32. Happy Belated Birthday Miyoung

2.4K 275 44
                                    

Malam sudah sangat larut, ini pukul 00.48 am(kst). Ia beberapa hari ini sedih, 3 hari lalu usianya memasuki 17 tahun. Namun pesta kejutan yang dibuat oleh sahabat nya dan sahabat unnie nya terasa begitu hambar. Tidak ada orang yang akan disuapinya potongan pertama, ia kecewa. Tentu suapan pertama akan diwariskan kepada unnie kedua nya, Jessica.

Malam ini ia kembali insomnia, memang sejak orangtuanya meninggal ia mulai sering terserang insomnia. Belum lagi masalah unnie nya yang mencampakkannya, namun kini ia lebih bersyukur karna makhluk dingin itu sudah mulai menerimanya.

Miyoung duduk di bantalan jendela di sebelah guci raksasa, di pinggir jendela kaca yang besar di sebelah ruang kerja unnie nya. Ia merindukan si pendek itu, unnie nya yang beberapa bulan ini semakin sibuk bekerja. Meskipun Seohyun, Jessica, Yuri, dan Yoona sering mengunjunginya tapi tetap saja, ia rindu Taetae. Air mata menetes menyapu pipi mulus Miyoung, ia masih tak percaya Taetae unnie nya melewatkan ulang tahun nya begitu saja.

"Hahh.." Miyoung menarik nafas dalam lalu menghembuskannya dengan frustasi.

Ia melangkah kembali kedalam kamar dengan hampir seluruh benda didalamnya berwarna pink itu. Ia tengkurap di tengah kasur princess size nya, airmatanya dibiarkannya menemani malam penuh rindu ini. Ditenggelamkannya wajahnya pada bedcover nyaman itu, yang dengan otomatis menyerap airmata nya membasahi membuat pulau airmata.

Tanpa gadis itu ketahui, seseorang berjalan dengan berhati-hati agar tidak menimbulkan satu micro suara pun. Dengan tangannya yang penuh ia berusaha menaiki anak tangga. Ia berharap bahwa gadis yang menjadi tujuannya sudah tertidur lelap dan ia akan mengejutkan gadis itu dengan sempurna. Kini ia berdiri di depan pintu putih itu, berfikir apakah ia akan mengejutkan dengan cara yang jahil atau dengan cara yang romantis.

Akhirnya ia putuskan untuk membuka pintu terlebih dahulu, mengejutkan gadis itu dengan apa adanya. Dibukanya pintu itu agar tidak menimbulkan bunyi apapun, namun saat hendak menutup pintu kembali pintu mengeluarkan bunyi

'ceklek'

Ia mengernyit, rencana nya akan gagal total. Namun beberapa lama ia tidak mendengar teriakan apapun dari gadis yang tengah berbaring itu, fiuh.. syukurlah tidurnya benar-benar nyenyak, pikir Taeyeon.

Namun ia sebenarnya salah, gadis itu tidak tertidur. Didekatinya tempat tidur Miyoung, bingung harus bagaimana. Ditatapnya punggung gadis itu, dilihatnya posisi Miyoung sungguh tidak nyaman dan tidak baik. Ia bisa kehabisan nafas jika terus-terusan tidur dengan posisi seperti itu.

Ia memutuskan untuk membenarkan posisi tidur Miyoung, ditaruhnya barang-barangnya di lantai lalu dengan perlahan membalikkan tubuh yang sangat dirindukannya itu. Taeyeon terhenyak, Miyoung ternyata tidak tidur. Wajah gadis itu sangat sedih, bibirnya tertarik kebawah dan matanya yang tertutup sangat sembab.

"Hey.. wae? Kenapa menangis seperti ini hm?" Tanya Taeyeon selembut sutra. Direngkuhnya tubuh adik kesayangannya. Tangis Miyoung pecah, ia terisak dengan keras.

"Geure, Menangislah sampai kau lega. Aku akan memelukmu seperti ini" ujar Taeyeon memeluk Miyoung dengan hangat, diusapnya punggung gadis itu. Hingga akhirnya Miyoung cukup tenang meskipun masih tersedu-sedu.

"Wajahmu sembab, sudah berapa lama kau menangis hm? Jangan seperti ini kau membuatku khawatir"

"Kau membuatku khawatir" kata Miyoung membeo. Taeyeon bingung, direnggangkannya pelukan mereka.

"Apa kau membenciku lagi?" Tanya Miyoung bersiap-siap untuk kembali menangis.

"Anni, tentu saja tidak. Kenapa kau bicara begitu? Aku sangat menyayangimu, demi kedua gundukan tanah di bukit sakti" kuburan orangtua mereka.

"Lalu kenapa kau tidak datang ke ulangtahun ku?, apa karna ulangtahunku membuat eomma dan appa meninggal?" Racau Miyoung. Taeyeon benar-benar tidak tega, ia benar-benar tidak dapat hadir karna pekerjaannya.

"Mianhae Miyoung-ah, aku benar-benar tidak bisa meninggalkan Busan kemarin. Aku harus memantaunya sendiri untuk beberapa waktu sampai manager Oh mengambil alih. Mianhae.." gumammnya, dipeluknya kembali tubuh hangat kesukaannya itu. Taeyeon ikut menangis karna Miyoung mengingatkannya akan perkataannya dua tahun silam mengenai kecelakaan yang menyebabkan kedua orangtua mereka meninggal.

"Mianhae aku pernah menyalahkanmu atas kecelakaan itu, aku benar-benar menyesal"

"Kau juga tidak pernah libur, kau seperti menghindariku. Unnie yang memintaku tetap di rumah dan menunggu unnie pulang, tapi unnie tidak pernah pulang, hanya ketika aku sudah dan masih mengantuk. Apa aku berbuat salah lagi unnie? Malhaebwa" gumamnya sedih.

"Anniya, kau tidak pernah salah. Aku yang salah Miyoungie, maafkan aku" jawab Taeyeon dengan cepat.

"Sesalah apapun kau aku tidak pernah menyalahkanmu unnie, jangan tinggalkan aku. Kau satu-satunya yang aku punya, satu-satunya yang aku inginkan untuk terus berada di samping ku" Taeyeon nyeri, itu juga adalah keinginannya. Tapi apa hatinya sanggup menganggap semua ini sebagai saudara belaka, ia belum siap.

"Mianhae Miyoung-ah, aku janji akan sering pulang untuk menghabiskan waktu denganmu. Jangan menangis lagi, kau membuatku sakit" disembunyikannya wajah sembabnya diantara ceruk leher Miyoung, menghirup wangi alami gadis itu.

"Sekarang mana hadiahku" pinta Miyoung mencairkan suasana.

"Ini hadiahmu chagi, kuharap kau suka" Taeyeon memberikan bucket mawar 100 tangkai dan boneka besar setinggi 2 meter. Mata Miyoung melebar, ia sangat suka ini. Kini matanya mulai berkaca-kaca kembali.

"Wae?" Tanya Taeyeon khawatir. Miyoung berdiri di depan boneka raksasa itu dengan mulut menganga.

"Aku sangat suka unnie! Boneka ini sangat besar dan warnanya pink! Gomawo unnieee" seru Miyoung menyentakkan tubuhnya di pangkuan Taeyeon dan memeluk unnie yang paling dicintainya itu.

"Aku sangat suka, gomawo gomawo gomawooo. Mmmuach" di akhir kata Miyoung dengan gembira mencium bibir Taeyeon sebagai rasa terimakasih, namun yang dicium membeku karna perlakuan gadis sembarangan ini.

"Umm a-aku masih punya sesuatu untukmu. Sebenarnya boneka ini cuma sebagai permintaan maafku karna tidak datang di pesta mu, dan hadiahmu menunggu di bawah. Ka" ajak Taeyeon menarik genggaman tangan Miyoung.

Mereka menuruni anak tangga menuju ruang makan, di meja makan sudah tersedia makanan mewah dan juga botol wine di dalam ice bucket, serta lilin yang menyala. Miyoung heran.

"Makan malam romantis? Tapi ini sudah hampir pagi, Seohyun bilang jam segini pencernaan kita sedang memproses dengan maksimal makanya kalau begadang jam segini kita sering merasa lapar" Miyoung malah berceramah tentang biologi.

"Myong-ah, jangan terlalu dengarkan kata Seohyun, dia itu cerewet" kata Taeyeon lalu menggiring tangan gadis itu ke meja makan.

"Kau darimana dan kapan saja menyiapkan ini semua unnie?" Tanya Miyoung masih heran.

"Hehe, rahasia. Sekarang makan saja, aku yang masak loh" ujar Taeyeon.

Lalu mereka makan dengan damai. Sesekali Taeyeon aka bertanya pertanyaan ringan pada Miyoung dengan matanya yang penuh cinta. Bukan hanya saat bertanya, disepanjang waktu ia terus melirik Miyoung dengan tatapan penuh cinta nya, untung saja Miyoung tidak menyadarinya.

"Cupcakenya juga aku yang buat, kau suka?" Tanya Taeyeon saat mereka sudah selesai memakan hidangan utama.

"Lucu, warnanya ungu dan pink, ada kuning dan juga hijau. Aku suka! Tapii aku belum tau rasanya" sahut Miyoung.

"Kalau begitu ayo dicoba, kau pasti akan suka. Makan yang warna pink itu, kau kan maniak pink" saran Taeyeon penuh sirat.

Miyoung mengambil cupcake berwarna pink dengan cup berwarna ungu dengan confident. Taeyeon sedikit khawatir, ia memperhatikan Miyoung dengan seksama

######################

Rasanya ini pendek hehe gimana part yang lumayan ini?

[Completed] I Just Wanted You To Love Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang