Judul: Cinta dalam Diam.
Genre: Teen.
Penulis: Raisya.Bulir-bulir air di dahiku tumpah lebih banyak. Kurasakan peluh memenuhi seluruh tubuhku tatkala sosok tersebut berpindah dan tepat berdiri di sampingku. Hatiku menjerit, melonjak kegirangan. Mimpi apa aku semalam? pikirku.
Kurasakan degupan jantungku juga turut bertambah kencang. Sosok ini, dialah yang selalu kuperhatikan diam-diam selepas pulang sekolah. Sosok yang membuatku rela pulang terlambat hanya untuk memperhatikan senyumnya setelah pelajaran usai. Dialah sosok pria ini, pria yang tepat berdiri di sampingku, yang tengah mengebas-ebaskan topinya guna mengusir hawa panas.
Bahkan apapun yang dia lakukan selalu mengagumkan
Dan bagiku, satu-satunya yang kulihat sekarang adalah dia. Satu-satunya yang kuperhatikan dari sekian banyak siswa di lapangan ini adalah dia, pria itu. Kurasakan jantungku berdetak semakin kencang. Aku berusaha senormal mungkin bereaksi. Jadi pikiranku mulai melampau, mengingat-ingat seluruh kejadian pahit ketika menyukai pria ini.
Awalnya mungkin aku yang melihatnya, mulai mengagumi dan menyukainya. Namun secara bersamaan, aku merasa ia juga memperhatikanku dari kejauhan. Walaupun dia diam dan tak bergeming. Aku dapat melihat manik matanya yang selalu mengarah ke arahku.
Namun, semuanya hanya bualan. Secara bersamaan ia dekat dengan gadis lain dan aku mulai undur diri. Mulai menjauhi dan mengubur dalam-dalam semua perasaanku.
Tapi mengapa ia tetap melihatku, memperhatikanku? Setiap kali kami bertemu, manik mata indah itu mengarah ke arahku. Apakah ia merasa terganggu dengan kehadiranku? Kalau ia merasa terganggu, tentu dengan mudah ia akan mengabaikanku, bukan?
Tetapi mengapa?
Pertanyaan itu masih berputar di kepalaku tatkala mentari semakin beranjak tinggi, Keringat semakin banyak bercucuran walaupun aku sudah melepas topi upacaraku, berusaha mencari angin segar. Aku berharap pengumuman dari kepala sekolah segera berakhir sehingga aku bisa duduk mendinginkan diri di kelas.
Namun juga tak rela karena kesempatan seperti ini langka didapatkan.
Tentu saja. Pria ini berbeda kelas denganku. Bahkan aku tak yakin jika ia tahu namaku dan bodohnya diriku untuk menyukai seseorang yang mungkin sama sekali tidak sadar kalau aku ada, kalau aku menyukainya.
Pria di sampingku juga ikut mengebaskan tangannya. Aku mencuri pandang ke arahnya, berusaha melihat senyumnya walau hanya sekejap, tetapi ia menatap balik diriku yang membuatku terkesiap.
Sepertinya keringatku semakin banyak karena grogi.
Berusaha menyembunyikan rasa maluku, aku berpura-pura memperhatikan ucapan kepala sekolah. Sekalipun sejujurnya, aku merutuki tindakan bodohku barusan.
Bodoh, bodoh, bodoh, batinku dalam hati.
Ia pasti melihat jelas kalau aku memperhatikannya. Sekarang apa yang akan ia lakukan? Berpindah tempat? Menjauhiku karena merasa risih?
Ah, bodohnya. Sekali lagi aku merutuk.
Selama pikiranku masih berkelebat, aku tak sadar jika sosok itu tiba-tiba mengulurkan tangannya, membuatku bisa dengan jelas melihat kalau ia tengah menyodorkan beberapa lembar tissue ke arahku.
DIA MENAWARIKU TISSUE.
“Nih, dapet dari temen. Kayaknya lo kepanasan banget,” ucapnya. Kini manik matanya benar-benar menatap mataku. Jantungku kembali berdetak kencang. Kurasakan tatapannya hangat, indah, dan membuai.
Sampai-sampai aku tak sadar jika aku telah menatapnya lama. Pria itu tertawa,
“Lo anak kelas sebelah, kan?”
Berusaha tenang, aku mengangguk tanpa suara. Sesungguhnya hatiku tengah melonjak kegirangan.
Pria itu tersenyum simpul. Kini satu-satunya hal yang membuatku percaya kalau ia juga memperhatikanku adalah kata-kata ini, kalau ia mungkin menaruh rasa yang sama, kalau ia mungkin juga menyukaiku.
“Nama lo siapa?”
Sebelum aku sempat menjawab, ia kembali menyahut sembari menggaruk tengkuknya.
“Sebenernya basa-basi doang sih, hehe. Nama lo Freya, kan? Anak 11 MIPA 5? Gue sering merhatiin elo,” katanya sembari tersenyum.
Aku mengangguk sekali lagi, namun lebih bersemangat.
“Iya, gue Freya. Salam kenal...,” kataku sembari mengulurkan tangan.
“Adi.”
Pria itu terlihat sedikit terkejut saat aku tahu namanya,namun segera tersenyum setelah aku berkata, “gue juga sering merhatiin elo.”
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Flash Fiction Collection [Event 2]
Short Story"Kamu suka permen atau coklat?" "Ga suka keduanya!" "Pasti kamu suka ini." "Apa tuh?" "Ini loh, kumpulan cerita singkat event kedua Wattpadesurd. Baca kuy." "Kuy lah." New! Ini dia gabungan cerita singkat antarpenulis dari beberapa genre yang dikema...