Decision

31.6K 1.3K 56
                                    

Haii haiiii.....
Ketemu lagii😄😄😄😄
Maaf ya udah lama ngeposttt nih😂😂😂
Tapi masih ada kah yang nunggu cerita ini?
Makasih ya buat yang udah nunggu cerita ini ya walaupun vote dan commenannya sedikit merosot itu ga masalah ko yang penting masih ada yang mau baca😘 makasih ya buat yang masih dukung cerita ini.
Aku sayang kalian deh pokonya😍😂😂

Yawdah langsung aja ya, cekidottttssssssssss....
























Setelah vivi mengambil barang-barang miliknya dan menggunakan jaket yang sempat ia bawa, ia pun segera menghampiri deril yang sudah menunggunya di dalam mobil.

Saat ia berjalan di lorong rumah sakit, tiba-tiba bahunya di tarik kearah belakang.
" aku nyariin kamu vi!"Ucap Seseorang yang menarik vivi hingga membalik kearahnya.

"Alvin" pekiknya tertahan. Vivi tersentak kaget saat melihat alvin yang berada di hadapannya kali ini.

" kamu kemana aja tadi rineyka? Aku cariin kamu di kampus tapi kamu gada!" Ucap Alvin yang terlihat khawatir dan memegang pundak vivi.

Vivi terdiam, ia menatap alvin dalam-dalam. Hatinya berkecamuk di dalam sana, apa alvin bertemu dengan deril di parkiran? Bagaimana dengan ajakan deril jika ada alvin seperti ini?.

" vi!" Tegur alvin yang mengguncangkan bahu vivi agar vivi tersadar dari lamunannya.

Vivi tersadar, ia menelan silivanya dengan susah payah " aku... aku tadi ada pasien kecelakaan vin, aku harus tanganin operasi tadi. Maka dari itu aku ngedadak kesini. " ucap vivi yang menyelipkan anak rambutnya dengan kaku.

Terlihat alvin menghela nafas panjangnya, kekhawatiran yang sempat melanda dirinya kini perlahan menghilang.
" pantes, terus sekarang udah?" Tanya Alvin masih dengan nada seriusnya itu.

" u-udah ko" ucap Vivi yang masih gugup harus menjawab apa sekarang.

" yawdah aku anterin kamu pulang ya, tapi aku mau kita ke farmhouse dulu. Aku tagih janji kamu " ucap Alvin dengan senyuman manis nya itu dan menarik tangan vivi.

" vin, tapi.." ucap Vivi menggantung dan menahan tarikan alvin dengan penuh kebimbangan. Vivi bingung harus bagaimana saat ini, di sisi lain ada deril yang sudah menunggu dirinya di parkiran sedari tadi. Dan disini ada alvin pula yang menagih janjinya 2 hari yang lalu.

" kenapa? Ada pasien lagi?" Tanya Alvin dengan kerutan di keningnya.

Aduh gimana ini? Batin vivi bergeming di dalam sana. Vivi merasa dirinya berada di ambang keputusan. Ia bingung harus memilih siapa di antara deril dan alvin.

" bu-bukan" ucap Vivi gelagapan. Vivi lagi-lagi menampilkan ekspresi kegugupannya itu.

" terus kenapa? Gada uang? Aku ga minta kamu buat telaktir aku ko. Aku yang telaktir hari ini" Ucap Alvin dengan kekehan manisnya itu dan menggenggam tangan vivi dengan erat.

Vivi menggaruk telengkuknya yang tidak gatal. Ia bingung harus bagaimana sekarang.
Gimana ini? Aduh deril di mobil lagi. Batinnya kebingungan di dalam sana. Vivi menggigit bibir bawahnya, ia berfikira bagaimana keputusan siapa yang harus ia pilih.

" udah ayo" ucap Alvin yang menarik tangan vivi dengan lembut dan segera bergegas keluar dari rumah sakit.
Hati vivi sedikit tak karuan, ia terus terdiam di belakang alvin. Ia tak mungkin menolak apapun perkataan kekasihnya itu, kini alvin lah kekasihnya bukan deril.
Dengan berat hati vivi melangkah mengikuti alvin, perasaannya sangat tidak enak. Bahkan ia terus kefikiran deril.

Saat mereka melewati parkiran, vivi mencuri-curi pandang mencari mobil deril. Ia melebarkan pupilnya mencari batang hidung deril.
Tapi pencariannya nihil, ia tak menemukan mobil deril di sekitaran parkiran ini. Memang seingat vivi tadi deril memarkirkan mobilnya bukan di tempat ini.

Berawal Dari Pertunangan 2 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang