Aku, Kamu, dan Hujan.

26 2 0
                                    

Judul : Aku, Kamu, dan Hujan.
Genre : Teen.
Penulis : Adinda.

31 Mei 2009

“Je, jangan kemana mana ya. Temenin Arlan aja disini.”

Jehsya Hana mengerutkan kening nya. “Emangnya aku mau kemana?”

“Nanti kalau kita udah gede kamu bakal tinggalin aku, kamu pasti bakal dapet temen cowok selain aku.”

“Loh, kan aku juga harus punya temen banyak.”

“Pokoknya jangan ya, Je.”

Jehsya hanya menggeleng tak peduli, tanpa mereka berdua sadari, hari itu, di bawah pohon linden di pinggir danau yang dangkal mereka sedang membuat janji yang sangat besar.
---

17 Maret 2016

“Eh, lo tau, nggak? Gue di deketin sama Rako. Tau dia, kan?”

“Rako? Temen seangkatan gue?”

“Iya Lan, yang ganteng,” kata Jehsya. Arlan mengerutkan keningnya berusaha tidak terganggu.

“Oh, gue kenal kenapa?”

“Dia kayaknya suka deh sama gue.”

“Terus?”

“Hehe.” Jehsya tertawa kikuk, “soalnya gue juga suka banget sama dia.”

Dan saat itu juga, seluruh dunia dan seluruh langit yang Arlan tinggali serasa remuk.
---

17 april 2016

Jehsya tertawa sambil mengayunkan tubuhnya.

“Je, entar jatoh, jangan.”

“Biarin. Hari ini Jeje Ghaitsa Kumala lagi seneng.”

Arlan menggenggam erat bunga mawar yang ada di balik punggungnya.

“Je gue mau ngomong,” kata Arlan.

Jehsya hanya tersenyum sambil duduk di sebelah Arlan. Enam tahun lalu, di tempat yang sama mereka pernah membuat janji tanpa tanda di tempat ini  Jehsya tersenyum lalu mendudukkan tubuhnya di sebelah Arlan.

“Ayo ngomong,” kata Jehsya.

Arlan memandangi wajah sahabatnya, sudah lewat sepuluh tahun mereka saling kenal, tapi baru kali ini Arlan bernyali untuk menyatakan perasaannya.

“Je, gue suka sama lo,” kata Arlan mantap.
Jehsya tersenyum. “Gue juga suka sama lo. Makasih banyak lo udah ngejagain gue selama ini ya Lan.”

Arlan merasa jantungnya sekarang berhenti.

“Maksud gue, Je, jadi pacar gue ya?” kata Arlan sambil memberikan bunga pada Jehsya dengan tangan yang bergetar.”

Jehsya terdiam. “Pacar?”

“Iya.”

“Arlan, gue sayang sama lo sebatas saudara doang. Ga lebih, Lan. Gue udah jadian sama Rako. Maaf.”

Dan untuk kedua kalinya, hati Arlan tertindih baja. Sesaat kemudian hujan turun, mengiringi kepergian Jehsya dari samping Arlan, Jehsya sudah mengingkari janjinya.
---

30 september 2016

Jeje Calling.

“Je?”

“Lan ... gue ... tolongin kita Lan. Gue nggak punya keluarga, gue cuma punya lo. Tolongin gue,” kata Jehsya terisak di seberang sana. Arlan seketika menjadi panik.

“Je, lo kenapa? Lo dimana?”

“Kecelakaan. Kecelakaan. Kecelakaan.” Jehsya terisak di ujung sana.

Arlan segera mengambil helmnya dan menaiki motor. Dia segera mencari lokasi android Jehsya dan segera mendatangi lokasi yang ditunjukkan android-nya. Kenapa?
---

2 oktober 2016

Jehsya menangis di atas pusara seorang lelaki. Rako Dimas Bagaskara, nama itu lah yang tepampang di batu nisan diatas makam yang sedang ditangisi Jehsya. Hari hujan lagi, seakan ikut menangis karena kepergian Rako. Hanya tersisa Jehsya sendiri. Dibiarkannya badan nya basah di guyur air hujan. Tanpa Jehsya sadari seorang lelaki duduk dan memayungi Jehsya.

Arlan.
---

Jehsya POV.

Dan dia di sini lagi. Masih jadi tumpuan gue walau pun gue udah nyakitin dia ribuan kali. Kalian tau, apa persamaan hujan dan Arlan? Mereka tidak pernah takut untuk hadir kembali, walau mereka udah tau gimana rasanya jatuh ribuan kali.
*

Flash Fiction Collection [Event 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang