Judul : Diary of Alvin
Genre : Thriller
Penulis : Fajri Alan12 Januari;
Akhirnya, aku datang lagi ke permukaan!
Berbekal jarum dan ketangkasan tanganku, aku siap datang kembali. Rasakanlah percobaan dari Dokter Alvin!
-o0o-
15 Januari;
Pasien pertamaku. Aku ingat betul kejadian dan kronologi lengkapnya. Kira-kira ....
"Dokter, operasi sudah siap dilaksanakan. Obat anastesi sudah aku siapkan," ujar Mia, susterku yang sangat setia.
"Tak perlu anastesi, aku hanya akan melakukan sedikit stretching kepada Bapak yang satu ini."
"Ba-baiklah Dokter. Kalau begitu, operasi siap dilakukan."
"Hahaha," teriakku sambil mengambil berbagai jenis jarum dari balik jas Dokterku. Entah itu peniti, jarum suntik, atau apapun itu, aku tak peduli.
"Bersiaplah!"
-o0o-
13 Februari;
Apakah aku kurang laku di pasaran? Buktinya, pasien keduaku baru datang setelah sekian lama.
Ah, tanganku sudah gatal. Aku tak mau menahan lebih lama.
"Keluar kalian!" teriakku mengusir para suster yang ada di ruang operasi, termasuk Mia.
"Ta-tapi, Dok?" sanggah salah satu dari mereka.
"Banyak omong!" ujarku sambil melemparkan satu jarum suntik yang isinya kosong.
"A ... Argh ... Asshhh ...." telak. Jarum itu menusuk pahanya.
Perlahan, mereka meninggalkanku sendirian di dalam sini. Sementara, aku tersenyum kepada si remaja ini.
"Jack?" tanyaku.
"I-iya," jawabnya.
"Kau siap untuk sedikit permainanku?"
"Se-sejujurnya ... Aaarghh!" pekiknya saat aku menusukkan tiga jarum akupuntur di perutnya.
"Permainan, dimulai!"
Aku mengambil peniti, dan dengan senang hati aku tusukkan ke lubang hidungnya. Dan seterusnya berlanjut sampai wajahnya dipenuhi oleh jarum.
Darah yang sedari tadi mengalir di wajahnya perlahan aku lap menggunakan tisu. Lalu, aku memerasnya kembali di bola matanya. Jeritan dan erangan dari dirinya menjadi sebuah melodi bagiku.
"Kita siap untuk pertunjukan babak dua!" seruku.
Aku mengambil sepasang peniti dan ....
Aku menusukkannya hingga menembus bola mata. Lalu aku lanjutkan dengan memotong lidah merahnya. Seru! Sangatlah seru!
Aku mengendus potongan lidah miliknya dan perlahan mengunyahnya. Tanpa aku perdulikan, ternyata Jack masih hidup. Sayangnya, tak ada yang bisa ia lakukan.
Memberontak? Tak ada gunanya. Tangan dan kakinya sudah kuberikan jarum, yang jika bergerak sedikit saja, nadinya terpotong.
Oh, ya. Sudahkah aku jelaskan kalau aku ini ... Kanibal? Kurasa belum.
"Bersiap untuk mendonorkan jantungmu untuk orang yang membutuhkan," ujarku sembari menyeringai.
Oh, aku menemukan pisau. Kebetulan sekali. Jadi aku menyayat kulitnya hingga tersisa daging, dan menyobeknya serta mematahkan tulang-tulangnya.
Dan kudapatkan jantungnya!
-o0o-
15 Februari;
Aku ditangkap. Berita tentangku tersebar sudah. Aku dimasukkan ke dalam sel tahanan khusus, yang sangat pribadi menurutku. Baguslah, aku bisa latihan lagi untuk kembali ke permukaan.
Oh, lihat! Ada sipir yang menjengukku. Kebetulan aku sedang lapar. "Hai!" ujarku sambil menutup pintu selku.
"H-hei! Apa yang mau kau lakukan?!"
"Tak ada. Hanya saja, aku mau membuat dadar otak malam ini. Mau ikut makan denganku?"
"Ti-tidak! Tolong! Tolong! Kau sudah gila!"
"Hahaha. Kau kira aku dikurung di sel yang terpojok bukan tanpa alasan? Suaramu tidak akan terdengar dari luar!"
Sipir itu nampak mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Ah, ternyata borgol.
"Baguslah! Makan malamku. Datanglah dan borgol aku!" ujarku sambil menyunggingkan senyum termanis yang aku bisa.
Aku murah senyum, lho!
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Flash Fiction Collection [Event 2]
Storie brevi"Kamu suka permen atau coklat?" "Ga suka keduanya!" "Pasti kamu suka ini." "Apa tuh?" "Ini loh, kumpulan cerita singkat event kedua Wattpadesurd. Baca kuy." "Kuy lah." New! Ini dia gabungan cerita singkat antarpenulis dari beberapa genre yang dikema...