Rejection

29K 1.2K 52
                                    

Heyhooo sebelum kita lanjut lagi ke dalam ceritanya disini aku mau ngucapin banyak terimakasih banget buat kalian ya masih stay dan mau relain waktunya buat baca cerita aku disini😘😘😘 yang rela banget nuangin komentar yang bikin aku lebih semangat lagi buat lanjutin cerita ini, ya walaupun cerita nya sedikit ngaco ya😂 tapi aku berusaha biar cerita ini lebih menarik lagi. Sekali lagi makasih banyak😘 kecup dulu😄😄

Oke itu aja yang bisa aku ucapin.
Selamat membaca😊

Cekidottssss...













Jumat, 09.00 wib.

Vivi hari ini telah berada di rumah sakit, tadi pagi alvin sang kekasih menjemputnya seperti biasa. pagi ini vivi berniat untuk tidak memikirkan sosok deril lagi, ia harus fokus dengan kerjaannya dan kepada alvin. Dan jika ia bertemu dengan deril, vivi sudah menyiapkan strategi nya itu, ia akan mencuekan deril dan takkan berlebihan kepada deril.

Hari ini beberapa pasien yang harus ia tangani.
Ia melangkah menuju kamar melati 03. Tangannya di penuhi beberapa obat yang harus ia berikan kepada pasiennya itu.

" eh sus, mau cek keadaan ya?" Tanya salah satu seorang ibu separuh baya saat vivi memasuki kamar melati 03. Vivi menatap kearah pasien yang masih berbaring lemah dan hanya tersenyum kepada vivi.

Vivi tersenyum sangat sopan " bukan bu, saya kesini cuma mengantarkan obat vitamin ini saja. Ini di minum saat sesudah makan ya bu" ucap Vivi dengan lembut dan menyodorkan 2 bungkus obat vitamin kepada seorang ibu itu.

"Oh dikira mau di cek sus, iyah sus saya mengerti" ucap Ibu itu dengan kekehan manisnya.

" hehehe engga ko bu, kalau di cek palingan nanti sama dokter teddy. " ucap Vivi tersenyum Iringan kekehan manisnya itu.

" oh gitu ya sus, yasudah baik sus terimakasih ya sus" ucap ibu itu dengan senyuman manisnya.

" iyah bu, cepet sembuh ya pak. Obatnya jangan lupa di minum" ucap Vivi yang memberi semangat kepada pasien nya itu yang sedari tadi hanya terdiam dan tersenyum saja.

Pasien nya itu hanya mengangguk dan tersenyum, wajahnya sangat pucat sekali. Vivi pun segera permisi keluar dan memberikan obat vitamin kepada pasiennya selanjutnya.

****
Unpad, 12.00 wib.

Deril baru saja keluar dari kelasnya hari ini, ia segera bergegas mencari sosok seseorang yang ia cari-cari tadi pagi.
Langkah tak henti untuk terus melangkah, matanya ia lebar-lebarkan untuk menatap jeli setiap inci kampus ini

" der gawat der" ucap Davi yang tiba-tiba datang dan menepuk pundak deril dengan ngos-ngosan.

Deril sedikit tersentak kaget saat davi menepuk pundaknya itu " gawat apaan?" Tanya Deril yang mengerutkan keningnya tak mengerti.

Davi mengatur nafasnya sejenak, keringat dingin bercucuran di dahinya itu " itu der...

" eh dian!" Celah deril saat melihat dian yang melewat tepat di belakang davi. Derik tak memperdulikkan ucapan davi, ia segera melangkah mendekat kearah dian. Davi hanya melongo saat melihat deril yang malah meninggalkan dirinya tanpa permisi

Dian yang merasa namanya di panggil itu pun segera menoleh kearah deril. Kerutan di keningnya tercetak sangat jelas.
" eh-der ada apa?" Tanya Dian yang salah tingkah saat melihat deril yang tersenyum kearahnya.

" ian? Vivi masuk ga hari ini? Ko gue ga liat dia ya?" Tanya Deril dengan wajah penuh keseriusannya itu.

" dia ga masuk der, dia sibuk di rumah sakit katanya si gitu. " ucap Dian yang tersenyum lebar memamerkan kemanisannya itu.

Berawal Dari Pertunangan 2 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang