"Kau tak akan bekerja?" Perempuan itu berdiri di bibir pintu melihat sahabatnya yang masih dengan piama bermain klakson telolet yang berisik di smartphone nya.
"Andwe" jawabnya singkat.
"Kau ini kenapa?" Kini gadis itu berjalan perlahan lalu duduk di tepi ranjang.
"Aku hanya malas, tak apa aku kan CEO" jawabnya dengan santai.
Jessica hanya bisa menggeleng kepala. Ya, perempuan yang duduk di tepi ranjang sahabatnya itu adalah Jessica Jung, dan sahabatnya itu adalah Kim Taeyeon.
Mereka tidak bisa membawa pulang Miyoung, gadis itu dengan tenang terus saja menolak dibawa kembali ke Seoul. Setelah pulang dengan tangan hampa, Taeyeon juga pulang dengan hatinya yang hampa. Ia merasa telah gagal menjadi kakak, menjadi panutan, gagal menjaga warisan satu-satunya dari orangtuanya yang tak akan pernah bisa ia beli dengan uang hasil kerjanya sendiri.
"Jangan egois Taeng, kau juga perlu ke kantor mereka pasti membutuhkanmu"
"Besok saja. Lagi pula kita baru seminggu yang lalu sampai di Seoul" bantah Taeyeon.
"Baiklah kalau begitu. Aku ada janji dengan Yuri, aku pergi dulu. Jangan main terus, senin besok sudah ujian akhir" setelah Taeyeon mengangguk Jessica lekas pergi dari kamar itu.
Jessica memang lebih sering menginap di rumah Taeyeon setelah kembali ke Seoul, ia sangat khawatir dengan Taeyeon. Seperti tidak ada yang perlu dilakukannya, Taeyeon terus bermain dan bermalas-malasan di atas kasur.
Tiba-tiba Taeyeon berhenti dan termenung. Tanpa sepengetahuan Jessica, Taeyeon sering termenung lama. Taeyeon sangat kecewa, sedih, dan marah pada keadaan ini. Ia sangat menyayangi Miyoung, namun tidak tau bagaimana menunjukkannya. Selalu saja ada rasa malu dan gengsi untuk mulai berbicara seperti biasa dengan Miyoung. Ia tidak bermaksud kasar pada Miyoung selama ini, Taeyeon sangat merasa menyesal.
"Hahh..." Taeyeon menghela nafas berat. Direbahkannya tubuhnya di atas kasur.
"Mianhae, Miyoung-ah" gumam Taeyeon, air matanya mengalir kembali.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Jika kau khawatir, pergilah" ujar halmoni.
"Anniya. Aku yang memutuskan untuk tetap tinggal, ini demi kebaikan semua orang" jawab Miyoung pelan.
"Apa kau bahagia disini? Seperti ini?" Tanya halmoni lagi.
"Bukannya kita sudah bahagia beberapa bulan ini?" Jawab Miyoung yang terdengar tidak pasti.
"Lalu sekarang? Bagaimana dengan sekarang? Aku tau cucuku, kau memikirkan Kim Taeyeon" halmoni mengelus kepala Miyoung dengan sayang.
"Tentu aku memikirkannya, dia unnie ku. Mungkin ini yang dia inginkan dari dulu, hidup tanpa ada aku. Tapi aku khawatir juga, dia sedikit ceroboh mengurus diri" halmoni hanya diam mendengar Miyoung sambil terus mengelus cucunya dengan sayang.
"Ah benar, ada Jessie unnie yang akan mengurus Taetae" jawab Miyoung pada dirinya sendiri.
"Tapi kemarin saat membujukmu pulang, dia menangis sampai memohon padamu. Dia menyayangimu"
"Halmoni, rumah ku disini sekarang. Lagipula Taetae unnie memang menyayangiku, tapi perasaan yang hanya disimpan di dalam hati sendiri tanpa menunjukkan nya bahkan selalu bersikap seolah membenciku, itu membuat aku tetap sedih dan sakit. Aku tidak tau apa maksudnya halmoni, apa aku salah?" Halmoni menatap Miyoung dengan iba.
"Baiklah baiklah, tinggal lah disini selama yang kau mau. Aku bahkan sangat senang jika memang begitu, aku wanita tua yang kesepian Sieun-ah"
"Halmoni aku menyayangimu, seperti nenekku sendiri" ucap Miyoung memeluk halmoninya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] I Just Wanted You To Love Me
Fanfiction"BAGAIMANA AKU AKAN BAIK-BAIK SAJA MELIHAT DIA BERCINTA DENGAN PACARNYA ITU?! HUH?!" ~~~~~ I just wanted you to love me, and now I got more than what I'm asking for. Gomawo, kau akan selalu menjadi malaikatku. My Sweet Taetae... ((Yuri)) 17+