Sudah 3 hari Miyoung di rumah sakit, namun unnie tercintanya itu tetap belum menjenguknya dan itu membuatnya tambah sedih.
"Annyeong" suara khas itu terdengar saat seseorang muncul dari balik pintu.
"Jessie unnie?!" Miyoung tak dapat menahan keterkejutannya melihat Taeyeon juga ikut menjenguknya.
"Bagaimana keadaanmu Mi?" Jessica menaruh buah kesukaan Miyoung di meja lalu duduk di pinggir ranjang.
"Karna Taetae unnie menjengukku rasanya aku sudah bisa pulang hari ini hehe" Miyoung sangat senang karna 3 bulan terakhir unnienya sama sekali tidak menganggap keberadaannya, tapi kini gadis itu duduk di sofa ruang rawatnya.
"Taetae unnie, apakah sudah makan?" Tanya Miyoung dengan eyesmilenya, namun Taeyeon seakan tak mendengarnya asyik dengan ponselnya.
"Kami sudah makan sebelum kesini" jawab Jessica.
"Baguslah, aku selalu memikirkan unnie semenjak aku disini, Taetae unnie tidak perlu khawatir aku rasanya sudah sembuh"
"Cih bahkan dia hanya berpura-pura sakit" lidah Taeyeon memang lebih tajam dari apapun bagi Miyoung.
"Anniyo unnie" Miyoung menunduk sedih.
Miyoung dan Jessica bercerita selama berjam-jam sedangkan Taeyeon memasang earphonenya lalu menutup mata, menyilang kedua tangan di depan tubuhnya dan menaruh kaki di meja didepannya.
"Unnie" panggil Miyoung seperti berbisik.
"Iya sayang" jawab Jessica menyematkan rambut Miyoung di belakang telinga.
"Kenapa Taetae unnie membenciku? Jika kelahiranku salah, aku rela menjadi anak orang lain supaya Taetae unnie tidak membenciku" miris ketika Jessica mendengar ucapan Miyoung.
"Miyoung-ah, kenapa kau bicara seperti itu? Taeng sangat menyayangimu, dia memang suka sok cool kau jangan sedih ya"
"Anniyo unnie, sejak kecil Taetae unnie tidak pernah suka padaku. Aku tau aku telah merampas kebahagiaannya, kasih sayang eomma dan appa dan juga perhatian orang-orang di sekolah"
"Miyoung.."
"Aku sangat menyayangi Taetae unnie, jika aku adalah masalah baginya aku tidak masalah harus tinggal di panti asuhan agar dia bisa hidup bahagia. Jika bisa waktu diputar aku ingin menjadi anak orang lain saja agar Taetae unnie menyukaiku unnie" Miyoung sudah basah karna air mata, Jessica pun tak kuasa menahan air matanya.
Taeyeon bukannya tak mendengar itu semua, ia memasang earphone namun tidak menyalakan musiknya, dan memicingkan mata karna bosan menunggu mereka berdua mengobrol panjang.
Taeyeon bukan orang yang tak berperasaan, hatinya serasa tersayat mendengar Miyoung berkata seperti itu. Bagaimanapun juga 16 tahun ini Miyoung sudah mengisi kehidupannya, tapi tidak ada yang bisa ia lakukan jika emosi sudah menguasai dirinya. Taeyeon masih tidak terima dengan semua kesusahan hidup yang ia alami karna Miyoung. Ia bahkan percaya Miyoung membawa sial di hidupnya dan menjadi penyebab kematian orangtua mereka.
[Flashback ]
"Jangan mengikutiku aku membencimu anak manja" Taeyeon mendorong Miyoung sampai adiknya itu terjatuh hendak saat mengikuti Taeyeon berjalan kaki.
Kini taeyeon sudah kelas 5 SD dan Miyoung kelas 3 SD di sekolah yang sama, sekolah milik appanya SM Elementary School.
"Tapi unnie bagaimana jika aku tersesat, aku tidak tau jalan pulang"
"Siapa suruh kau berjalan denganku, siapa suruh kau keluar dari mobil dan menyuruh Park ahjussi pulang" bentak Taeyeon lalu ia berlari meninggalkan Miyoung, agar gadis kecil itu tidak bisa mengejarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] I Just Wanted You To Love Me
Fanfiction"BAGAIMANA AKU AKAN BAIK-BAIK SAJA MELIHAT DIA BERCINTA DENGAN PACARNYA ITU?! HUH?!" ~~~~~ I just wanted you to love me, and now I got more than what I'm asking for. Gomawo, kau akan selalu menjadi malaikatku. My Sweet Taetae... ((Yuri)) 17+