Sang Penjemput.

14 1 0
                                    

Judul: Sang Penjemput.
Genre: Horor.
Penulis: Fajri Alan.

"Lanjutkan saja ... jangan lupa dengan meeting jam tujuh, ok?"

"Baiklah pak," jawab Jane sambil memegang setumpuk kertas.

"Jane, tolong kau selesaikan dahulu persentase perusahaan yang kemarin. Kulihat itu belum lengkap."

"Baiklah, Nyonya. Akan langsung kukerjakan," jawab Jane lagi.

Itulah keseharian Jane, seorang wanita tiga puluh yang bekerja di sebuah kantor pemasaran. Padat. Satu kata itu yang sangat tepat menggambarkan keadaannya saat ini. Atau lebih tepatnya, setiap hari.

"Ayo Jane! Kita harus memulai rapatnya!"

"Segera datang, Pak!" Jane berlari sambil membawa berkas di tangan kanannya, tas berisi gulungan-gulungan di tangan kirinya dan kaca mata yang tergantung manis melindungi mata hazelnya.

"Kita mulai rapat hari ini."
***

Jane baru pulang lewat tengah malam, melewati jalanan yang nampak tertidur. Dengan langkah yang relatif cepat, Jane berusaha melewati setiap gang menuju rumahnya.

Untung saja ia sampai ke rumah dengan selamat. Ia memasuki rumahnya dan berendam sejenak, sebelum akhirnya menyerang kasur dengan ganas. Namun, di saat ia sedang mencoba menerobos ke alam mimpi, ia mendengar sesuatu.

"Apa itu?" Gumam Jane.

Ia percaya bahwa suara itu berasal dari dapur. Ia mulai menyibakkan selimutnya. Segenap pemikiran negatif menyusup dengan mudahnya.

Bagaimana kalau ada pencuri masuk?

Itulah yang ditakutkan oleh Jane. Dengan langkah kecil ia mulai mendekati gagang pintu. Ia masih ingat saat Rick, rekan kerjanya, menceritakan kejadian yang membuat Jane bergidik ngeri.

Rick berkata, kalau saat ini sedang banyak pencuri malam berkeliaran. Dan lebih parahnya, pencuri itu akan menyakiti si pemilik rumah dengan cara yang tak wajar, dan cenderung sadis.

Akhirnya terbukalah pintu kamar Jane. Jarak kamarnya dengan dapurnya tidaklah jauh, karena ia hanya tinggal di rumah kecil. Ia mencari-cari sesuatu yang biasanya ia siapkan di depan pintu kamar.

Ah, itu dia, batinnya.

Ia mengambil tongkat baseball yang terbuat dari logam. Jane memang sudah mengantisipasi ini sejak lama. Kata-kata Rick selalu terngiang di benaknya.

"Hati-hatilah Jane. Mereka kerap kali mengincar seorang wanita kantoran yang selalu pulang larut malam. Oh ya, dan yang tinggal sendirian." Kata-kata itulah yang berputar setiap kali Jane paranoid.

Namun, ia tetap harus berani. Jadi disinilah dia, di depan pintu dapur.

BRUKKK

Terdengar suara sesuatu seperti kotak sereal jatuh dari dalam sana.

Oh sial! Koko Branch ku! Erang Jane dalam hati.

Ia harus segera memasuki dapurnya dan mengetahui apa yang ada di dalamnya. Jadi ia menggerakan tangannya untuk membuka pintu dan ....

"Apa itu?!" Jerit Jane saat mengetahui bahwa yang ia pergoki bukanlah manusia.

Makhluk itu adalah suatu bola cahaya yang sebesar bola baseball. Jane berpikir sejenak. Apa apaan itu?

Akhirnya, Jane berlari ke arah sang bola cahaya dan memukulnya. Makhluk itu terjembab ke belakang, dan langsung kabur menerobos Jane. Jane mengejarnya. Hingga sampai di kamar mandinya. Ia yakin bahwa makhluk itu pergi ke sini. Namun kemana perginya?

Perlahan, Jane mendongak ke atas dan mengetahui bahwa ada seutas tali  tergantung dan terdapat simpul di ujungnya, membentuk suatu lubang.

Jane terbengong sebelum akhirnya tersenyum pahit.

Sudah waktunya.
Terima kasih untuk peringatannya, Wahai arwah.
Aku harus pergi sekarang.
Meninggalkan hingar-bingar kota dan pusingnya pekerjaan dan tumpukan berkas.
Tali yang indah.
*

Flash Fiction Collection [Event 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang