Cinta Alisa

22 0 0
                                    

Judul: Cinta Alisa.
Genre: Teen.
Penulis: Ia.

Namaku Alisa Sahira, panggil saja Lisa. Aku remaja yang berumur 15 tahun.

Dulu hidupku terasa biasa saja, lebih tepatnya menyenangkan, tapi tidak untuk sekarang. Semenjak ada tetangga baru di samping rumahku, kehidupanku terasa membosankan.

Namanya Raden Putra Raihan. Dia anak dari tetangga baruku. Dia yang membuat kehidupanku terasa membosankan. Teman-teman lelaki yang biasanya bermain denganku, kini lebih memilih Raden untuk diajak bermain dan melupakanku. Ayahku yang dulunya hanya mengantarku seorang diri ke sekolah, kini harus membawa bocah satu itu juga karena ayah menawarkan diri untuk menjadi antar jemput kami berdua, dan kesempatan itu tidak di sia-siakan oleh kedua orang tua Raden. Mereka setuju, karena dia-Raden- bersekolah juga di sekolahku.
***

"Eh Lisa, katanya ada anak baru, ya? Katanya dia tetangga baru kamu, ya? Ganteng nggak? Ku sepik ya?" cerocos Valeri saat aku baru saja menempatkan bokong di tempat dudukku.

"Bungul! Satu-satu kalau nanya. Keselek mati nyesel ntar. Iya dia tetangga baru aku. Tapi nggak tau deh kelasnya dimana. Dan … ambil aja. Aku nggak tertarik," jawabku dengan sekali tarikan nafas.

"Ehehe lagian dia jadi trending topic banget di sekolah ini. Katanya sih ganteng. Pindahan dari--"

"Dari Batam. Punya gingsul dan lesung pipi, ngeselin dan sok kecakepan," ujarku memotong kata-kata Valeri. Baru sehari dia sudah mengambil perhatian orang-orang disini. Heran.

Valeri nyengir. Kemudian dia berkata, "awas loh kamu suka sama dia, Lis."

"Ngak mungkin!" teriakku.

Akhirnya pagi itu kuhabiskan waktu dengan mengobrol bersama sahabatku, Valeri.
***

"Jadi ini anak-anak, kalian punya teman baru," kata bu Ris dan disambut dengan teriakan heboh murid perempuan di kelasku, terkecuali aku.

"Wow gila ganteng banget."

"Ah ini mah aku mau tukeran rumah sama si Lisa. Biar modus."

Aku meringis mendengar pujian mereka tentang Raden. Ternyata dia satu kelas denganku.

"Sudah! Sudah!" tegur bu Ris. "Kasihan Radennya takut tuh sama kalian. Nah, Raden mau duduk sama siapa?"

"Sama..." Raden melihat sekeliling untuk mencari teman duduknya untuk menemaninya belajar selama setengah tahun ke depan.

Aku berharap dia tidak memilih diriku. Ya anggap saja aku kegeeran. Tetapi aku benar-benar tidak mau menjadi teman sebangkunya.

"Sama aku aja Raden!"

"Kagak bisa! Aku aja, Den!"

"Ettt. Ya sama akulah...."

"... Alisa aja deh bu," katanya membuat keputusan. Aku melotot.

"Kagak bisa! Aku sama Valeri maunya! No way!" tolakku.

"Alisa, tidak boleh begitu," tegur bu Ris dengan pelototan tajamnya itu. Kalau begini sih, aku pasrah saja.
.
.
.

Setengah tahun lamanya, aku dengan Raden duduk sebangku. Berbagai masalah masuk ke kehidupanku dengan perlahan. Terutama masalah aku yang mulai menyukai Raden. Entah mengapa sikapnya akhir-akhir ini berubah menjadi care, tak seperti biasanya. Dan itu  membuatku tak nyaman karena harus memendam rasa ini.

Besok adalah hari terakhirku di sekolah ini. Ya, aku sudah lulus SMP besok. Dan malam ini, aku harus mengungkapkan perasaanku pada Raden.

"Alisa Sahira! Ayo keluar dari kamar kamu! Kita ke rumah tetangga!" Entah kebetulan atau bukan, aku tak mau menyia-nyiakan ini.
***

"Aku suka sama kamu, Raden," ucapku saat kita sedang berdua di teras rumah Raden.

Kalian tau reaksinya? Dia tersenyum manis ke arahku. "Aku juga suka sama kamu Alisa, tapi...," aku menunggu kalimat selanjutnya dengan gemetar, "Aku harus pindah ke pondok besok. Karena itu kita makan malem bareng tadi," jelasnya.

Entah, aku tak ingin lagi mendengar penjelasan selanjutnya.

Aku bangun dari dudukku. Dan pulang dengan tergesa-gesa. Menangis sejadi-jadinya. Biarlah apa kata ayah dan bunda tentang diriku. Aku harus move on dari Raden.

Saat aku berlari di trotoar, sebuah truk dari arah depan datang menghantam trotoar tempatku berpijak tanpa sempat aku pergi dari sini. Dan … gelap.
---
[A/N]
Alisa meninggal.
*

Flash Fiction Collection [Event 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang