"Kau tidak akan pergi?" Tanya Dongjun dengan wajah tengil menggoda Miyoung.
"Pergi? Eodi?" Tanya Miyoung bingung.
"Tentu saja Seoul. Kakakmu sakit kan, aku tau kau ingin kesana. Pergi lah, jangan sampai kau juga sakit memikirkan ini"
"Tidak terimakasih. Aku baik-baik saja disini" jawab Miyoung yang tetap melanjutkan mengikat jerami.
"Aih? Jjinja? Setahuku kau sangat menomor satu kan kakakmu itu. Kenapa sekarang dia sakit kau tidak peduli?"
"Aku peduli samchon, tapi sudah banyak yang mengurusnya disana. Jadi aku tidak terlalu khawatir jika saja dia tidak ada yang mengurus, karna itu mustahil."
"Aa geuretjyo" kata Dongjun ambigu sebelum akhirnya diam.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Bagaimana? Miyoung mau kesini?" Tanya Yuri.
"Dia menyuruh kita membuat Taeyeon sembuh, hanya itu" jawab Jessica. Ia kecewa akan semua keputusan Miyoung, ini menyakiti mereka semua.
"Sabar lah princess, sekarang kita fokus pada Taeyeon" Yuri mengusap lengan Jessica memberikan ketenangan pada gadis itu.
"Yul" panggil Jessica.
"Yes" sahut Yuri.
"Boleh aku memelukmu?" Pertanyaan Jessica sukses membuat jantung Yuri serasa akan meloncat keluar alam semesta. Dengan ragu ia yang sedang berdiri langsung saja memeluk kepala Jessica yang tengah duduk di bangku kantin rumah sakit.
"Terimakasih kau selalu ada untukku" gumam jessica.
Selama ini, bukannya ia tak tahu perasaan Yuri padanya, hanya saja ia tak ingin menyakiti Yuri dan merusak persahabatan mereka. Jessica tidak bisa membohongi perasaannya bahwa ia masih berharap pada Taeyeon, namun ia hanya menyimpan semuanya sendiri.
"Baguslah kalian akur" sebuah suara menyebalkan merusak suasana romantis Yuri.
"Kami memang akur" jawab Jessica meminum kembali jus mangga nya.
"Dari sini aku akan langsung menjenguk Taeyeon unnie"
"Sudah seharusnya-_- sejak kemarin yang belum datang hanya kau gadis tengil" marah Jessica karna Yoona selalu sibuk karna pemotretan.
"Hehehe aku kan sibuk unnie, lagian bukan karna aku tidak datang Taeyeon unnie jadi makin sakit kan" canda Yoona.
"Aku sedang berfikir" suara lain datang dengan disusul bunyi hentakkan nampan besi.
"Mwohae?" Tanya mereka bertiga.
"Bagaimana membujuk Miyoung kesini. Apa dia tidak kasihan pada Taeyeon?. Kita semua tau, Taeyeon adalah semesta nya. Miyoung tidak peduli apapun bahkan untuk memiliki pacar pun tidak sempat" oceh Sunny emosi.
"Heh-_- Miyoung itu baru 17 tahun"
"Kau tak sadar diri Sica? Kelas 2 smp kau sudah mengencani 3 pria semasa hidupmu" sindir Sooyoung yang baru datang.
Jessica malas menanggapinya. Ia memilih diam menikmati jus mangga nya daripada berdebat, toh akhirnya ia juga akan skak. Miyoung berbeda dari nya, gadis itu masih polos. Sejak kecil ia hanya bersembunyi di balik eomma dan appa nya, atau dibalik punggungnya jika Taeyeon mengganggunya. Dan tujuan hidupnya dari kecil masih sama, memeluk Taetae unnie.
"Jadi? Kalian menyerah?" Kini Hyoyeon juga sudah duduk bergabung di meja tersebut.
"Ya Kim choding! Kau bilang tidak bisa kesini, bagaimana" ujar Sooyoung kesal.
"Aku bosan di rumah sendiri" jawabnya santai.
Mereka sudah menyelesaikan ujian sekolah, dan sedang libur pendek sebelum mendaftar ke universitas atau naik kelas. Selama libur ini sepertinya mereka akan mengurus Taeyeon dan mejeng di cafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] I Just Wanted You To Love Me
Fanfiction"BAGAIMANA AKU AKAN BAIK-BAIK SAJA MELIHAT DIA BERCINTA DENGAN PACARNYA ITU?! HUH?!" ~~~~~ I just wanted you to love me, and now I got more than what I'm asking for. Gomawo, kau akan selalu menjadi malaikatku. My Sweet Taetae... ((Yuri)) 17+