Hubungan Antara Aku dan Bulan Sabit.

19 3 0
                                    

Judul: Hubungan antara Aku dan Bulan Sabit.
Genre: Romance.
Penulis: Abduleee.

Aku menatap langit malam yang indah, yang membuat perasaanku menjadi sedikit lebih tenang. Di saat ini, aku sangat merindukanmu dan ingin bertemu denganmu. Disaat semua orang telah menuju ke dunia mimpi, hanya aku sendirlah yang berjalan di tengah keheningan larut malam.

"Jadwal operasiku ternyata hari ini, ay."

SMS terakhir darinya yang dikirim padaku 6 jam yang lalu sebelum akhirnya kamu menghilang tanpa kabar. Apa yang sedang dia lakukan sekarang? Apa dia sudah makan? Apa dia baik-baik saja? Stidaknya telepon aku walau sebentar saja.

Sebenarnya aku mengerti dengan keadaannya. Tapi kesendirian ini begitu mencekam. Ingin rasanya menghampirimu yang sekarang mungkin sedang terbaring lemah dalam ruang operasi. Aku memandang bulan sabit yang terukir indah di langit malam hari ini.

Berjalan tanpa arah dan tujuan. Tanpa sadar langkah kakiku membawaku ke taman kota yang sering ku kunjungi. Dan aku tetap memandang langit malam yang bagaikan keindahan alam yang sangat jarang ditemui.

Terkadang aku iri dengan bulan itu. Ia bahkan tak pernah merasakan kesepian. Bintang selalu hadir menemaninya. Bintang selalu ada untuknya. Bahkan bintang tak pernah meninggalkannya dan tetap menerima keadaan bulan yang hanya bisa memantulkan cahaya dari matahari.

Mungkin terkesan egois kalau aku berharap bisa seperti bulan itu. Dengan handphone yang terus berada dalam genggaman tanganku, aku memilih untuk duduk di atas ayunan yang ada di taman.

"Operasinya sudah dimulai, sayang?"

"Ay?"

"Kenapa nggak ngasih kabar?"

"Operasinya lancar nggak?"

"Ini sudah lebih dari 5 jam, ay."

Dan masih banyak lagi pesan yang ku kirim padanya.

Aku tidak pernah sekhawatir ini. Pasti dia akan memarahiku kalau tahu aku sepanik ini. Tapi bukan karena apa, aku hanya tidak mau kehilangan dia. Apa itu salah? Tapi kuharap semuanya akan baik-baik saja.

Suara jangkrik memecah keheningan pada malam hari itu. Bagaikan musik yang menemani diriku yang sepi sendiri. Berkali-kali aku menatap daftar telepon yang masuk. Berharap dia memanggilku untuk memberi kabar.

"Pokoknya aku nggak amau di operasi, ay. Aku nggak mau. Aku takut disuntik. Entar juga kalau aku dioperasi, aku nggak bisa main futsal lagi, ay."

"Nggak mau tau. Kamu harus operasi. Masalah futsal, kamu lebih milih futsal daripada diri kamu?"

"Aku sayang futsal dan juga kamu. Diri aku mah untuk apa disayang."

"Ya sudah, kita udahan ya. Kamu aja gabisa sayang sama diri kamu sendiri, gimana dengan orang lain?"

"Ya udah, iya-iya. Aku mau di operasi. Tapi nggak bisa main futsal dulu dong."

"Itu juga demi kebaikanmu."

"Iya deh. Tapi kalau operasinya lama bisa mati ya, ay?"

"Ish kamu kok mikir kek gitu."

"Soalnya aku takut operasinya gagal."

"Jangan takut, ay. Semangat ya. Kamu pasti bisa, karena kamu kuat."

"Hm iya deh, ay. Makasih ya, ay."

Sambil terus meng scroll up chat-ku dengannya, tak terasa air mataku mulai merembes keluar. Aku tidak mengerti mengapa aku bisa sesuka dan seserius ini kepadanya. Padahal pada awalnya aku tidak ingin serius.

"Bulan? Sampaikan salamku kepadanya. Sampaikan rasa sayangku ini. Aku merindukannya. Bahkan di saat ini pun ku ingin jumpa. Aku terus menunggunya. Berapapun banyaknya bintang di atas sana, tak akan ada yang bisa menenangkanku. Tak bisa jika itu bukan dia, satu-satunya bintangku. Kumohon sampaikan pesanku ini padanya," teriakku kepada bulan.

Aku tak tahu harus menunggu berapa lama lagi agar aku bisa bertemu dengannya. Apa aku harus menunggu disini saja sampai pagi? Rasanya aku tak ingin pulang ke rumah. Tak akan tenang sebelum aku melihatnya.

Aku pun melihat foto-fotonya yang tersimpan di galeri handphone-ku. "Aku akan menunggumu. Tak peduli berapapun lamanya. Bahkan sampai mengantukpun. Aku akan tetap disini."

Aku tersenyum melihat fotonya itu. Kemudian kembali memandang langit dimana bulan sabit terus terdiam dan menunggu awan di tempat itu. Ah hari yang melelahkan.
*

Flash Fiction Collection [Event 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang