27. Sieun-ah..

2.1K 228 35
                                    

Miyoung tengah bersantai di sofa sambil memencet-mencet remot TV, ia bosan menunggu Taeyeon. Seohyun sudah pulang sejam yang lalu dan kini sudah pukul 21.32 kst, namun Taeyeon belum juga pulang. Tak lama setelah bosan Miyoung berjalan kearah piano besarnya, memainkan beberapa melodi asal.

"Seram sekali lagu mu"

"Kkamjjagi! Aish unnie!" Pekik Miyoung, Taeyeon malah tertawa melihat Miyoung terkejut.

"Ahahaaha hahaha" tawa Taeyeon lepas seperti ahjumma-ahjumma.

"Unnie!!!" Teriak Miyoung kesal ditertawakan seperti itu oleh Taeyeon.

"Kau lucu sekali Myong-ah, hahahaa" karna kesal Miyoung meninggalkan Taeyeon sendiri di depan piano dan masih tertawa sambil menutupi mulutnya dan memegang perutnya.

Setelah puas tertawa Taeyeon berjalan menuju kamarnya untuk mandi dan merapikan diri lalu bersiap untuk tidur. Sebelum itu, ia mengunjungi adik tercintanya sebelum pergi tidur. Ia juga ingin meminta maaf karna tertawa tanpa henti tadi. Dibukanya pintu kamar Miyoung tanpa mengetuk.

"Myong-ah"

"Gosh! Unnie bisakah kau tidak mengejutkanku sekali saja" gerutunya pada Taeyeon yang kini berjalan kearah tempat tidurnya.

"Kau saja yang pengejut, aku hanya memanggilmu"

"Kenapa tidak ketuk pintu dulu, dasar tidak sopan"

"Kenapa aku harus mengetuk pintu kamar adikku hahaha" dalam pikiran Taeyeon itu aneh untuk mengetuk pintu orang terdekatnya, begitupun pintu Jessica sekalipun.

"Memang ada apa unnie kemari?" Tanya Miyoung masih sedikit kesal.

"Anni, aku hanya merindukanmu. Seharian ini kan aku belum bertemu denganmu" jawab Taeyeon memperhatikan miyoung yang sibuk di meja belajar.

"Memang ada tugas? Kau mengerjakan apa Ddung-Myong?" Taeyeon beranjak dari bergoleknya menyengakkan kepalanya di samping kepala Miyoung.

"Anni, hanya mencoba membuat lagu" jawab Miyoung.

"Hoo.." sahut Taeyeon.

"Tadi lagu yang kau mainkan itu punya siapa? Kenapa seperti lagu big orgent yang biasa ada di film vampir classic" tanya Taeyeon asal ngejeplak.

"Enak saja big orgent. Tapi lagu tadi itu bukan lagu siapa-siapa sih, aku asal tekan tuts"

"Jjinja? Huwaa daebak sakkon! Itu seperti kau sudah menyusun lagu kematian yang ngetren di tahun 70an Myong-ah"

"Unnie kenapa kau seram sekali" ujar Miyoung menutup buku pink nya lalu berjalan keatas kasur.

"Besok aku jadi ikut unnie ke kantor?" Tanya Miyoung.

"Jadi. Setelah itu kita kan sedikit jalan-jalan" jawab Taeyeon, Taeyeon ikut berjalan kearah Miyoung yang kini tengah berbaring sepertinya siap untuk tidur.

"Tidurlah yang nyenyak" ujar Taeyeon sambil menyusap kening Miyoung lalu menciumnya. Mencium kedua mata miyoung, kedua pipinya, hidung lalu bibir.

Miyoung senang Taeyeon melakukan itu. Ia harap Taeyeon akan selalu bisa mengantarnya tidur seperti ini tiap malamnya, seperti yang appa mereka selalu lakukan sesibuk apapun beliau. Miyoung tersenyum manis pada Taeyeon, ia tak tau jika saja jantung Taeyeon sudah ingin keluar merangkak dari dadanya saat ini. Senyum itu, ciuman-ciuman itu, bukan hanya rasa cinta seorang kakak yang Taeyeon salurkan, melainkan perasaan terlarangnya juga.

"Jjalja~"

"Jjalja unnie" sahut Miyoung, lalu Taeyeon keluar dari kamar itu.

~~~~~~~~~~~~~~~~

Ini pagi yang sibuk, ia harus membantu appanya habis-habisan. Sabtu ini banyak pembeli yang datang, apalagi pagi-pagi begini. Ia sampai kewalahan membungkuskan pesanan pelanggan.

"Nak tolong ambilkan pesanan nyonya itu" perintah appanya.

"Ne.." sahutnya dengan patuh.

Menjelang siang sedikit demi sedikit dagangan mereka mulai habis, sabtu memang hari yang singkat untuk bekerja. Biasanya hanya appanya yang ke kota, bekerja dari senin sampai jumat. Namun karna mereka berdua sudah disini, mereka memutuskan untuk sedikit berlibur. Kini ia tengah duduk di bangku salah satu penjual minuman sambil menyedot minumannya dari sedotan. Ia celingukan memperhatikan orang-orang yang lalu lalang sementara appanya membereskan toko mereka.

Toko mereka tidak terlalu besar juga kecil, hanya toko sayur sederhana. Namun mereka memilih untuk menjualnya di kios pertokoan sederhana di pinggir jalan, bukan di pasar. Pun sayur yang mereka jual sudah dibersihkan dan dibungkus dalam plastik dan berwadahkan styrofoam, jadi terkesan lebih bersih dan menarik.

"Kau pasti lelah, mian harus buka hari sabtu begini" kata appanya menghampiri.

"Anniya appa, aku suka membantu appa" sahutnya masih asik menyedot minumannya sambil memperhatikan mobil yang lewat.

"Appa aku pergi sebentar" katanya terburu-buru tanpa menunggu izin dari sang appa.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Unnie ini sangat bagus" Miyoung tak henti menatap kalungnya. Ia dan Taeyeon baru saja keluar dari toko perhiasan.

"Aku senang kau suka" jawab Taeyeon bangga pada dirinya sendiri.

"Gomawo unnie"

"Bukan masalah adikku"

"Anni. Gomawo sudah menjadi unnieku dan berubah untukku. Gomawo sudah sayang padaku, jeongmal saranghae unnie" kata Miyoung lalu memeluk Taeyeon dengan erat.

"Sieun-ah.."

####################

Maaf kali ini kayanya pendek ya. 🙏

[Completed] I Just Wanted You To Love Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang