeyeon yang sudah tenang, nafasnya teratur dan tidak gelisah lagi. Jessica memberanikan diri menyentuh Taeyeon memeriksa apakah benar gadis itu sudah tidur. Taeyeon mengkerutkan keningnya dan merengek sangat pelan.
"Tae.." panggil Jessica berbisik, namun Taeyeon tidak menjawab.
"Taeng.. kau mimpi apa hm?" Jessica mengusap kening Taeyeon yang basah karna keringat dingin.
"Jangan menyiksa dirimu kau tau, kau juga menyiksaku kalau begini. Apa yang kau lakukan? Miyoung begitu menyayangimu dan aku tau kau juga begitu menyayanginya" Jessica terus duduk di samping Taeyeon menjaga gadis rapuh itu.
~~~~~~~~~
Hari ini Jessica mengajak Taeyeon untuk menjenguk Miyoung, tuan Song bilang bahwa pagi ini Miyoung sudah lebih baik dari kemarin.
"Untuk apa aku menjenguknya, heh masih hidup anak itu rupanya" dengan sinis Taeyeon lanjut memainkan rubriknya.
"Dia adikmu Taeng, satu-satunya keluarga mu yang tersisa. Kau mencelakainya dan berharap ia mati? Apa isi otakmu yang cerdas ini hah?" Jessica menunjuk-nunjuk kepala Taeyeon dengan emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] I Just Wanted You To Love Me
Fanfiction"BAGAIMANA AKU AKAN BAIK-BAIK SAJA MELIHAT DIA BERCINTA DENGAN PACARNYA ITU?! HUH?!" ~~~~~ I just wanted you to love me, and now I got more than what I'm asking for. Gomawo, kau akan selalu menjadi malaikatku. My Sweet Taetae... ((Yuri)) 17+